Suatu ketika, seorang gadis menerima ajakan untuk pindah dan tinggal di suatu negara perantauan Pamannya dan gadis cantik itu mulai bekerja di negara asing itu sebagai seorang pengawal. Ia merasa bahagia karena bisa tinggal di negara idolanya sendiri.
Tak berhenti hanya di situ, si gadis merasa semakin bahagia saat mendapati kenyataan bahwa dirinya akan bekerja untuk mengawal idolanya sendiri. Hingga suatu hari, kebahagiaannya memuncak bersamaan dengan rasa bingung dan terkejut saat idolanya melamar dirinya di depan para reporter di suatu acara yang besar.
Gadis itu merasa sangat bahagia hingga merasa hidup dalam mimpi. Namun, apakah gadis itu akan bahagia selamanya atau kebahagiaannya akan menjadi sirna? Atau mungkinkah hidup yang bagai mimpi indah itu ternyata berakhir dengan mimpi buruk hingga membangunkannya ke kenyataan pahit? Bagaimana kisah selengkapnya? Baca dan ikuti terus kisahnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilawrsmr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32 - Khawatir.
Keesokan harinya.
Saat Luna bersiap untuk olahraga pagi karena libur dari jadwal kerja, ponsel miliknya berdering menandakan panggilan masuk. Gadis itu langsung menerima panggilan tersebut setelah melihat nomor dan nama kontak yang menghubunginya.
"Yeoboseyo, Lucca. Bagaimana keadaanmu saat ini?"
"Luna seonbae, aku sudah lebih baik dan sekarang ada di dekat rumahmu. Apa aku bisa bertemu denganmu?"
"Tentu saja, bisa. Kebetulan aku memang ingin ke luar. Aku akan datang menemuimu, kau sedang berada di mana?"
"Aku ada di depan minimarket dekat rumahmu, Luna seonbae. Aku akan menunggumu di sini."
"Baiklah, aku akan segera ke sana. Kau tunggu saja."
Luna pun segera beranjak ke luar rumah dan menuju ke minimarket sambil melakukan lari pagi. Sampai di sana, Luna melihat Lucca yang sedang duduk di kursi yang tersedia di depan minimarket dengan minuman pereda mabuk yang ada di atas meja.
"Lucca, apa kau sungguh baik-baik saja? Kenapa masih minum minuman pereda mabuk? Apa kau masih merasa pengar?" tanya Luna yang langsung menghampiri Lucca di sana.
"Luna Seonbae, aku sungguh baik-baik saja. Aku hanya ingin memastikan mabuknya hilang sepenuhnya karena itulah aku minum minuman pereda mabuk lagi. Duduklah, Luna Seonbae. Aku sudah membelikan susu stoberi untukmu," jelas Lucca
"Padahal kau tidak perlu repot-repot membelikan sesuatu untukku, tapi akan kuterima. Terima kasih," ucap Luna
"Tidak masalah, Luna Seonbae. Aku ingin minta maaf soal semalam,"sahut Lucca
"Apa itu artinya kau sudah menyadari kesalahanmu?" tanya Luna
"Ya. Seharusnya aku tidak minum alkohol karena kau bilang itu tidak baik untuk kesehatan dan akan menyebabkan kecanduan. Aku menyesal karena telah melupakan perkataanmu dan tahu salah," ungkap Lucca
"Kesalahanmu bukan hanya itu. Yang kumaksud adalah kau mabuk dan minum bersama tuan Baek. Sebenarnya bagaimana kau bisa ada di sana dan bertemu dengannya?" tanya Luna
"Semalam aku memang berada di sekitar sana saat jalan-jalan malam dan kebetulan bertemu dengan tuan Baek, lalu mengajaknya bicara hingga akhirnya makan bersama. Setelah makan, kami memutuskan untuk minum bersama. Awalnya aku hanya ingin minum sedikit karena tidak enak hati menolak tawarannya, tapi tuan Baek terus menuangkan minuman ke gelasku hingga mau tak mau aku terus meminumnya," jelas Lucca
"Aku sangat terkejut saat mendengar suaramu di telepon, kau yang biasanya memanggilku dengan sebutan seonbae tiba-tiba saja memanggilku noona. Saat itulah aku langsung bisa menebak kalau kau sedang mabuk. Tak hanya itu saat aku datang ke tempatmu semalam, kau juga memanggil tuan Baek dengan sebutan hyeong. Kebiasaanmu saat mabuk yang mengubah cara bicaramu menjadi santai pada semua orang itu harus dihilangkan," ucap Luna
"Aku bersalah, Luna Seonbae. Aku akan ingat untuk tidak minum alkohol lagi, meski pun aku juga tidak bisa berjanji untuk itu. Apa kau marah padaku?" tanya Lucca
"Tentu saja, aku marah. Kau sudah membuatku khawatir," jawab Luna
"Luna Seonbae, kau khawatir padaku atau pada tuan Baek?" tanya Lucca
"Aku khawatir pada kalian berdua. Pokoknya jika ada kesempatan bertemu lagi, kau harus minta maaf pada tuan Baek dan berterima kasih pada tuan Lee yang sudah bersedia memberi tumpangan untuk mengantarmu pulang. Harus ada kesempatan untuk itu," jelas Luna
"Aku mengerti, Luna Seonbae," kata Lucca
"Sudah kuduga, sebenarnya apa yang kuharapkan? Luna seonbae susah pasti menganggapku sama dengan orang lainnya tanpa membeda-bedakan. Selain ada tuan Baek, semalam tuan Lee juga datang. Sepertinya jika ada anggota AVIOR, siapa pun orangnya, aku pasti tidak akan bisa masuk di antara mereka. Tidak, meski pun hanya Luna seonbae seorang diri, aku pun tidak akan mungkin bisa masuk ke dalam hatinya. Aku tidak boleh mengharapkan apa pun dan sudah harus puas dengan hubungan kami sekarang meski pun hanya sebatas junior dan senior rekan kerja," sambung Lucca yang bergumam di dalam hati dengan ingatan jelas tentang yang terjadi semalam meski pun mabuk.
"Lucca, aku memang marah karena khawatir padamu, tapi bukan berarti aku sampai benci padamu ... " ucap Luna
"Aku senang mendengarnya. Aku tidak akan mengulangi kesalahan semalam," kata Lucca
"Itu bagus," sahut Luna seraya mengacak pelan rambut Lucca.
Lucca pun tersenyum senang dan merasa puas dengan perlakuan yang diterima dari senior cantiknya. Luna pun meminum susu stroberi pemberian dari juniornya.
Di sisi lain, Baek Jericho sedang merutuki dirinya sendiri karena telah melanggar janjinya sendiri dengan mengulangi kesalahan minum alkohol dan mabuk lagi. Tak seperti sebelumnya, kali ini idol lelaki itu dapat mengingat semua kejadian semalam hingga merasa menyesal karena telah kembali memperlihatkan kebiasaan buruknya yang mabuk di hadapan Luna padahal sebelumnya sudah pernah berjanji untuk tidak mengulanginya di hadapan gadis pengawal itu.
Baek Jericho pun meraih ponsel miliknya untuk menghubungi seseorang.
"Yeoboseyo, Luna?"
"Yeoboseyo, tuan Baek. Bagaimana keadaan anda saat ini?"
"Aku baik-baik saja dan ingin bertemu denganmu. Apa kau punya waktu sekarang?"
"Ya, anda ingin bertemu di mana, tuan Baek?"
Setelah janji ingin bertemu, Baek Jericho pun menemui Luna yang saat itu masih bersama dengan Lucca.
"Selamat pagi, Tuan Baek. Mohon maaf karena kami menemui Anda dengan pakaian santai seperti ini," ucap Luna
"Tidak masalah, Luna. Aku juga mengerti kalau kalian tidak bisa selalu memakai pakaian formal di saat luang seperti ini. Lalu, senang bertemu denganmu lagi, Lucca," ujar Jericho
"Senang juga bertemu dengan Anda, Tuan Baek. Saya mohon maaf pada Anda atas kejadian semalam," kata Lucca sambil membungkuk kecil.
"Semalam itu bukan kesalahanmu karena kita mabuk bersama, Lucca. Tidak perlu terlalu dipikirkan," sahut Jericho
"Saya merasa khawatir karena setelah kalian berdua mabuk semalam, kalian berdua sama-sama meminta untuk bertemu sejak pagi seperti ini," ujar Luna
"Kau khawatir dengan siapa, Luna?" tanya Jericho
"Kalian berdua, tentu saja. Anda dan Lucca," jawab Luna
"Aku ingin berterima kasih sekaligus minta maaf padamu, Luna. Padahal sebelumnya aku sudah berjanji untuk tidak minum alkohol atau mabuk lagi, tapi aku melanggar janjiku sendiri. Aku sudah mempermalukan diriku sendiri lagi di hadapanmu," ucap Jericho
"Anda tidak perlu sampai seperti itu, Tuan Baek. Anda tidak perlu bilang terima kasih karena semalam yang datang menjemput Anda adalah tuan Lee, saya hanya kebetulan bertemu karena datang menjemput Lucca meski pun akhirnya saya ikut membantu mengantar Anda pulang ke rumah. Anda juga tidak perlu bilang maaf karena yang penting adalah Anda baik-baik saja," ujar Luna
"Tetap saja aku harus menyampaikan hal ini padamu karena kau juga ada di sana semalam," kata Jericho
Setelah itu mereka bertiga memutuskan untuk pergi makan bersama.