NovelToon NovelToon
Di Jodohkan Dengan Polisi

Di Jodohkan Dengan Polisi

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:24M
Nilai: 4.8
Nama Author: Natalia Okan

Devanya Putri Erlangga adalah putri dari pengusaha kaya yang bernama Danu Erlangga. Saat ini dia masih kuliah semester lima dan dia sangat populer di Kampusnya karena kepintaran dan kecantikannya. Namun dia tidak mengetahui jika dirinya adalah anak dari istri kedua Danu Erlangga.Orangtuanya merahasiakan itu darinya.Hingga ibunya meninggal dan papanya pun kembali tinggal dengan istri pertamanya di Kota lain.Karena merasa papanya sudah tidak sayang lagi, Devanya pun berubah drastis.Dia tidak lagi fokus dengan kuliahnya, hari-hari di laluinya dengan bersenang-senang dengan pacar dan juga sahabatnya.Setiap malam mereka selalu pergi ke Club dan menghabiskan waktu di sana.Sehingga papanya pun tidak tau lagi bagaimana cara mendidik anak gadisnya tersebut, hingga akhirnya diapun di jodohkan dengan anak pembantunya yang seorang polisi. Penasaran?? baca yuk...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Natalia Okan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26

Anya menatap laki-laki di sampingnya dengan penuh tanya.

'Siapa laki-laki ini? aku sungguh tidak mengenalnya. Tapi kenapa dia membayar belanjaan ku?'

"Mbak Anya, ini barangnya.. " kasir itu menyerahkan 5 buah paperbag besar ke tangan Anya.

"Makasih mbak.."

Ketika Anya berbalik badan, ternyata laki-laki itu sudah pergi meninggalkannya. Seketika mata Anya nanar mencari keberadaan laki-laki itu.

'Kemana perginya? kok cepat amat ngilangnya?'

Anya mengarahkan pandangannya kian kemari mencari sosok laki-laki yang telah menolongnya itu, hingga tak lama kemudian dia melihat laki-laki itu berjalan dengan seorang temannya menuju area perkantoran yang berada di mall itu. Dengan cepat Anya pun mengejarnya. Tapi sayangnya laki-laki itu keburu masuk ke dalam ruangan.

'Ngapain tu orang masuk ke sana? terus gua mesti gimana, tungguin apa nggak ya? gua nggak mau punya hutang sama orang yang nggak gua kenal'

Akhirnya Anya memutuskan untuk menunggu. Karena di sana tidak ada tempat duduk, Anya terpaksa harus berdiri sambil menyandarkan tubuhnya ke dinding.

'Meysa ma Adel mana sih? tega banget ninggalin gua sendiri'

Laki-laki itu bernama Raka Wijaya. Dia adalah anak pertama dari Bagaskara Wijaya pemilik Mall W yang sering mereka kunjungi. Selama ini Raka menetap di London karena dia juga berbisnis di sana. Tapi belakangan ini papanya sering sakit-sakitan sehingga tidak mampu lagi untuk mengurus perusahaannya, hingga papanya meminta Raka kembali ke Indonesia. Papa Raka dan juga papa Meysa beradik kakak, dan selama ini Meysa tidak pernah cerita tentang keluarganya kepada sahabatnya itu. Meysa hanya bilang jika keluarganya menetap di London.

Meysa ternyata sangat dekat dengan Raka, dia sering berbagi cerita dengan kakaknya itu. Tak terkecuali tentang Anya. Dan ketika Niko meninggalkan Anya, Meysa merasa sangat kasihan kepada sahabatnya itu, sehingga dia pun berkeinginan untuk menjodohkan kakaknya itu dengan sahabatnya.

Meysa sering mengirimkan foto-foto Anya kepada Raka, dan Raka pun sepertinya sangat tertarik untuk mengenal Anya lebih dekat lagi. Raka sepertinya juga tidak sabar ingin bertemu Anya secara langsung.

Semenjak Raka pindah ke Indonesia, Meysa selalu mencari cara supaya bisa mempertemukan keduanya. Namun Anya sangat sulit di ajak pergi. Dan hari ini Meysa pun berhasil membujuk Anya untuk pergi ke mall milik Raka tersebut. Kebetulan Raka juga berkantor di sana. Seperti pucuk di cinta ulam pun tiba, di saat Anya dalam kesulitan karna kartu debitnya bermasalah, Meysa pun memanfaatkan kesempatan itu untuk mempertemukan mereka berdua. Meysa langsung menelpon Raka untuk datang ke Butik dimana mereka berada, dan setelah itu Meysa beserta Adel langsung pergi meninggalkan mereka berdua. Namun pertemuan itu sangat singkat, karna Raka sudah di tunggu kliennya.

Sudah hampir satu jam Anya berdiri di dinding itu menunggu Raka keluar, namun laki-laki itu tak kunjung keluar juga. Keringat dingin mulai mengucur di keningnya, karna tiba-tiba dia merasakan sakit perut yang sangat hebat. Dan itu biasa di alaminya saat ingin datang bulan. Kaki Anya rasanya tidak mampu lagi untuk menyangga badannya, akhirnya dia pun terduduk di lantai sambil menahan sakit perutnya.

Namun tak lama kemudian dia melihat laki-laki yang sudah di tungguinya itu keluar dari ruangan bersama 2 orang lainnya. Mereka saling berjabat tangan, sepertinya baru selesai membuat suatu kesepakatan. Anya pun mengumpulkan tenaganya untuk segera berdiri dari duduknya.

"Terima kasih pak Raka, semoga kerja sama kita ini terjalin dengan baik.."

"Sama-sama pak.."

Dan setelah itu laki-laki itu pun pergi meninggalkan Raka.

'Raka?? apa dia yang di maksud Meysa? gua harus gimana ni, apa gua pergi aja ya?'

"Hey cantik, kamu ngapain di sini?" tanya Raka yang tiba-tiba sudah berdiri di samping Anya.

"Umm, saya.."

"Dia siapa pak, apa perlu saya mengusirnya pergi?" tanya seseorang yang ada di samping Raka. Dia adalah Dio asistennya Raka.

"Tidak perlu Yo, kamu boleh pergi sekarang.."

"Oke pak.." sahut Dio. Lalu Dio pun pergi meninggalkan Anya dan Raka.

"Ternyata dia sangat cantik" gumam Raka dalam hati.

"Ayo silahkan masuk.." ajak Raka kepada Anya.

"Tidak perlu pak, saya hanya ingin meminta nomor rekening bapak, karna saya akan membayar kembali uang bapak.."

"Hahaha.., kamu memanggilku bapak? apa aku terlihat sangat tua??"

"Emmm, tidak..! jawab Anya sambil menyunggingkan senyumnya.

"Nama ku Raka, panggil aja mas Raka.."

"Baiklah pak, ehh mas Raka. Sekarang tolong berikan no rekening mas Raka.."

"Tapi aku tidak bisa memberikan no rekeningku pada sembarang orang.." jawab Raka dengan senyum manisnya.

'Hello tuan, saya hanya meminta no rekening anda, bukan meminta no pin Atm anda"

"Terus bagaimana aku akan membayar kembali uang mas Raka??"

"Hmmm..., aku tidak memintamu membayarnya dengan uang. Karena aku memiliki banyak uang.." lagi dengan senyum manisnya.

"Dasar sombong..!'

"Terus dengan apa aku membayarnya??"

"Ikut aku..."

"Kemana??"

Raka lalu membawa Anya menuju sebuah Cafetaria yang berada di mall itu.

"Pertama-tama, temani dulu aku makan.."

"Ma'af mas, tapi aku harus segera pulang.." ucap Anya sambil menyeka keringatnya yang mengucur di keningnya. Sakit perutnya benar-benar sangat menyiksa.

"Apa kamu sakit??"

"Tidak, aku baik-baik saja.."

Walaupun Anya berbohong tapi Raka tau jika Anya sedang tidak baik-baik aja. Wajahnya terlihat pucat dengan keringat yang terus mengucur di keningnya.

"Baiklah, kalau gitu aku akan mengantarmu pulang.."

"Tidak perlu, aku bisa pulang sendiri.."

'Gua mau pulang pakai apa, gua nggak punya uang sepeserpun'

Raka menarik tangan Anya dan membawanya ke tempat parkiran. Lalu setelah itu Raka pun mengantar Anya pulang. Sepanjang perjalanan Anya hanya diam tanpa bicara sepatah katapun, dia terus memegangi perutnya yang sakit.

"Dimana rumahmu??"

"Rumah ku di komplek Cempaka nomor 25.." jawab Anya cepat.

'Gimana kalau mas Adit udah pulang duluan? dia pasti bakal marahin gua'

Tak lama kemudian Raka menghentikan mobilnya di depan rumah Anya.

"Anya..."

"Iya.."

"Berikan no hp mu.." ucap Raka sambil menyodorkan ponselnya ke tangan Anya.

Dengan terpaksa Anya mengetik no hp nya di ponsel Raka. Lalu menyerahkan kembali ponsel itu ke tangan Raka.

"Makasih mas sudah mengantar ku pulang, dan makasih juga sudah membayar belanjaanku.." ucap Anya seraya keluar dari mobil Raka.

"Anya, apa kamu bisa sendiri?"

Anya menganggukkan kepalanya. Lalu dengan langkah tertatih Anya masuk ke dalam rumahnya. Sesampainya di dalam rumah, Anya langsung membaringkan tubuhnya di sofa ruang tamu karena dia sudah tidak kuat lagi berjalan menuju ke kamarnya.

Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, dan Adit baru sampai di rumah. Ketika dia membuka pintu, di lihatnya Anya terbaring di sofa ruang tamu.

'Kenapa dia tidur di sini? apa dia menungguku?'

Adit pun menghampiri Anya dan ingin mengangkatnya menuju ke kamar. Namun seketika Anya langsung membuka matanya.

"Mas udah pulang..?"

"Kenapa kamu tidur di sini?"

"Perut aku sakit banget mas, hiks.." Anya sudah tidak bisa lagi menahan tangisnya.

"Kamu jangan nangis ya, kita ke rumah sakit sekarang.." Adit terlihat sangat khawatir.

"Nggak perlu mas, aku nggak mau ke rumah sakit. Aku hanya butuh obat pereda nyeri h*id.." ujar Anya sambil menutup wajahnya karena dia sangat malu, tapi dia juga sudah tidak tahan lagi dengan sakitnya.

Anya selalu mengkomsumsi obat pereda nyeri h*id setiap kali datang bulan.

"Baiklah kalau gitu aku ke apotik dulu. Kamu nggak papa kan di tinggal sendiri?"

Anya menggelengkan kepalanya. " oh ya mas, sekalian sama pem****tnya ya.." ujar Anya malu-malu.

"Hah?? iya..." Adit menjawab ragu-ragu karena seumur-umur dia belum pernah melakukannya. Namun melihat Anya yang kesakitan begitu dia pun tidak tega.

Adit masih menggunakan seragamnya, ketika dia sampai di apotek itu tampak karyawan di sana tersenyum kepadanya, ada yang berbisik memuji ketampanannya.

'Aduhh gimana cara bilangnya ni, benar-benar memalukan''

"Ada yang bisa di bantu pak?" tanya karyawan apotek itu.

"Saya lagi mencari obat pereda nyeri ha*d mbak.." ucap Adit yang tampak malu-malu. Sungguh harga dirinya sekarang bagai terjun bebas ke jurang dalam.

"Tunggu sebentar ya pak.." ucap karyawan itu sambil tersenyum ke arah Adit.

Tak lama kemudian karyawan itu datang dengan membawa obat yang di mintanya "Ini pak, obatnya.. Ada lagi pak??" tanya karyawan itu lagi.

"Emm.., apa di sini juga tersedia pembalut mbak..?" seketika muka Adit menjadi merah padam menahan malu. Apalagi dia melihat karyawan itu menahan tawanya.

"Ada pak. Mau yang merek apa pak?"

"Terserah mbak aja mana yang terbaik menurut mbak.."

"Yang pake sayap atau yang biasa pak..?" tanya karyawan itu lagi.

Adit mengernyit. "Emang apa bedanya mbak..?"

"Jadi gini pak, biasanya wanita itu lebih suka yang pakai sayap biar nggak bocor.." jelasnya dengan muka merah menahan tawa.

"Ooo gitu, ya udah yang pakai sayap aja.."

"Oh ya pak, yang panjang berapa pak..?"

"Hah..?? Adit membelalakan matanya. Ia seketika sadar membeli pembalut bukanlah hal sepele.

"Soalnya ukurannya itu bermacam-macam pak, ada yang biasa, ada yang panjang 29, panjang 35.." jelas karyawan itu lagi.

Adit menggaruk pelipisnya yang tidak gatal, "Terserah mbak aja deh.."

"Yang panjang biasanya di pakai buat malam pak.." jelas karyawan itu sambil mengemasi belanjaan Adit.

Setelah mendapatkan semuanya, Adit pun segera pulang ke rumah.

*****

1
Atmita Gajiwi
/Heart//Rose//Good//Cake/
Aminah
Sy rasa si ayu yg nabrak anya
ira wati
kasihan juga ama si ayu,klo dia tiba2 jadi jahat ya gimana lagi...
hemmm...
ira wati
kok kesal ya ama si adit,gituin ayu..
hemmm
ira wati
bapaknya ga jujur sejak awal,anaknya udah besar seharusnya cerita aja sebenarnya...

tp,malah kek mengabaikan.
jd anak berontak karna merasa ditinggalkan...
ira wati
ini si adit apaan sih,klo emg ga cinta sama ayu ya jujur aja napa...
Dela Anisa
tiga hari di rawat setelah sesar Kya pake krtu BPJS aja 🤭🤣 biasanya klo sultan2 paling cepat 5 hari
Dela Anisa
udh lh yu ga usah usik hidup rmh tangga orng lgi . hidup bahagia lh dengan angga
Dela Anisa
hahaha trnyata sultan juga jajan seblak 🤭
Dela Anisa
buset sultan klo beli baju smpe ratusan juta Kya berasa beli kacang rebus 🤣
Dela Anisa
wah Kya nya mie gacoran ya 🤭🤣
Hoiriyah
Luar biasa
Dela Anisa
klo bima tau pasti sakit hati SE sakit sakitnya .
Santimehasari Nst
Luar biasa
Novha Puspitha Shary
seruh bangett lah cerita ny kk,aku udah berulang ulang aku baca ny,gak bosan kak.😂😂💪🥰🥰
Herlina Lina
lanjut thor
teteh asiil
Anya yg di cium..kok saya yg deg"an /Grin//Grin//Grin/
Fit
mantap ceritanya ☺️👍👍👍👍
sri tresna ningsih
Luar biasa
Cahyani
Anya bandel… susah dibilangi…
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!