Kemala adalah seorang wanita mandiri yang masih memiliki suami. Namun karena suami yang sangat pelit ia terpaksa bekerja sambil membawa anak nya yang masih kecil. setiap hari Burhan suaminya hanya memberi uang sebesar 10.000 rupiah beserta uang jajan untuk nya. Selama menikah dengan Burhan ia hanya tahu bahwa Burhan adalah seorang supir truk pengangkut sawit, tanpa ia ketahui suaminya itu adalah manajer di perusahaan kelapa sawit terbesar di kota itu. bagaimana kah kelanjutan rumah tangga Kemala? akan kah badai itu terus menerus datang ataukah akan ada pelangi setelah hujan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 Cinta
Setelah beberapa jam berlalu akhirnya Kemala dan keluarga nya telah sampai di istana milik Kemala.
"Mala, rumah siapa ini nak?" Tanya Bapak Kemala.
"Ini rumah kita pak. Yuk kita turun."
Bergetar kaki Mak dan Bapak saat pertama kali melihat rumah megah Kemala. Rumah dua lantai dengan halaman yang luas. Di kiri kanan terdapat air mancur dan kursi taman.
Di setiap sudut terdapat lampu taman yang membuat rumah itu indah di malam hari. Bunga-bunga di tanam rapi. Tanaman bonsai pun terlihat berjejer indah.
Perlahan kedua orang tua Kemala berjalan sambil melihat ke kiri dan kanan. Bahkan untuk menginjak rumput saja mereka segan. Rumput je-pang yang di tanam khusus untuk memperindah halaman depan rumah nya.
" Ini benar rumah mu nak?"
"Iya Mak. Ini hasil kerja keras Kemala selama ini. Alhamdulillah banyak juga orang baik yang membantu Kemala."
"Siapa laki-laki ini Kemala."
Tampak Ramadhan berjalan perlahan mendekati Mak dan Bapak Kemala.
"Saya Ramadhan Mak, Bapak. Maafkan kesalahan saya yang dulu ya."
"Sudah. Sudah. Yang berlalu tidak usah kita pikirkan lagi. Bapak juga tidak menyangka hidup mu bisa seperti ini sekarang. Bukan hanya Kemala, kamu pun mendapatkan perlakuan yang sama."
Kemala sudah menceritakan segala nya kepada orang tuanya. Bapak dan Mak tidak menyangka Burhan bisa berbuat hal seke-ji itu.
Mak dan Bapak Kemala memang belum pernah mengenal Ramadhan. Laki-laki yang dulu di cintai Kemala itu jarang terlihat di kampung karna sibuk dengan mencari nafkah.
Ramadhan tidak pernah sekalipun menyia-nyiakan waktu nya untuk bersenang-senang. Yang ada di pikirannya saat itu adalah bekerja dan terus bekerja agar ia bisa membahagiakan nenek nya dan juga Kemala.
"Pak, ini rumah apa istana? Lantai nya mulus pak. Ini ada tempat duduk Raja dan Ratu juga di sini Pak." Ucap Mak Kemala sambil mengelus seluruh permukaan lantai dan soda.
Kemala hanya menatap sedih kedua orang tua nya. Ia tidak berkata apapun. Ia biarkan orang tua nya menjelajahi seluruh istana milik nya.
"Nek, kita lihat kolam di belakang yuk."
"Kolam? Bunda mu ada pelihara ikan juga Aska?"
"Bukan kolam ikan Nek. Tapi kolam manusia."
"Kolam manusia? Gimana tu?"
"Kita yang mandi di kolam itu Nek. Kayak yang di film-film."
"Oo ya ya. Nenek ada lihat di tivi nya si Munah. Pak, besok Mak mau juga ah mandi di kolam."
"Ah, Mak ini."
Setelah makan dan sedikit bersenda gurau, akhirnya mereka pun beristirahat. Malam ini Aska ingin tidur dengan kakek dan nenek nya. Mak dan Bapak pun sangat senang karena di temani tidur oleh cucu kesayangan mereka.
"Nek, boleh Aska nanya sesuatu?"
"Mau nanya apa Aska?"
"Kata guru di sekolah kita nggak boleh durhaka sama orang tua. Tapi, kalau orang tua yang durhaka sama anak itu gimana?"
Mak dan Bapak dengan susah payah menelan air liur mereka. Bagaimana cara nya mereka menjelaskan hal itu kepada Aska. Mereka pun tidak terlalu mengerti.
" Gimana ya, Nenek dan kakek juga nggak begitu mengerti. Besok, tanya saja sama guru Aska lagi. Yaudah, sekarang tidur ya."
Akhirnya mereka pun terlelap karena seharian kelelahan. Mak dan Bapak tidur sambil memeluk cucu mereka. Kemala sangat terharu melihat pemandangan itu.
*****
Keesokan pagi nya seperti bisa Kemala akan memeriksa toko nya terlebih dahulu. Kemala memiliki beberapa cabang toko miliknya. Walau tidak sebesar toko yang ada di depan rumahnya, tapi setidaknya toko itu bisa banyak membantu perekonomian warga sekitar.
Kemala banyak mengajari Ibu-ibu dan muda-mudi yang pengangguran untuk bekerja dengannya. Ia pun tidak segan-segan membagikan ilmunya kepada orang lain.
Mak dan Bapak tidak menyangka Kemala sudah memiliki toko nya sendiri. Bukan mereka tidak tahu, kalau dari dulu Kemala sangat pintar. Hanya saja karena mereka dari keluarga yang miskin, jadi lah mereka malah menikahkan Kemala selepas SMA.
"Eh, minggir sana aku mau lewat!"
Mak yang sedang melihat-lihat hasil karya Kemala seketika tersentak dan hampir saja jatuh.
"Yang sopan dong sama orang tua." Ucap Kemala.
"Hala, palingan juga ba-bu. Kalian sama-sama ba-bu jangan belagu deh. Panggil Bang Ramadhan cepat!"
Suara itu, suara yang amat dikenali Kemala. Siapa lagi kalau bukan Cinta. Kini ia datang dengan seorang wanita paruh baya. Kemala tidak ingin menanggapi ucapan nya. Ia ingin tahu apa yang dilakukan Ibu dan anak itu di toko milik nya.
" Ipul, minta tolong panggilkan Bang Ramadhan ya. Bilang darurat."
"Iya bu. Mengerti."
Selain bang Ramadhan, Saipul juga bekerja di sana. Jika tidak ada pemesanan lewat online, ia akan membantu bang Ramadhan di toko.
"Ooh, jadi kamu ya perempuan yang ingin merebut calon suami anak saya?"
"Merebut Calon Suami? Siapa?"
Aku sangat heran dengan manusia yang ada di hadapanku ini. Kenal pun tidak dengan mereka. Hanya sebatas penjual dan pembeli saja selama ini. Itupun Bang Ramadhan yang mengatasinya.
Tapi dengan enak nya mereka menuduhku yang bukan-bukan. Entah siapa lagi calon suami yang mereka maksud.
"Mak, balik saja dulu kerumah sama bik Siti ya. Bentar lagi Mala nyusul Mak."
"Iya nak. Mak mengerti."
"Eh. Mau kemana kamu ba-bu." Tanya Cinta.
"Ini Mak saya. Bukan pembantu. Tolong kamu yang sopan ya kalau ingin berbelanja di sini."
"Owalaah, sama aja kan. Anak nya ba-bu, jadi Mak nya juga bisa dong dijadikan ba-bu juga."
"Yang waras ngalah deh." Ucap Kemala tanpa sadar.
"Maksud kamu apa ngomong begitu? Mi, lihat kan perempuan ini gimana. Maka nya aku ngajak Mami kesini biar Mami lihat sendiri."
Kemala hanya menggeleng kan kepala melihat kelakuan Cinta yang diluar nalar.
"Siapa nama mu?" Tanya Mami nya Cinta.
"Kemala. Nama saya Kemala. Kenapa? Ada yang bisa saya bantu? Ibu mau pesan apa pagi-pagi datang ke toko ini?"
"Lulusan apa kamu sehingga bisa ngomong seenaknya dengan anak saya?"
"Saya hanya lulusan SMA bu."
"Ha-ha-ha hanya lulusan SMA tapi mau bersaing dengan anakku?"
"Maaf ya bu. Dari tadi kalian berdua ini ngomong apa? Saya nggak mengerti."
"Kamu kan mau mendekati Bang Ramadhan. Kenapa? Kamu suka sama dia? Tapi jangan mimpi. Orang miskin tamatan SMA kayak kamu mana cocok bersanding dengan Bang Ramadhan yang kaya."
Setelah berkata seperti itu dua manusia aneh langsung pergi begitu saja lewat pintu samping toko. Aku pun mengikuti arah mereka berjalan.
"Wah,, Cinta, apa betul itu Rumah Ramadhan? Mewah sekali ya. Nanti kalau kalian menikah, boleh dong Mami di ajak juga."
"Tenang saja Mi, nanti kita minta Bang Ramadhan buat belikan Mami rumah baru."
"Itu beneran mobilnya? Wah, Mami pengen juga dong naik mobil itu. Tahu nggak kamu, mobil itu hanya orang-orang tertentu saja yang memilikinya."
"Kalau begitu kita harus cepat-cepat Mi. Sebelum ba-bu itu nikung Cinta. Cinta nggak mau yang lain. Mau nya Bang Ramadhan."
"Iya, kamu tenang saja. Nanti Mami akan bicara langsung sama Ramadhan."
Akhir nya Kemala mengerti kemana arah pembicaraan ini. Jadi, ada yang salah paham rupanya. Memang kalau sudah cinta, semua nya jadi buram.
Kemala hanya diam saja melihat kelakuan minus Ibu dan Anak itu. Sejauh mana mereka akan bertindak. Kemala juga akan memberi pelajaran kepada dua manusia penggila harta ini.
Pelajaran apa ya yang bisa membuat dua orang ini sadar. Mudah-mudahan saja jantung mereka berdua sehat saat mengetahui kenyataan yang ada.
a
a