Hidup seorang Aellyn Kiran Cayle ( 20 ) selalu berjalan mulus tanpa hambatan. Ia selalu mendapat kasih sayang yang lebih dari keluarganya. Sejak kecil, ia sudah terbiasa hidup bergelimang harta.
Namun, kehidupan Aellyn yang sangat nikmat itu harus berakhir karena kebodohannya yang selalu mempercayai semua kata-kata dusta dari sahabat dan juga kekasihnya.
Hidup Aellyn hancur sehancur-hancurnya, apalagi saat dua manusia biadab itu mengakui perselingkuhan mereka.
Dan pada hari itu juga, dua manusia biadab yang sangat ia percayai itu benar-benar mengakhiri hidupnya dengan memisahkan jiwa dari raganya.
Semua nya terasa seperti mimpi, sampai Aellyn tiba-tiba terbangun di dalam sebuah kamar yang terasa tidak asing baginya.
Dan Aellyn lebih terkejut lagi saat ia melihat kalender yang menunjukkan bahwa ia berada di tahun 2023, 8 tahun yang lalu, saat kehancuran hidupnya di mulai.
"Ternyata tuhan cukup berbaik hati memberikanku kesempatan untuk membalaskan dendam kepada kalian."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizkook lovers, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 33
Beberapa hari ini dunia terasa damai, entah kenapa Aellyn pun tak tahu. Ia hanya berharap semoga kedamaian ini tetap berlangsung hingga ia dan sang suami kembali dari honeymoon nanti.
"Bersenang-senanglah disana, nikmati liburan kalian dan jangan lupa buatkan aku ponakan yang sangat lucu ya," ucap Lea pada Aellyn yang sudah siap untuk berangkat ke bandara.
Pipi perempuan cantik itu memerah atas ucapan sang sahabat. Lea yang menyadarinya pun hanya bisa terkekeh gemas.
Jika Re tidak ada disana mungkin Lea sudah mencubiti pipi Aellyn yang terasa semakin gembil setiap harinya.
"Jaga rumah baik-baik ya. Nanti aku akan membawakan banyak hadiah untuk kamu dan Rio."
"Tidak-tidak, tidak usah repot-repot. Kami sudah banyak merepotkan kalian." Lea menggerakkannya tangannya, panik.
Lea cukup sadar diri bahwa selama beberapa hari ini ia dan adiknya telah menjadi beban untuk Aellyn dan Re. Rasanya Lea tak enak hati jika harus menerima hadiah atau apapun itu dari mereka lagi.
Aellyn mengerutkan dahinya tak suka. "Apa yang kamu katakan? Tentu saja kalian tidak merepotkan. Kami senang ada kalian disini, jadi jangan merasa seperti itu, oke?!" ucap Aellyn menggebu-gebu.
Lea mengangguk pelan.
"Oh ya, dan kau Ale."
"Iya nyonya," jawab Ale dengan sopan.
"Jaga Lea dengan baik, jangan sampai lecet sedikit pun!" perintah mutlak dari sang nyonya rumah.
"Baik nyonya," jawab Ale dengan patuh.
"Sayang, ayo." Re merangkul pinggang istri tercintanya, mengajak Aellyn untuk segera pergi supaya perempuan cantik itu tidak melanjutkan omelannya lagi.
"Baiklah," ucap Aellyn pasrah.
"Kami pergi dulu," pamit Re pada Lea dan Ale sebelum beranjak keluar dari rumah bersama Aellyn.
•
Penerbangan dari Jakarta ke Tokyo Jepang menempuh perjalanan yang cukup lama padahal mereka telah mengambil penerbangan yang paling cepat.
Terlalu lama berada di dalam pesawat membuat Aellyn kelelahan hingga ia langsung tertidur di atas kasur setelah mereka sampai di kamar hotel.
Re tersenyum maklum melihat tingkah sang istri, lalu segera telaten, Re pun membantu membuka sepatu dan jaket tebal yang dikenakan Aellyn.
Laki-laki tampan kelahiran tahun 90-an itu mendudukkan dirinya di tepi kasur, memandangi wajah damai sang istri yang telah berkelana ke alam mimpi.
Tangannya terulur untuk menyingkirkan poni-poni lucu yang menutupi dahi Aellyn.
Chup,,,
Satu kecupan lembut penuh cinta Re bumbuhkan pada dahi perempuan yang sangat ia cintai.
Menjauhkan wajahnya, Re kembali memperhatikan wajah cantik dengan pipi memerah itu.
Bagaimana bisa dia tertidur senyenyak itu padahal perutnya sedang dalam keadaan kosong?
•
Aellyn mengawali paginya dengan menikmati beberapa makanan khas Jepang seperti curry udon, sukiyaki dan takoyaki yang cocok dimakan saat musim dingin seperti ini karena dapat membuat tubuh terasa hangat.
Di luar sana dengan turun hujan salju yang cukup deras sehingga Aellyn dan Re memutuskan untuk sarapan di dalam kamar.
"Wah, ternyata suki-sukian disini lebih enak dari pada yang pernah aku beli di Mall Jakarta!" Aellyn melahap makanannya dengan sangat bersemangat karena kenikmatan makanan Jepang yang memanjakan lidahnya.
"Pelan-pelan saja, tidak ada yang akan merebutnya darimu."
Aellyn tidak mendengarkan ucapan Re dan memilih untuk menikmati semua makanan itu dengan khidmat dan semangat yang menggebu-gebu.
Re tersenyum gemas melihat sang istri yang terlihat sangat menggemaskan dengan mata yang berbinar lucu.
"Setelah ini apakah kamu mau pergi ke pemandian air hangat denganku?" tawar Re yang membuat Aellyn langsung menatapnya dengan binaran lucu dimata bulatnya.
"Tentu saja aku mau! Pemandian air panas di Jepang adalah yang terbaik!" Aellyn mengacung dua jempolnya ke atas, masih dengan binaran mata yang sama.
Re tersenyum tipis lalu mengusap kepala Aellyn dengan sayang. "Cepat habiskan makananmu setelah itu kita langsung pergi."
"Tentu," jawab Aellyn dengan senyuman senang.
•
...•Pemandian Air Panas•...
Kepala Aellyn tertoleh kesana-kemari mencari manusia lain selain dirinya dan Re disana.
"Sepertinya tempat ini tutup. Tidak ada seorangpun disini, lebih baik kita kembali saja." Aellyn menggandeng tangan Re hendak mengajar suaminya pergi dari sana, namun Re menahan langkahnya.
"Tempat ini buka."
"Tapi tidak ada_"
"Selamat datang, selamat menikmati pemandian air hangat kami." Tiba-tiba seorang perempuan cantik berdiri di hadapan mereka dengan senyuman ramah, disusul oleh beberapa perempuan yang membawa handuk dan semacamnya.
Aellyn tidak tau darimana datangnya semua orang-orang itu, tapi sungguh, ini sangat menakjubkan.
"Taruh semua barang itu dan pergilah," perintah Re dengan wajah datar seperti biasa.
Semua orang itu pun segera melakukan apa yang Re suruh.
Aellyn mendongak untuk menatap wajah sang suami yang memiliki tubuh yang lebih tinggi darinya. "Kenapa kamu mengusir mereka."
Re memeluk pinggang Aellyn dengan posesif lalu menenggelamkan wajahnya di perpotongan leher Aellyn. "Aku tidak rela jika ada yang melihat tubuhmu, bahkan jika mereka berjenis kelamin perempuan."
Kekehan kecil mengalun dari bibir Aellyn. Ia pun langsung mendekap kepala sang suami.
Yeah, aku juga tidak rela jika tubuh atletis suamiku dilihat orang lain, apalagi perempuan. Aellyn terkekeh kecil di dalam hatinya.
•
Berendam di air hangat disaat cuaca sedang dingin-dinginnya memang yang terbaik. Rasanya begitu rileks, hingga Aellyn hampir saja tertidur jika seseorang tidak memeluknya dari belakang.
Tubuh Aellyn bergetar, merasa geli saat hembusan nafas hangat sang suami menerpa leher jenjangnya yang sensitif bukan main.
Rasa geli itu semakin menjadi-jadi saat Re menjulurkan lidahnya dan mulai menjilati leher jenjang itu seperti sedang menjilat ice cream.
"Ugh,,,Sa_sayanghh,,,jangan seperti ini."
Oh tidak, sepertinya Aellyn membuat kesalahan besar karena suaranya yang seperti itu malah membuat Re semakin gencar untuk menjamah tubuhnya.
Tangan laki-laki itu tidak bisa diam dibawah sana. Re mulai menyentuh bagian paling inti pada tubuh Aellyn hingga kaki Aellyn bergetar dan melemas.
"Re Re Re!" panggil Aellyn gelisah.
"Jangan takut sayang, disini hanya ada kita berdua," bisik Re dengan suara baritonnya.
Re semakin merapatkan tubuh mereka hingga Aellyn bisa merasakan milik Re yang sudah bangun.
Sekarang tidak ada yang bisa Aellyn lakukan selain menikmati semua kehangatan yang suaminya berikan.
Yeah, bukankah musim dingin adalah waktu yang paling tepat untuk melakukannya?
...•Bersambung•...
Jangan lupa like dan komen 🥰
seakan akan dia sedang sakit keras,dan mau pergi ninggalin lea.
Kok kayak gak nayambung ya