Arjuna Gardana menghadiri acara reuni Pelita Bangsa Internasional School dengan keadaan hati yang hancur karena sang kekasih, Shakila menolak lamarannya, karena Shakila ingin mewujudkan cita-cita'nya sebagai seorang balerina terkenal dan meminta Arjuna menunggunya sampai mimpinya yang sudah di depan mata tercapai. Arjuna sangat patah hati karena ini adalah yang ketiga kali-nya Shakila menolak lamarannya.
Diacara itu Arjuna pun bertemu dengan Elsitha Putri yang ternyata juga sedang patah hati karena baru memergoki sang kekasih dengan wanita lain diacara reuni itu. Mereka pun menghabiskan malam dengan bermabuk-mabuk'an bersama dan berakhir di sebuah hotel.
Keesokan paginya, mereka pun sepakat untuk menganggap kalau malam itu hanyalah one night stand saja dan tidak perlu berhubungan lagi.
Tapi siapa sangka, ternyata Arjuna adalah bos di tempat Elsitha magang. Kesepakatan awal pun tidak berlaku dan mereka pun menjalin hubungan tanpa status yang lebih panas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Nath, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23. Arjuna Lepas Kendali
🍁 Happy Reading 🍁
"Ada apa?" tanya Juna berusaha bersikap ketus, padahal sekarang ia sedang susah payah menahan hasratnya.
"Maksud Bapak apa mengakhiri rapat disaat saya sedang presentasi!" tanya Sitha to the point.
"Kan besok masih bisa kita lanjutin. Jadi gak usah marah-marah." jawab Juna.
"Ya gak bisa gitu dong, Pak! Presentasi ini sudah kami persiapkan selama satu minggu, dan tiba saatnya presentasi, Bapak malah memberhentikan rapat secara sepihak! Tim lain Bapak dengar dengan baik presentasi dari mereka tapi kenapa giliran saya yang presentasi Bapak seperti menyepelekan gagasan dari bagian pemasaran! Kalau Bapak gak suka sama saya, Bapak kan bisa minta ganti orang untuk presentasi bukan malah memberhentikan rapat seenak jidat Bapak! Saya tahu Bapak disini bos, tapi Bapak gak bisa gitu dong sama karyawan! Apa mentang-mentang saya ini karyawan magang makanya Bapak menyepelekan presentasi saya?" cerocos Sitha.
Juna yang sedang mati-matian menahan hasrat sama sekali tidak mendengarkan keseluruhan apa yang Sitha katakan, hanya intinya yang Juna tangkap kalau saat ini Sitha protes karena dirinya memberhentikan rapat disaat Sitha presentasi.
"Ini.. lihat ini. Ini semua gagasan dari bagian pemasaran. Bapak baca baik-baik." ucap Sitha sembari melempar lembaran-lembaran kertas diatas meja kerja Juna.
Juna menghela nafasnya kasar, energi-nya sudah habis hanya untuk menahan gejolak hasratnya. Juna melirik lembaran-lembaran kertas yang Sitha lempar keatas meja kerja-nya lalu mengambil kertas-kertas itu kemudian berdiri dari duduknya.
Juna pun berjalan menuju sofa dan duduk di single sofa lalu pura-pura membaca hasil gagasan dari bagian pemasaran.
"Bisa kamu jelaskan di bagian ini." Pinta Juna agar Sitha percaya kalau ia membaca hasil gagasan dari bagian pemasaran.
Sitha yang masih berdiri di tempatnya pun berjalan menghampiri Juna.
"Yang bagian mana, Pak?" tanya Sitha sembari sedikit membungkukkan badannya.
Dan posisi Sitha kali ini malah makin membuat hasrat kelaki-lakian Juna meronta-ronta karena melihat ceruk leher Sitha yang seolah-olah memanggil-manggil bibir-nya untuk segera menciumi ceruk leher itu.
Juna menarik nafasnya dalam-dalam untuk menahan gejolak hasratnya yang sudah makin tak terkendali.
"Yang ini." jawab Juna. Sambil menunjuk di salah satu bagian
Sitha pun mengambil kertas itu dan membaca dengan seksama bagian yang Juna tunjuk, kemudian Sitha pun duduk di sofa panjang lalu menjelaskan maksud bagian yang Juna tunjuk.
Saat Sitha sedang memberi penjelasan pada Juna, Juna sama sekali tidak mendengarkan, otaknya traveling kemana-mana sambil melihat Sitha. Disisa kesadarannya, Juna masih berusaha keras untuk menahan gejolak hasratnya meski sekarang pikirannya juga sudah tidak bisa ia kendalikan. Sangking kuatnya ia menahan hasrat, sampai-sampai keringat dingin sebesar biji jagung pun keluar dari pori-pori kulit Juna.
Juna yang sudah tidak tahan lagi pun berdiri dari duduknya lalu duduk di sebelah Sitha.
Melihat Juna pindah di sebelah-nya spontan Sitha pun menoleh pada Juna. Tadinya Sitha ingin protes, kenapa Juna malah pindah kesebelahnya, namun begitu melihat keringat Juna, Sitha malah jadi khawatir.
"Bapak kenapa? Bapak sakit?" tanya Sitha sembari menempelkan punggung tangannya di kening Juna.
"Gue sakit gara-gara loe, Sit!" jawab Juna sembari menurunkan tangan Sitha dari keningnya.
"Gara-gara gue? Memangnya gue apain loe?" tanya Sitha balik. Karena Juna tidak menggunakan kata-kata formal, Sitha pun balik bertanya dengan bahasa yang tidak formal.
"Gara-gara loe, dia jadi bangun dan gue setengah mati nahan hasrat ini." ucap Juna sambil menempelkan tangan Sitha di bagian celana yang sudah menyempit.
Spontan Sitha langsung menarik tangannya lalu berdiri dari duduknya.
"Gila loe yah!" bentak Sitha.
Sitha pun berjalan menuju pintu, ia ingin keluar dari ruang kerja Juna. Namun belum juga Sitha sampai di depan pintu, Juna berhasil menarik tangan Sitha dan menempelkan punggung Sitha ke pintu.
"Juna, minggir! Jangan sampe gue teriak!" bentak Sitha.
"Loe harus tanggung jawab Sit! Loe udah buat gue panas dingin kayak gini!" balas Juna, ia sama sekali tidak memperdulikan ancaman Sitha.
"Bukan urusan gue! Salah loe sendiri siapa suruh otak loe mesum!" balas Sitha.
"Emangnya loe gak pengen ngulangin percintaan panas kita itu?" tanya Juna.
"Gak! Inget kesepakatan kita Juna!" jawab Sitha tegas.
"Persetan dengan kesepakatan, Sit! Gue udah gak bisa bohongin tubuh gue lagi, tubuh gue butuh loe, tubuh gue menginginkan loe, tubuh gue pengen mengulang percintaan panas kita malam itu." balas Juna.
"Jangan gila Juna! Loe udah punya tunangan! Dan gue bukan ja.lang untuk tempat pelampiasan loe! Kalau loe mau melampiaskan hasrat loe, loe cari aja ja.lang sana!" balas Sitha.
"Yang bilang loe ja.lang siapa? Gue sama sekali gak nganggep loe ja.lang. Anggap aja kita adalah partner untuk menjalin hubungan panas." jawab Juna.
"Gak masuk akal! Minggir loe sekarang atau gue resign!" ancam Sitha.
"Resign aja kalau loe punya uang buat bayar denda pinalti!" jawab Juna lalu menciumi leher Sitha.
"Aaargh.. Juna minggir! Minggir Juna!" ronta Sitha sambil berusaha mendorong tubuh Juna. Tapi usaha Sitha sia-sia, kekuatan Juna lebih besar dari tenaga Sitha, namun meski begitu Sitha masih berusaha melepaskan dirinya dari kungkungan Juna.
🍁 🍁 🍁
Bersambung...