Arsyila Maharani harus terpaksa melalui hari- hari yang sulit, hanya karena sebuah kesalahan satu malam yang di luar kendalinya.
Arsyila menjadi korban dari bos tempat Ia bekerja yang pada saat itu sedang terpuruk, kehilangan mahkota yang sangat berarti dua hari sebelum pernikahan mereka.
Mampukah Arsyila melalui hari- harinya ke depan, bukan hanya masalah dari keluarga nya dan juga masyarakat yang memandang dirinya hina.
Bagaimana Ia menghilangkan rasa trauma berat dalam hidupnya, apakah ada cinta tulus yang akhirnya menghampiri nya. Yuk simak kelanjutan nya disini....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💘 Nayla Ais 💘, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penokohan
Brakk
Pintu ruangan terbuka begitu keras, seorang wanita dengan pakaian kurang bahan masuk begitu saja dengan wajah penuh emosi.
Di belakangnya di ikuti seorang wanita cantik yang juga melangkah tergesa-gesa, Ia langsung menundukkan kepala seraya meminta maaf.
" Maaf Tuan, saya sudah berusaha melarang nya tapi Nona ini bersikeras ingin menemui Tuan. "
Arkan mengangkat satu tangannya sebagai tanda kalau Ia tidak mempermasalahkan hal itu. Pria itu pun meminta asisten pribadinya untuk meninggalkan mereka berdua saja di ruangan itu.
" Mana janji mu Arkan, kata mu akan membuatnya bertanggung jawab dengan kondisi ku saat ini. Ini sudah hampir tiga bulan Arkan, apa kamu ingin kehamilan ku ini semakin membesar atau nunggu aku melahirkan terlebih dahulu baru dia kembali. "
Arkan yang memang punya banyak kesibukan pagi itu langsung meraih ponsel nya, Ia hanya ingin pembawa masalah itu secepatnya keluar dari ruangannya.
Setelah beberapa kali melakukan panggilan akhirnya panggilan pun tersambung.
" Akhirnya tersambung juga, kamu kemana saja Varo. Dengarkan aku baik- baik, cepat kembali atau kamu akan menyesali semuanya nanti. "
" Hei ada apa, setidaknya jelaskan dulu ada apa. Aku tidak bisa pergi begitu saja, pekerjaan ku disini......
" Pesan tiket sekarang juga, kalau perlu ambil penerbangan pagi ini juga. "
Arkan sengaja menggunakan pengeras suara agar wanita di depan nya mendengarkan nya secara langsung.
ALVARO MAHENDRA
Alvaro ketika usai menerima telpon dari Arkan.
" Sial, ada masalah apa sih sebenernya. Jo, apa yang terjadi. Selama beberapa hari ini kamu tidak memberi laporan apapun padaku. "
" Maaf Tuan. " Jo menyerahkan ponsel miliknya ke tangan Alvaro dan pria itu pun menerima nya.
Matanya memicing memastikan apa yang di lihatnya tidak salah.
" Benar Tuan, nona itu adalah salah satu wanita...
" Apa itu DIA. "
" Bukan Tuan. "
Jo menggeleng karena faham apa yang di maksud Tuanya, Alvaro emosi karena merasa ada yang ingin mempermainkan nya.
" Rupanya ada anak kelinci yang ingin bermain- main dengan ku ya. " Wajahnya menyeringai jahat di sertai senyuman sinis.
" Baiklah Jo, lakukan apa yang harus kamu lakukan. "
Sekertaris Jo mengangguk lalu bergegas keluar dari ruangan untuk melakukan tugas yang di perintahkan atasannya.
***
Di Jakarta Clara tersenyum penuh kemenangan, akhirnya Ia bisa mendapatkan apa yang di inginkan nya selama ini.
CLARA ANASTASIA
Wanita yang sudah sejak lama menaruh hati pada sang casanova, tidak peduli bagaimana agar bisa mencapai keinginan nya hingga menghalalkan segala cara.
" Akhirnya kita akan bersama Varo, banyak kumbang yang menggilai mu tapi akulah pemenangnya. Tidak sia- sia aku memanjat, toh hasilnya adalah dirimu sayang. "
Clara mengusap layar ponsel nya yang ternyata wallpaper nya adalah foto sang pujaan hati.
***
Pagi hari di dapur Lastri tengah sibuk menyiapkan sarapan, keduanya sudah berbagi tugas dan sudah di sepakati bersama.
Larissa sendiri bertugas memastikan seluruh bagian hunian dua lantai itu bersih dari debu ataupun yang lain.
" Biar Arsy saja Bude. "
Arsy ingin membantu pekerjaan rumah namun Lastri melarang nya karena takut pada si empunya rumah.
" Bude, aku bosan hanya duduk saja. Padahal aku juga sama seperti Bude dan juga Rissa disini. Sama-sama pelayan, masa aku kerjanya tidur dan makan saja, lalu tiap bulan gajian, apa namanya kalau begitu, aku makan gaji buta dong Bude. "
Lastri tertawa kecil melihat wajah keponakan cantik nya itu cemberut.
" Kamu ini, beban mu itu justru lebih berat dari kami berdua. Kesana- kemari bawa itu- tu, belum lagi kalau nanti mood nya buruk, tidur pun tidak akan nyenyak, makan juga tidak enak. Sudahlah, nikmati saja apa yang ada, jangan suka ngeluh. "
Dari lantai atas seorang tersenyum senang melihat perdebatan lucu kedua wanita itu.
ARKAN MAHENDRA
" Kenapa malah terlihat menggemaskan begitu. " Gumamnya pelan.
Lastri sontak menoleh saat mendengar bunyi langkah kaki mendekat, seperti biasa wanita itu mengangguk hormat.
" Silahkan Tuan, sarapan nya sudah siap. "
Arkan mengangguk pelan lalu menarik kursi yang akan Ia duduki, sarapan dalam diam meskipun Ia sadar ada yang memperhatikan nya sejak tadi.
" T- Tuan. "
Arsy bergerak cepat menyusul langkah Arkan, pria itu menoleh dan nampak sedikit panik.
" Diam disana. " Suara bariton itu mengejutkan semua penghuni rumah bahkan Larissa yang masih berada di belakang pun ikut berlari ke dalam rumah.
ARSYLA MAHARANI
" Kenapa harus jalan cepat- cepat seperti itu Arsy, kalau kamu kesandung lalu jatuh bagaimana, bukankah itu akan membuat kalian berdua dalam bahaya. "
Arsy terkejut mendengar ucapan Tuannya yang terdengar begitu peduli padanya, bukan hanya Arsy saja. Di dapur Larissa sampai melongo karena ikut terkejut, Lastri justru merasa lucu melihat ekspresi sabahat keponakan nya itu dengan isengnya wanita itu membekap mulut itu dengan satu tangan.
" Sttt, kenapa itu mulut, apa nggak malu. "
Larissa lagi- lagi menyengir, namun kemudian merangkul pundak Lastri, wajahnya berbinar- binar menatap kearah sahabat nya.
" Lihatlah Bude, mereka sweet banget, sudah kayak pasangan beneran. Duh hatiku meleleh, kapan ya Bude aku dapat yang seperti itu, aku juga mau. "
Plakk~~
Gadis cantik itu mengelus lengan nya akibat tepukan keras Bude Lastri.
" Usaha keras dan banyak- banyak berdoa. Kamu cantik dan juga baik, pasti kamu pun akan mendapatkan yang terbaik. "
" Aamiin. " Larissa langsung mengaminkan ucapan Lastri.
" Ayo buruan pergi, masih banyak pekerjaan yang belum selesai kan, jangan ganggu mereka. "
Lastri menarik pelan tangan Larissa agar menjauh. Takut keberadaan nya ketahuan oleh si empunya rumah. Kemungkinan akan terkena masalah pasti ada, ya meskipun majikan mereka yang terlihat baik dimata mereka.
" Saya tidak lari Tuan, hanya jalan cepat sih. Sebenarnya saya hanya ingin bicara Tuan. "
Arkan melirik penunjuk waktu di pergelangan tangannya, sebenarnya sudah mepet tapi entah mengapa Ia pun tidak tega menolak.
" Ah iya, sini duduk dulu. "
Arkan membimbing Arsy untuk duduk di sofa dengan hati- hati, Ia merogoh ponsel nya lalu mengetik beberapa pesan dan mengirim nya pada seseorang.
Setelah itu Ia pun tersenyum sembari menunggu apa yang akan di katakan oleh wanita cantik di depannya.
" Tuan, boleh kah saya ikut bekerja...
" Tidak !!
Tubuh Arsy bergetar karena terkejut mendengar suara pria di depan nya, wajahnya yang tadi ceria mendadak suram.
Arkan yang menyadari perubahan raut wajah Arsy pun sedikit menyesal, tidak seharusnya Ia berbicara keras seperti tadi. Jawaban nya yang reflek terdengar seperti bentakkan keras.
" Maaf Tuan, saya hanya bosan saja di rumah, tidak di ijinkan mengerjakan apapun oleh Bude dan Larissa. "
" Lalu mau mu, apa aku harus mengembalikan mereka berdua ke kampung halaman kalian. "
Bagaikan bunyi petir di telinga Arsy, wanita yang tadinya menunduk kini mengangkat wajahnya. Ia menatap wajah tampan di depan nya, memastikan apa yang di dengar nya itu benar.
Ekspresi nya justru terlihat menggemaskan dimata Arkan, ingin hati menyentuh wajah cantik itu namun apalah daya.
lope lope dah pokoknya ini mah cantik habis othor. next visual yang lain ya jangan lupa wiliam juga oke