NovelToon NovelToon
Beautiful Accident

Beautiful Accident

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Cintamanis / One Night Stand / Persahabatan / Penyesalan Suami / Bad Boy
Popularitas:9.2k
Nilai: 5
Nama Author: ZaranyaZayn12

Kejadian tak terduga di pesta ulang tahun sahabatnya membuat seorang gadis yang bernama Recia Zavira harus mengandung seorang anak dari Aaron Sanzio Raxanvi.

Aaro yang paling anti wanita selain ibunya itu, tiba-tiba harus belajar menjaga seorang gadis manja yang takut dengan dirinya, seorang gadis yang mengubah seluruh dunia Aaro hanya berpusat padanya.

Apakah dia bisa menjadi ayah yang baik untuk anaknya?
Apakah dia bisa membuat Cia agar tidak takut dengannya?
Dapatkan dia dan Cia menyatu?
Dapatkah Cia menghilangkan semua rasa takutnya pada Aaro?

Ayo baca

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ZaranyaZayn12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tujuh Belas

Dokter pun keluar dari ruangan Aaro membuat mereka menyerbu dokter itu dengan serempak hingga Cia yang ikut maju pun terdorong-dorong ke belakang membuat Cia akhirnya menyerah dan mundur.

Cia menatap kerumunan itu dari kursi tunggu dengan cemberut. Kenapa sih mereka ikut-ikutan maju? Padahalkan mereka bukan siapa-siapanya Aaro! Kesal Cia karena para guru dan murid yang ikut bersama mereka ke rumah sakit juga ikut menyerbu dokter itu.

Risa juga entah kemana. Tadi katanya mau beli makan? Tapi kok gak balik-balik! Pikirnya.

Tak lama, Rion keluar dari kerumunan itu membuat Cia menahan laki-laki itu dengan cepat.

"Kata dokternya apa Rion? Kak Aaro kenapa? Cia gak bisa denger! Rame!" Ujar Cia bingung.

"Kata dokter, "Untungnya pasien cepat di bawa ke rumah sakit, jadi pasien bisa langsung di tangani dengan cepat. Jika tidak, pasien akan kehabisan darah sehingga menyebabkan..." Bla bla bla Pokoknya panjang deh Ci. Gue lupa! Intinya, Aaro gak apa-apa walau tadi sempat kritis!" Jelas Rion yang di angguki oleh Cia.

"Kak Aaro sempat kritis? Jadi keadaannya sekarang gimana Rion? Gak apa-apa kan?" Panik Cia ketika menyadari perkataan Rion yang menyebutkan Aaro sempat kritis.

"Udah, sekarang sih udah gak apa-apa, udah stabil." Ujar Rion mengusap rambut Cia gemas. Kenapa iparnya ini sangat menggemaskan coba? Kan Rion jadi gak tahan pengen unyel-unyel nih anak. Pikirnya.

"Lagian kenapa tadi gak ikut maju?" Tanya Rion bingung.

"Cia ikut maju juga tadi Rion, tapi semuanya juga ikut berdiri. Mereka ikut ngumpul ke sana, Cia kan kecil, gak keliatan ish... Trus Cia gak bisa denger apa yang di bilang pak dokter, soalnya rame!" Protes Cia.

"Makanya kalau tumbuh itu tumbuhnya ke atas juga, bukan ke samping aja!" Ujar Rion yang membuat Cia cemberut.

"Cia gak tumbuh ke samping ya!" Ujar Cia tidak terima.

"Tapi gak tumbuh ke atas juga!" Sambungnya bingung.

"Trus tumbuh ke mana dong? Makanan yang lo makan pindah ke mana? Pipi?" Tanya Rion kemudian tertawa.

"Enggak tau! Pokoknya ada! Tumbuhnya ke... Ke...!" Cia bingung mau bilang tumbuh ke mana. Soalnya badannya tetap saja kurus dan pendek jadi Cia tidak tau seluruh makanannya pindah ke mana.

"Ke perut Cia dong!" Ujarnya bangga karena berhasil menjawab pertanyaan Rion.

"Lah emang pindah ke perut lah, yakali Ci makanan lo pindah langsung ke WC!" Ujar Rion yang membuat Cia kesal setengah mati.

Cia pun mulai berancang-ancang untuk menyerang Rion dengan memundurkan kaki kirinya, kemudian memajukan kaki kanannya serta membuatnya agak di tekuk dan Cia sudah siap untuk melompat ke arah Rion.

"Hiiii..!"

"Cia?" Panggil Sana menepuk pundak Cia pelan membuat Cia mengurungkan niatnya dan menoleh kaku ke arah Sana.

"Mama?" Panggil Cia kemudian kembali berdiri tegak.

"Aaro kenapa sayang?" Tanya Sana lembut.

"Maafin Cia Ma, tadi Kak Aaro mau ngelindungin Cia! Jadi semuanya kaya gini." Ujar Cia menundukkan kepalanya. Cia kembali sedih karena mengingat Aaro tadi yang celaka karena Cia.

"Gak apa-apa sayang, justru itu emang tugas Aaro buat jagain kamu supaya tetap aman." Ujar Sana membawa Cia masuk ke dalam pelukannya.

"Ahh Mama... Padahal tadi Rion udah bisa hibur Cia supaya Cia gak sedih, ini malah Mama tanya Cia lagi, kan Cia nya jadi sedih lagi." Ujar Rion dengan cemberut. Padahal tadi Rion sudah bisa membuat Cia tidak sedih lagi. Ini Mamanya malah kembali membuat Cia sedih membuat Rion kesal saja.

"Ya maaf bang, kan mama gak tau." Ujar Sana membawa Cia agar duduk di kursi tunggu.

"Aaro nya udah sadar Bang?" Tanya Zio yang di angguki oleh Rion.

"Udah Pa, tadi dia sempat nyariin si Cia, tapi Aaro gak berani nyuruh Cia masuk, katanya takut Cianya nangis karena takut." Ujar Rion menjawab pertanyaan Zio.

Cia yang mendengar itu pun tertegun. Aaro ingin menemuinya? Tapi takut Cia nangis karena takut?

Setelah semua perbuatan Cia? Perilaku takut Cia? Aaro masih mau menemuinya? Pikir Cia yang membuat Cia semakin terisak di dalam pelukan Sana.

"Sttt gak apa-apa sayang, jangan nangis lagi ya?" Bujuk Sana yang mendapatkan gelengan kepala dari Cia.

"Cia mau masuk? Nemuin Aaro?" Tanya Sana mengusap rambut Cia pelan.

"Mau Ma," Ujar Cia yang membuat mereka tertegun.

"Cia gak takut?" Tanya Sana hati-hati.

"Cia mau ketemu Kak Aaro Ma!" Ujar Cia masih sesegukan.

"Kalau Cia mau masuk, udahan dulu ya nangisnya sayang, nanti Aaro mikirnya Cia takut sama Aaro." Ujar Sana mengusap air mata Cia pelan.

"Iya Mama," Ujar Cia mencoba meredakan tangisnya.

Cia menarik nafasnya kemudian menghembuskannya secara perlahan. Mencoba menenangkan dirinya sendiri. Cia menekan dadanya agak lama lalu menghembuskan nafasnya pelan.

"Udah sayang?" Tanya Sana menatap Cia lembut.

"Tapi Kak Aaro gak bakalan benci sama Cia kan Ma?" Tanya Cia takut.

"Karena Cia yang udah buat Kak Aaro kaya gini." Ujar Cia lirih.

Cia takut jika Aaro akan membencinya. Cia takut jika Aaro tidak mau lagi bertemu dengannya.

"Gak mungkin lah sayang, Aaro gak mungkin bisa benci sama kamu. Malah Mama yakin, Aaro pasti khawatir banget sama kamu." Ujar Sana.

Dirapikannya rambut Cia yang sudah berantakan itu dengan telaten. Mengusap pipi Cia lembut, mencoba menghapus jejak air mata yang masih tersisa disana.

"Pasti Aaro lagi nyalahin dirinya sendiri karena udah bikin kamu terancam kaya tadi," Ujar Sana.

Sana menatap Rion memberikan kode kepada putranya itu agar membantunya membujuk Cia supaya mau masuk ke dalam ruangan Aaro.

"Iya Ci, gue yakin seratus persen kalo abang gue pasti pengen banget ketemu sama bini gemoynya," Ujar Rion membenarkan ucapan Sana.

"Kalaupun Aaro benci sama lo, gak mungkin kan dia tadi masih nanyain lo sama gue?" Ujar Rion.

"Tapi kan...!"

"Udah! Ayo masuk!" Potong Rion membawa tangan Cia. Namun dia merasa seperti tertahan membuat Rion menatap ke arah belakangnya.

"Kenapa lagi Ci?" Kesal Rion menatap Cia kesal.

"Cia takut Kak Aaro gak mau ketemu sama Cia," Lirih Cia.

"Aaro nungguin lo di dalem Cia! Gue gak bohong! Dari tadi pasti dia lagi natapin pintu kamar itu berharap lo masuk ke dalam!" Ujar Rion yang membuat Cia menatapnya tidak percaya.

"Gak mungkin Rion!" Bantah Cia menggelengkan kepalanya tidak percaya.

"Mungkin! Pasti mungkin! Gue yakin! Orang tadi dia nanyain lo sama gue kok." Ujar Rion kesal.

"Lo mau masuk apa enggak Ciii?" Tanya Rion kesal.

"Udah-udah Bang! Kamu masuk duluan aja sana! Bukannya bujukin Cia kamu malah ngajak berantem Cia!" Kesal Sana melihat putranya itu.

Dasar! Tidak sabaran! Tidak bisakah Rion bersabar sedikit dalam membujuk Cia? Lihat saja sekarang, bukannya Cia mau masuk ke sana, Cia malah terlihat mengerut di buat oleh putranya itu.

"Tapi Ma...!!"

"Udah! Sana kamu masuk duluan! Biar Mama aja yang bujuk Cia!" Ujar Sana kesal.

Rion yang mendengar itu pun menganggukkan kepalanya pelan.

"Rion duluan Ma," Ujar Rion kemudian langsung masuk ke dalam ruangan Aaro setelah mendapatkan anggukan dari Sana.

"Ayo sayang? Sama Mama masuk nya mau?" Tanya Sana lembut.

"Gak apa-apa Ma?" Tanya Cia dengan ekspresi takutnya.

"Kamu tenang aja sayang, kalau sampai nanti Aaro atau siapapun marahin kamu, Mama bakalan jadi orang pertama yang bakal marahin mereka duluan!" Ujar Sana menggebu.

"Mau ya? Masuk sama Mama?" Tanya Sana yang mendapatkan anggukan pelan dari Cia.

"Iya Ma," Ujar Cia yang membuat Sana tersenyum lebar.

Sana pun menggenggam tangan Cia kemudian membawanya masuk ke dalam ruangan Aaro.

1
🍁 Fidh 🍁☘☘☘☘☘
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!