MENTARI TERTUTUP AWAN

"Sayang,tidak usah di pegang,aku ingin berdiri sendiri,aku pasti bisa."ujar Awan tidak mau di bantu oleh Mentari,Awan merasa dia sudah mampu berdiri dan melangkah sendiri.

Mentari terlihat ragu melepaskan suaminya untuk berdiri sendiri,Mentari takut suaminya jatuh,dan akan bertambah parah lagi.

"Hubby yakin ingin sendiri?"tanya Mentari yang masih berdiri tidak jauh dari suaminya,Mentari harus siap siaga dan was-was kalau Awan jatuh.

Awan mengangguk tanda yakin dia bisa,Awan mencoba berdiri dengan semangat yang membara dan keyakinan yang ada Awan sudah mampu berdiri sendiri,Kemudian Awan melangkahkan kakinya ke meja rias.

Awan melangkah seperti sudah tidak ada lagi kaku dan kejanggalan yang dirasakan,kaki Awan sudah seperti dulu,setelah duduk sesaat di meja rias.Awan berdiri dan melangkah lagi ke arah Mentari berdiri lalu memeluk Mentari yang masih melongo melihat Awan sudah bisa berjalan seperti biasanya.

Mentari yang mendapatkan pelukan tiba-tiba tersentak dari lamunannya.Dia langsung membalas pelukan suaminya,air matanya jatuh tanpa izin dari si empu.

Awan yang merasa dingin di daerah dada nya,karena basah oleh air mata,Awan melerai pelukannya,Awan mengusap air mata Mentari dengan jempol nya.

Sayang,kenapa kamu menangis,apa kamu tidak senang melihat aku bisa berjalan kembali?"tanya Awan pada Mentari karena melihat tidak biasanya wajah istrinya begitu dan juga air mata nya.

Mentari menggeleng,mana mungkin dia tidak bahagia melihat Suaminya sembuh dan sudah seperti pada sebelumnya.

"Hubby,aku bahagia,sangat bahagia karena Hubby sudah bisa berjalan seperti biasa,air mata ini air mata bahagia,aku terharu,aku tidak pernah menyangka kalau suami tercinta ku akan sembuh secepat ini."ucap Mentari panjang lebar.

Awan kembali mendekap Mentari kedalam pelukannya,seolah dia merasakan apa yang Mentari rasakan saat ini.Ada rasa dalam hati Mentari yang tidak Mentari tuangkan pada Awan saat ini.

"Sayang,aku tau dari wajah mu aku bisa melihat,kamu memang bahagia,tapi kamu sedih'kan?"Awan tau kalau Mentari takut karena mengira dia sudah tidak di butuhkan lagi setelah ini.

Tapi pikiran Mentari salah besar jika mengerti dirinya sudah tidak di butuhkan lagi,justru sekarang Awan sangat membutuhkan Mentari untuk teman hidupnya.

Awan tidak akan pernah melepaskan Wanita selembut dan secantik Mentari,tutur yang sopan,tidak menuntut,penurut,dan selalu setia mendampingi dan mengurusnya selama ini.

Sedangkan Adelia tunangannya langsung memutuskan hubungan ketika dia tau kalau Awan lumpuh akibat kecelakaan.Awan memang tidak mengharapkan Adelia lagi setelah melihat kemesraan nya dengan Alex.

Tapi Awan juga sedih dan kecewa karena wanita yang selalu dia puja dan dia banggakan dengan tega mengkhianati dirinya.

Sekarang Awan bisa menilai siapa Mentari dan siapa Adelia.Mana mungkin Awan melepaskan Mentari yang baginya adalah Mentari wanita langka, limited edition.

Mentari menganggukkan kepalanya tanda membenarkan pertanyaan Awan.Mentari sudah pasrah apa yang di putuskan oleh Awan nantinya.

"Sayang,dengarkan aku baik-baik,kamu nomor Satu di hati ku,kamu istri ku,aku akan menjadi orang pertama yang akan membelamu dan orang pertama melindungi mu.Aku tidak akan melepaskan mu,aku sudah sangat mencintai mu,jadi kamu tidak usah memikirkan macam-macam karena apa yang kamu pikirkan itu semua tidak benar."

Mentari mendekap Awan dengan begitu erat,kristal bening itu terus saja mengalir di pelupuk matanya.Mentari terharu dan bahagia,karena Awan begitu mencintainya.

"Sayang,kamu tau kenapa aku sangat bersemangat untuk cepat sembuh?itu karena dirimu,karena aku ingin menjadi suami yang sempurna untuk mu,suami yang bisa membantu di saat kamu butuhkan.Berkat tangan ajaib mu aku bisa sembuh secepat ini,aku sangat bersyukur karena Tuhan telah mengirimkan seorang bidadari untuk menemani ku."

Mentari terharu dan malu mendapat pujian dari Awan,namun rasa terharu dapat mengalahkan rasa malu nya.Mentari terus saja memeluk Awan dengan Isak yang masih sekali-kali terdengar.

"Sudah tidak usah menangis lagi!"Awan melerai pelukan dan mengangkat dagu Mentari hingga mendongak.Awam mengusap kristal yang masih tersisa di mata Mentari.

"Kamu Mentari yang memberi ku kehangatan di kala kedinginan.Kamu Mentari yang menerangi jalan hidup ku,Kamu mentari yang menyinari taman cinta ku,.Tetaplah menjadi Mentari ku yang selalu menerangi siang hari,walau pun tertutup Awan namun sinar mu masih bisa menerangi alam."

Mentari mencubit kecil pinggang Awan,Mentari malu,kedua pipinya sudah seperti tomat,saking malunya Mentari saat mendengar kata puitis dari suaminya tadi.

Setelah mencubit pinggang Awan Mentari lari mengitari tempat tidur dan di kejar oleh Awan di belakang,saat mereka kejar mengajar pintu kamar terbuka,Mama Laras terpaku melihat kedua pasangan itu yang masih mengitari tempat tidur mereka.

Kedua pasutri itu tidak menyadari kedatangan Mama Laras,Meraka terus kejar mengajar seperti Anak kecil,sesekali terdengar tawa canda mereka.

"Mentari berhenti,awas kamu ya?"Mentari tidak peduli dia terus mengitari tempat tidur agar Awan tidak bisa mendapatkannya.

"Ayo kejar aku Hubby,kejar sampai dapat,Wek!"Mentari menjulurkan lidah ke Awan suaminya.Yang di lakukan Mentari membuat Awan semakin gemes pada istri cantik ya.

***

"Fajar...Bagaskoro,"gumam Nyonya Amelia.Namun masih bisa di dengar oleh Mike dan Pak kepala sekolah yang sejak dari tadi berdiri di samping Nyonya Amelia.

Dhug,jantung Nyonya Amelia terpompa tidak menentu,dia seakan merasa susah untuk bernafas,air matanya kembali luruh,dia mendongak mengedarkan pandangan ke pada beberapa murid laki-laki yang masih ada di sana.

Namun tidak ada lagi Fajar di sana karena Fajar sudah kembali ke biliknya untuk istirahat.Setelah melihat ke arah murid laki-laki laki tadi,disana tidak ada yang membuat jantung nya berdetak seperti merasakan hal yang lain disana.

Nyonya Amelia mengusap matanya yang berembun,dan dia kembali melihat nama Fajar di biodata yang sedang di periksa ya,perasaannya sudah tidak menentu,entah bagaimana kerinduan yang di pendam untuk kedua buah hatinya itu.

Mike dan kepala Asrama merasa bingung karena Nyonya Amelia begitu lama memeriksa biodata yang satu ini.

Nyonya Amelia terus berpikir apa mungkin ini Anak ku atau kebetulan saja.

Fajar yang sedang berbaring di tempat tidurnya untuk istirahat,dia susah memejamkan matanya,fajar juga merasakan perasaan yang tidak bisa dia ungkapkan.Hatinya begitu gelisah seperti merasakan sesuatu tapi entah apa yang dia rasakan dia sendiri tidak tau.

Mike mendekati Nyonyanya karena tidak tahan dengan kebingungannya.

"Maaf Nyonya,apakah Nyonya baik-baik saja?"tanya Mike pada majikannya yang sedang berkutat dengan pikiran nya.

Nyonya Amelia menatap Mike lalu menyerahkan biodata Fajar kepada Mike.

Bersambung.

Jangan lupa berikan like,komen,hadiah dan vote agar author lebih semangat dalam menulis.terimakasih.