Bagaimana jika seseorang kembali ke masa lalu....
LI ANYA sejak usia dua tahun dia harus menjadi yatim piatu, meski begitu hidup Li Anya tetap menyenangkan karna dia di angkat sebagai anggota keluarga LU yang terkenal kaya raya, dimana keluarga Lu sangat memanjakannya, terlebih putra bungsu keluarga Lu yg kini menjadi pewaris keluarga Lu sekaligus kepala keluarga Lu. Yang sering Anya panggil dengan sebutan Paman Hanting, karna jarak usia keduanya terpaut lima belas tahun.
Namun hari hari indah Li Anya berubah seketika, saat Nyonya besar Lu atau Ibu Lu Hanting mengadopsi putri mendiang pelayan keluarga Lu, yang bernama Gu Xi Xi, kasih sayang yang biasa di dapatkan oleh Li Anya dari keluarga Lu perlahan beralih pada Gu Xi Xi, yang mana membuat Li Anya sangat membenci Gu Xi Xi, apa lagi di saat Anya tahu jika Lu Hanting jatuh cinta pada Gu Xi Xi, menjadikan Anya berubah menjadi gadis kejam, dia selalu bersuaha melukai Gu Xi Xi, hingga suatu hari Li Anya tak sengaja melukai Gu Xi Xi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zakiya el Fahira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Gu Xi Xi berbaring di atas ranjang dengan tubuhnya yang polos di balik selimut tebal yang menutupinya, dia merasakan nyeri yang amat sangat di bagian bawah intinya, pria di depannya sudah merobek paksa keperawanannya dan mengoyak tubuhnya tanpa ampun, tapi Gu Xi Xi tak perduli karna saat ini yang ada di pikirannya hanya ingin membalas dendam pada Anya.
''Aku sudah memberikan apa yang kamu inginkan, sekarang kamu harus membantuku'' cetus Gu Xi Xi menatap pria yang sedang duduk di sofa dekat jendela, sembari menghisap nikotin yang ada di sela sela jarinya.
''Baiklah,, aku harus membantumu apa'' ujar pria itu.
''Aku ingin kamu menculik Anya, dan membawanya ke hadapanku'' timpal Gu Xi Xi penuh penekanan.
Pria itu terdiam sebentar lalu menekan putung rokoknya yang tinggal separuh ke dalam asbak, lalu dia bangkit dan memasukkan kedua tangannya di dalam saku celananya.
''Aku akan melakukannya'' tukas pria itu lalu melangkah pergi meninggalkan Gu Xi Xi di kamar seorang diri.
''Hemh,, Lihat saja Anya,, sebentar lagi aku akan membalasmu berkali kali lipat, dari apa yang aku rasakan'' gumam Gu Xi Xi dengan senyum liciknya.
Dia yang terlalu bahagia sampai tidak sadar, jika bajunya sudah robek dan tidak bisa di pakai lagi, Gu Xi Xi juga tidak tahu kalau dirinya di kunci dari luar oleh pria itu.
Sedangkan di lantai bawah pria itu memberi perintah pada kelima anak buahnya untuk menculik Anya.
'' Bagaimanapun caranya, kalian harus bisa membawa gadis itu '' perintah pria itu dengan tegas pada anak buahnya.
'' Baik Tuan '' sahut mereka berlima serempak.
'' Sekarang kalian pergilah ''
Lalu kelima anak buah pria itu segera pergi, untuk menjalankan perintah Tuannya.
Di sisi lain Lu Hanting yang sedang berada di perusahaan, tiba tiba merasa ada sesuatu yang tidak nyaman sedang menyerang hatinya, dan Lu Hanting tidak tahu apa itu, namun entah kenapa dirinya langsung meraih ponselnya dan menelfon Anya.
'' Halo, sayang ''
'',,,,,,''
'' Kamu sedang apa? ''
Lu Hanting menggerakkan kursi kerjanya ke kiri dan kekanan, saat mendengar suara Anya yang menurutnya sangat menenangkan, apa lagi ketika gadisnya itu sedang bermanja dengannya, Lu Hanting semakin menyukainya.
Sambungan telfon Lu Hanting dan Anya terputus, saat Anya mengatakan jika bel masuk sekolah sudah berbunyi, dan kini Lu Hanting sedikit bisa merasa lega setelah mengetahui jika Anya dalam ke adaan baik baik saja.
Tapat jam satu siang mobil Lu Hanting sudah standby di parkiran sekolah Anya, dan seperti biasa keberadaan Lu Hanting membuat para siswi terpesona, mereka tidak perduli jika saat ini Lu Hanting sudah menjadi tunangan Anya, bahkan munggu depan mereka juga harus hadir di acara pernikahaannya yang di adakan di gedung hotel milik keluarga Lu.
'' Paman!!'' terlihat Anya berlari kecil menghampiri Lu Hanting.
'' Sayang, jangan lari lari, nanti jatuh!! '' seru Lu Hanting bergegas menghampiri Anya dan memeluknya, dirinya takut jika Anya tidak sengaja terjatuh.
Sedangkan Mo Mo dan Lu Sicheng yang berada di belakang Anya, hanya bisa mendengus kesal, karna setiap berangkat dan pulang sekolah selalu melihat keromantisan Lu Hanting dan Anya, terlebih Lu Sicheng yang satu atap dengan mereka, setiap waktu selalu di suguhi pemandangan yang membuat jiwa jombolnya meronta ronta.
''Eh Sicheng,,'' Mo Mo menyikut lengan Lu Sicheng beberapa kali.
'' Hem,, ada apa?'' sahut Lu Sicheng.
'' Seminggu lagi, kamu harus memanggil Anya dengan sebutan Bibi dong'' tukas Mo Mo tertawa kecil.
''Ih,,, tidak mau'' timpal Anya yang berada di pelukan Lu Hanting.
''Kenapa tidak mau?, kenyataannya memang begitu kan'' ujar Mo Mo.
'' Iya, tapi aku tidak mau,, terasa kayak tua banget kalau Sicheng memanggilku Bibi'' sahut Anya membuat Mo Mo terkikik geli.
'' Lagian, siapa juga yang mau manggil kamu BiBi, masih bau bawang juga'' timpal Lu Sicheng.
''Enak aja,, aku di bilang bau bawang'' ketus Anya tak terima sembari mencubit lengan Lu Sicheng, yang mana membuat Lu Sicheng memekik kesakitan.
'' Aduh,,,, aduh,,, sakit,, paman cepat bawa tunanganmu ini pergi '' pekik Lu Sicheng.
Lu Sicheng terkekeh lalu dia memeluk pinggang ramping Anya dengan lembut.
'' Sayang sudah, ayo kita ke butik, gaun pengantin yang kamu pesan sudah jadi '' ujar Lu Hanting.
Anya langsung menoleh. '' Benarkah?'' tanya Anya antusias.
''Hem,, ayo kita ke sana sekarang'' ajak Lu Hanting.
''Ok, Ayo''
''Ck,, sana sana pergi'' usir Lu Sicheng sembari mengusap lengannya yang memerah.
'' Awass ya,, tunggu saja kalau sudah di mansion'' sahut Anya ketus.
''Sudah sayang'' timpal Lu Hanting melerai, dan menggiring Anya untuk masuk ke dalam mobilnya.
Setiba di butik Anya sangat kagum saat melihat gaun pernikahan pesanannya berwarna putih, yang terlihat sangat indah dengan berlian yang menghiasi di bagian depan gaun itu, yang mana terlihat bercahaya ketika terkena sorotan cahaya, meskipun begitu Anya tidak tahu berapa harga gaun yang ia pesan itu, karna Lu Hanting hanya meminta dirinya untuk memilihnya saja tanpa perlu melihat harganya.
''Nona, mari saya bantu untuk mencobanya'' ujar salah satu pegawai butik dengan sopan.
''Hem,, mari '' sahut Anya antusias.
Sedangkan Lu Hanting dia duduk di sofa ruang tunggu, sembari melihat pesan yang di kirim ke emailnya, Lu Hanting yang sedang fokus ke ponselnya tidak tahu jika Anya kini sudah keluar dari ruang ganti dan berdiri di depannya.
'' Paman''
Lu Hanting mendongakkan kepalanya, dan seketika dia tertegun melihat Anya yang berdiri di depannya, yang terlihat amat sangat cantik dengan gaun pernikahan yang di pakainya.
''Paman, apa aku terlihat cantik'' ucap Anya.
Lu Hanting perlahan bangkit dari duduknya, lalu dia menyentuh kedua pipi Anya dengan lembut.
'' Sayang, aku tidak bisa berkata kata lagi, yang jelas kamu terlihat sangat cantik dengan gaun ini'' puji Lu Hanting.
''Benarkah,,,? '' Lu Hanting menganggukkan kepalanya dengan tersenyum.
''Iya, kamu sangat cantik,, sampai sampai Paman tidak sabar setelah menikah nanti untuk mengurungmu di kamar seharian''
Plakkkk
Anya langsung menggeplak lengan Lu Hanting dengan keras, apa lagi saat melihat kedua pegawai butik yang menemaninya mencoba gaun itu tertawa kecil, membuatnya sangat malu dengan ucapan Lu Hanting yang menurutnya sangat vulgar.
''Kenapa telingamu merah, sayang?'' tanya Lu Hanting pura pura tidak tahu.
''Ih,,, Paman buat Anya malu'' rengek Anya menenggelamkan wajahnya di dada bidang Lu Hanting, sedangkan Lu Hanting hanya terkekeh pelan.
''Kenapa malu, kan wajar wajar saja, kalau pengantin baru berada di kamar seharian'' goda Lu Hanting.
''Ih,, diam,,, jangan bicara lagi'' cetus Anya cemberut.
Bukannya apa saat Lu Hanting membahas di kamar seharian setelah menjadi sepasang pengantin, tidak bohong jika otak Anya sudah traveling ke adegan yang anu anu, karna meskipun dirinya masih remaja, tidak menutupi jika dirinya tahu banyak tentang apa yang akan di lakukan sepasang suami istri jika berada di kamar seharian kalau bukan membuat adonan.