NovelToon NovelToon
THE HAUNTED VOW

THE HAUNTED VOW

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Cinta Terlarang / Kutukan / Hantu / Roh Supernatural
Popularitas:18.9k
Nilai: 5
Nama Author: Leona Night

Cassandra Dumont, seorang penulis muda yang mencari inspirasi untuk novelnya, tiba di desa terpencil Valea Umbrelor, Romania. Dikelilingi oleh hutan lebat dan danau yang selalu diselimuti kabut, desa ini memancarkan aura misterius yang segera memikat Cassandra. Di sana, dia mendengar tentang legenda Lacul Negru, tempat roh-roh terkutuk mengikat janji abadi—sebuah pernikahan yang hanya membawa kematian.

Ketika Cassandra mulai menyelidiki lebih dalam, dia bertemu dengan Lucas Văduva, roh dari abad ke-19 yang terjebak oleh cinta tragis dan dendam. Tertarik oleh pesona kelamnya, Cassandra mendapati dirinya terjerat dalam ikatan supranatural yang tidak bisa dia hindari. Bersama Adrian, seorang pria lokal yang mengetahui sejarah kelam desa itu, dan Madame Elara, cenayang tua yang menyimpan rahasia tentang kutukan Lucas, Cassandra berjuang untuk memutuskan ikatan yang mengancam jiwanya. Mampukah Cassandra mematahkan kutukan ini ataukah dia akan tersesat selamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leona Night, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertikaian

Cassandra berusaha mencari sumber suara yang memanggil namanya dalam gelap. Dia meraba raba saku bajunya mencari ponsel. Setelah menemukan ponselnya, dinyalakan nya senter ponsel. Begitu menyala, persis di depan wajahnya, Cassandra beradu pandang dengan wajah Anastasia Daciana. Terkesiap, tubuh Cassandra mematung, jantungnya berdegup kencang, jika saja dia tidak kuat, tentu saat itu dia sudah pingsan.

Wajah Anastasia tampak putih pucat dengan mata yang memandang tajam padanya, sejurus kemudian Anastasia berkata pelan nyaris berbisik, “Jangan pergi ke Danau Lacul Negru,”.

Cassandra dilanda kengerian yang amat sangat, bagaimana tidak, disaat lampu mati seperti ini tiba tiba dia mengalami teror yang sangat mencekam. Begitu ngeri dan terkejutnya Cassandra, hingga dia hanya bisa membuka mulutnya, tetapi tidak sanggup berkata apapun. Untunglah perlahan lahan wajah itu menjauh dan seperti sulap, seiring dengan menjauhnya bayangan wajah itu, lampu Mansion kembali menyala. 

Tanpa pikir panjang lagi, segera di kemasinya semua barang yang dibawanya, dan Cassandra bergegas menuju pintu perpustakaan, sesaat muncul keraguan, dan ketakutan bertemu makhluk yang bermain piano. Tapi rasa itu mengalahkan keinginannya untuk kembali ke kamarnya yang hangat. Dibukanya pintu perpustakaan, dan setengah berlari dia kembali menuju kamarnya.

Malam itu Cassandra tidur dengan gelisah. Semua ingatan masa lalu muncul. Satu per satu seperti luapan air sungai yang tak dapat dibendung. Ingatan tentang Ayahnya, ingatan tentang masa kecil yang tidak merasakan kasih sayang ibu, sampai ingatan tentang gagalnya rencana pernikahannya dengan Marco. Semua menghantam jiwanya secara bersamaan. 

Jika saja dia punya ayah ibu lengkap, jika saja dia punya kehidupan dan karir yang baik, jika saja dia tidak salah pilih kekasih, tentu saja dia tidak berakhir di Mansion berhantu seperti saat ini. Malam itu Cassandra begitu dalam tenggelam dan tersesat dalam semua kenangan dan pikiran negatif.

Ketakutan akan kesendiriannya di Mansion, Ketakutan akan semua teror ghaib yang dialaminya, berkecamuk dan bercampur dengan kesedihan serta kenangan masa lalu yang pahit. Air matanya mengalir deras. Cassandra terus tenggelam dalam gelombang kesedihan dan depresi akibat berbagai teror ghaib yang memicu luapan emosi negatif. Terus tenggelam hingga dasar kesedihan tak bertepi.

***

Pagi menjelang….

The Witch Mansion masih diselimuti kabut tebal. Begitu tebalnya kabut yang menyelimuti, sehingga masuk melalui semua celah pintu dan jendela ke dalam ruangan Mansion. Mansion itu seperti membeku dalam kegelapan kabut. Untunglah tak berapa lama, matahari bersinar cerah. Menyinari setiap sudut mansion, dan mengusir semua kabut yang telah merangsek masuk. 

Perlahan Cassandra membuka matanya, dan merasakan dingin yang menggigit akibat ruangan mansion yang tertembus kabut. Dirapatkannya selimut ke badanya, dan dia pun semakin meringkuk dalam kehangatan tempat tidur. Sesaat dibiarkannya semua berjalan lambat, kesadarannya timbul tenggelam. Rasa kantuk dan lelah masih menyergap tubuhnya. Sampai sebuah suara ketukan halus membangunkan kesadarannya utuh.

“Nona, makan pagi sudah siap di dapur,” Rudolf seperti biasanya membangunkannya untuk sarapan. Bergegas Cassandra membuka pintu kamarnya dengan malas.

“Rudolf, bisakah kau bawakan sarapanku ke kamar, aku sedang tidak ingin kemana mana,” kata Cassandra sambil menjulurkan kepalanya keluar.

Rudolf menatap Cassandra penuh selidik, “Apakah semua baik baik saja nona?”

“Ya ya Rudolf, Everything is Fine. Aku hanya sedikit kurang enak badan,” kembali Cassandra menjawab dengan nada malas.

Rudolf mengangguk lalu meninggalkan Cassandra dan menuju ke dapur. Beberapa saat kemudian dia kembali sembari membawa nampan berisi segala masakan pagi yang sudah disiapkannya untuk Cassandra. Lalu seperti biasa meletakkannya di meja kecil dekat tempat tidur. 

“Hari ini saya hendak memotong ranting pohon yang ada di ujung kebun sebelah utara Mansion Nona. Karena lokasinya agak jauh, jika nona membutuhkan sesuatu, bisa menelepon ponsel saya. Niscaya saya akan segera kembali,” Rudolf memberi penjelasan.

“Baiklah, terima kasih Rudolf,”jawab Cassandra.

Setelah Rudolf pergi, Cassandra bergegas menghampiri nampan. Diminumnya seteguk teh panas dalam cangkir lalu dicicipinya beberapa sendok masakan Rudolf. Setelah itu dia pergi ke kamar mandi dan membersihkan diri.

***

Pagi itu Cassandra punya keinginan yang cukup besar untuk bermain Piano. Walaupun malam sebelumnya, piano itu juga menerornya dengan suara musik instrumental, entah siapa yang memainkan, tidak menyurutkan langkahnya. Dengan anggun Cassandra menuju ruang tengah di lantai satu, dan duduk di kursi piano. Lalu memainkan beberapa lagu. Dandelion, Enchanted melodi dan masih banyak lagi, hingga dirasakannya cukup. 

Selesai bermain piano, ponselnya berdering, “ Hai Cassie, aku ada diluar Mansion sepertinya Rudolf tidak ada di tempat, semua pintu masih terkunci rapat.” Adrian datang mengunjunginya hari itu. Bergegas Cassandra menuju pintu dan menekan pin untuk membukanya.

“Hai Cassie, kau tampak cantik pagi ini,” kata Adrian sambil tersenyum lebar menatap Cassandra. 

Cassandra tersenyum tipis, dan mempersilahkan Adrian masuk. Ketika dia hendak membalikkan badan, Adrian menarik tangannya dan membawanya mendekat dalam pelukannya. Cassandra menolak dan memberontak, “No, jangan sekarang, aku lagi tidak enak badan,” tukas Cassandra.

Adrian menatap Cassandra heran, dan berkata,” Are you ok Cassie?”

“Ya ya .. i am fine. Hanya sedikit kedinginan dan tidak nyaman, but everything is oke,” kembali Cassandra menjawab.

Seolah tidak menyadari, bahwa Cassandra tidak dalam Good mood, Adrian kembali menarik Cassandra mendekat, dan berusaha menciumnya. Tapi Cassandra memberontak dan mendorong Adrian. 

“Wow, Casie, ada apa? mengapa kau bersikap dingin? Aku beberapa hari tidak mengunjungimu. Tidakkah kau merindukanku?” Adrian bertanya dengan wajah menatap lekat Cassandra.

“Please Adrian, kamu sudah mendapatkan apa yang kamu mau beberapa hari lalu, so please jangan ulangi lagi hal itu, dan jangan anggap bahwa aku ready setiap saat melakukannya kembali denganmu,” wajah Cassandra sedikit tegang.

“Apa, maksudmu?,” Adrian bertanya dengan tatapan gusar dan tangan menunjuk ke arah perpustakaan. Cassandra diam tertunduk. 

“Dengar Cassie, jangan berpikir, semua itu terjadi karena aku merencanakannya. Aku tidak pernah merencanakan apapun. Semua terjadi secara alami. Natural. Dan bukankah kau juga menikmatinya? Bukankah kau juga menginginkannya?” tanya Adrian kali ini dengan nada yang mulai meninggi.

“Please Adrian, Please, Stop. Aku hanya ingin mengatakan, aku belum siap untuk sebuah hubungan yang melibatkan hal macam itu lagi. Aku …aku merasa belum. Setidaknya untuk saat ini _” kata kata Cassandra terputus.

“Oke Fine. Sekarang aku paham, kau menuduh akulah yang memaksamu melakukan hal itu kemarin. Kau menuduh aku merencanakan segalanya, hanya untuk kepuasan Nafsuku? Please Cassandra, apakah kamu buta? Aku mencintaimu. Aku melakukannya karena cinta. Bukan untuk kepuasan nafsuku, “ kali ini Adrian berbicara dengan nada emosional.

“ Oke …oke aku paham. Aku hanya tidak ingin sakit untuk kedua kalinya,” jawab Cassandra sambil mulai berlinang air mata. 

Seketika Adrian mendekatinya dan meremas kedua bahu Cassandra dan berkata perlahan tapi penuh penekanan,” Aku, tidak pernah melakukan hal yang menyakitkan hanya untuk mendapat kesenangan. Setiap tindakanku tulus dari hati. Jangan samakan diriku dengan siapapun, bahkan dengan pikiranmu sendiri Cassie. Ingat itu.” Bersamaan dengan itu Adrian menghentakkan pegangannya dari kedua bahu Cassandra, lalu berjalan perlahan menuju pintu keluar mansion. Tatapan matanya saat berbicara tadi, sarat dengan rasa sakit dan kecewa yang mendalam. 

“Adrian, stop, jangan pergi, aku membutuhkanmu,” teriak Cassandra sambil berlari kecil mengejar Adrian hingga ke halaman mansion. Ditahannya sepeda motor Adrian dengan penuh harap, sambil kembali berlinang air mata. 

"Aku sungguh membutuhkanmu saat ini Adrian, please jangan pergi,”  rengek Cassandra.

“Membutuhkanku, Untuk apa Cassie? Untuk memuaskan rasa ingin tahumu saja? Sudahlah, biarkan aku pergi. Aku tidak ingin berada di tempat yang salah dalam kehidupanmu,” Jawab Adrian sambil menyalakan motornya, menjauhi Mansion meninggalkan Cassandra seorang diri termangu. 

Kali ini ada rasa sedih yang ingin meledak keluar tanpa bisa lagi dibendung. Secepat kilat cassandra berlari ke arah sebelah kanan mansion. Dia berlari menjauhi mansion, seolah tempat itu dan segala apa yang ada di dalamnya lah yang menjadi sebab kesedihannya.

***

Cassandra terus berlari hingga sampai di tepi Lacul Negru. Terengah engah dia mengatur nafas di tepi danau, kemudian berteriak sekuat tenaga. Ingin rasanya dia melepas semua beban di hatinya. Ingin rasanya dia meninggalkan semua ini dan pergi entah kemana. 

Setelah lelah menangis dan berteriak, Cassandra merasa sedikit lega. Sambil sesekali masih terisak. Dia memandang keindahan danau yang katanya angker itu. Tiba tiba dari arah sebelah kiri, ada suara yang memanggilnya.

“Nona, apakah kau baik baik saja?” Seorang pria berwajah Aristokrat dengan rambut pirang dan pakaian kasual tampak khawatir memandang Cassandra. 

Cassandra tersipu malu dan kemudian berkata, “Ah, aku baik baik saja.”

“Maaf jika aku mengganggumu nona, aku bergegas ke sini, karena mendengar teriakanmu tadi. Mungkin kau butuh ini?” Pemuda tampan itu mengulurkan sapu tangan warna putih miliknya. 

“Pakailah nona, jangan sungkan,” kembali pemuda itu berkata.

Dengan ragu Cassandra mengambil saputangan milik pemuda itu, lalu dipakai mengusap air matanya. 

“Namaku Lucas, kalau boleh tau siapa namamu nona?” Tanya Lucas.

“Cassandra Dumont, senang berkenalan denganmu Lucas,” jawab Cassandra sambil tersenyum.

Lalu Lucas minta ijin untuk duduk di sebelah Cassandra. Cassandra mengiyakan. Berdua mereka duduk di tepi Lacul Negru, menikmati indahnya danau itu, dengan air birunya yang tenang dan damai.

 

1
I Fa
selalu menakjubkan dan tidak pernah kecewa
Leona Night: terimakasih /Heart/
total 1 replies
Eko Arifin
Ini nih, yang bikin gedek. Alurnya pelan, gantung tapi bikin penasaran.

Semangat kakak 🔥
Di tunggu update ya. /Good/
Leona Night: terimaksih.../Drool/
total 1 replies
nadya Cookies
lanjuut
Leona Night: siaap
total 1 replies
Nadeya Anastasiya
masih prnasaran
Leona Night
You Will see/Heart/
Nadeya Anastasiya
apakah casandraa sangat mencintai lucas ? sampai" ia rela berbohong dan masih membela
Nadeya Anastasiya
thor lanjut
nadya Cookies
lanjut
Nadeya Anastasiya
andrian tulus bgt tapiiii apakah lucas akan membiarkannya begitu saja
Nadeya Anastasiya
tapi aku penasaran sama lucas
Nadeya Anastasiya: oke thor ditunggu semangat ya
Leona Night: nanti ada episode khusus lucas
total 2 replies
Neng Aas
makan tuh cowok tampan 🤣 gemes gw sama Cassandra Thor
Leona Night: /Drool//Drool/
total 1 replies
Eko Arifin
Azazel? Apa kakak ingin membawa topik 72 Iblis dari Ars Goetia?
Leona Night: Pembahsan Fokus pada Azazel saja. Kebetulan saya sedikit paham dengan Pseudomonarchia Daemonum (ars goetia)
total 1 replies
Nadeya Anastasiya
selalu dibuat penasaran sama authornya
Nadeya Anastasiya
thor kata-katanya selalu menghanyutkan dan menenggelamkanku dalam imajinasiku
Nadeya Anastasiya
this is so beautiful
Nadeya Anastasiya
selalu indah
Neng Aas
karakter Cassandra terlalu keras kepala dan kecentilan liat pria tampan 😌
Leona Night: hahahaha....iya kayaknya /Facepalm/
total 1 replies
Nadeya Anastasiya
ayo thor lanjut
penasaran bangettttttt/Sob//Sob//Sob/
Leona Night
Terimakasih. Tunggu Updatenya setiap hari /Heart/
Nadeya Anastasiya
ceritanya bagus banget kakkkk.
ayo dong ksk lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!