🏆 Novel Lomba Anak Genius 2023 🏆
Kisah seorang anak genius bernama Aaron Lee yang piatu sejak bayinya.
Dia dibesarkan dalam keluarga kaya yang memiliki tambang minyak, ayahnya yang bernama Lee Ryder adalah pria tertampan yang termasuk dari sembilan pria terkaya didunia.
Aaron Lee besar bersama seorang pengasuh yang masih muda bernama Margot Evans, gadis yatim-piatu yang diambil oleh keluarga Lee Ryder dari panti asuhan saat dia masih anak-anak.
Margot Evans menjadi bagian keluarga Lee Ryder yang diberi tugas kepercayaan untuk menemani Aaron Lee.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Suara Aaron Lee memanggil dari luar kantor.
''Ayah... Apakah ayah tahu Margot dimana ?", tanya bocah Lima tahun itu. Dari arah luar ruangan kantor yang ada di rumahnya.
Margot Evans tersentak kaget ketika mendengar panggilan Aaron Lee.
Dia buru-buru merapikan pakaiannya serta rambutnya yang kusut masai.
''Lepaskan aku, Lee Ryder !", bisik lembut Margot.
''Tidak !", sahut Lee Ryder.
''Apa maksudmu ? Ada Aaron Lee di sini !? Apa kamu tidak mendengarnya memanggil mu ?'', kata Margot Evans.
''Tidak perlu dihiraukan... Biarkan saja dia nanti pergi juga !", bisik Lee Ryder.
Lee Ryder menyapu pangkal lengan Margot Evans lalu menggigitnya.
''Lee Ryder !?", pekik Margot Evans.
Margot menjauhkan tubuh Lee Ryder darinya seraya beranjak dari meja kerja milik Lee Ryder.
''Ayah !", panggil Aaron Lee.
''Iya, Aaron Lee ! Masuklah !", sahut Lee Ryder.
Lee Ryder mencium sekilas pundak Margot Evans kemudian naik ke atas pipinya.
Margot Evans sekali lagi menjauhkan dirinya dari jangkauan Lee Ryder tapi pria tampan itu meraihnya kembali dalam pelukannya.
''Kenapa kamu mengelak ?", kata Lee Ryder.
''Ada Aaron Lee...'', bisik Margot.
Berusaha melepaskan dirinya dari dekapan Lee Ryder.
''Ayah !", panggil Aaron Lee.
''Masuklah Aaron Lee !", kata Lee Ryder.
''Apakah Margot Evans ada di dalam sana, ayah ?", tanya Aaron Lee.
''Mmm... !?", gumam Lee Ryder.
Margot Evans memandang dengan was-was ke arah pintu kantor.
Berkali-kali dia mengusap tangannya saat menatap pintu yang tertutup itu.
''Tidak, dia tidak ada disini", sahut Lee Ryder.
''Apakah ayah tahu dimana dia sekarang ?'', tanya Aaron Lee.
''Ayah tidak tahu dimana Margot sekarang, mungkin dia sedang di dapur atau di kamarnya'', sahut Lee Ryder.
Lee Ryder menarik tangan Margot Evans lalu menciumnya kembali.
''Lee Ryder...'', ucap Margot pelan.
Lee Ryder tersenyum sumringah ketika memandangi Margot Evans.
''Kalau begitu aku pergi dulu, ayah, karena aku akan mencari Margot. Dan maaf, jika aku tidak jadi masuk ke dalam kantor ayah'', kata Aaron Lee.
''Baiklah, pergilah ! Jika kamu bertemu dengannya, katakan pada Margot kalau ayah mencarinya !", sahut Lee Ryder.
Margot tercengang mendengar ucapan Lee Ryder seraya menaikkan kedua pundaknya.
''A-p-a ???", gumam Margot.
''Ssssttt..., diamlah ! Kemarilah !", sahut Lee Ryder.
Lee Ryder menarik Margot kembali ke atas pangkuannya kemudian menatapnya teduh.
''Kau tahu, jika aku mulai ketagihan padamu'', ucap Lee Ryder.
''Aku tidak mengerti !?", sahut Margot.
"Seharusnya kamu sadar bahwa kamu sangat menarik perhatianku bahkan mampu membuatku selalu gelisah", ucap Lee Ryder.
"Aku tidak merasakannya seperti itu...", sahut Margot.
"Tidak !? Apakah aku harus lebih meyakinkanmu dari ini ?", kata Lee Ryder.
"Bukan demikian, aku hanya ingin tahu akan perasaanmu padaku", ucap Margot.
"Hmmm..., aku rasa itu tidak perlu diungkapkan...", sahut Lee Ryder.
"Kenapa ? Apa itu mengganggumu ?", tanya Margot.
"Tidak !", sahut Lee Ryder.
Lee Ryder mendekap erat tubuh Margot Evans seraya menempelkan dagunya ke sisi badan Margot.
"Karena bagiku sebuah tindakan sudah mewakilinya", lanjut Lee Ryder.
"Terkadang sulit dibedakan, kata Margot.
"Maksudmu ?", tanya Lee Ryder.
"Kadang tindakan dan perasaan berbeda jauh, mungkin saja kau hanya merasakan tertarik padaku tapi tidak dengan hatimu", sahut Margot.
Lee Ryder menyentakkan tubuh Margot ke arah kursi kerjanya lalu menatapnya lekat-lekat.
"Aku tidak memerlukan hatiku untuk membuktikan bahwa kau sangat menarik hatiku karena sejak aku melihatmu pertama kalinya...", ucap Lee Ryder.
Lee Ryder mengusap bibir Margot.
"Aku sudah menyukaimu, Margot", kata Lee Ryder.
Pria berambut perak itu mengecup bibir Margot Evans kemudian menciumnya sangat dalam.
"Kau tidak perlu meragukan perasaanku padamu karena bagiku kau Lah satu-satunya yang ada di hatiku", ucap Lee Ryder.
Lee Ryder melahap habis bibir merah Margot Evans hingga gadis cantik itu tidak mampu bernafas lega.
"Mulai sekarang dan seterusnya..., kamu tidak tinggal lagi di rumah besar tapi akan tinggal di rumah ini selamanya...", kata Lee Ryder.
"Tapi itu tidak mungkin karena ayah akan mencurigai kita", sahut Margot.
"Aku tidak peduli itu karena bagiku kau adalah bagian hidupku. Dan tak seorangpun yang mampu menghalanginya dariku !", kata Lee Ryder.
"Ayah tidak akan mengijinkan aku tinggal bersama mu apalagi jika ayah tahu kita seperti ini", sahut Margot.
"Aku tidak peduli, kau paham !", sahut Lee Ryder.
Margot memejamkan kedua matanya lalu menjawab ucapan Lee Ryder.
"Bagaimana kamu akan mengatakannya pada ayah ?"
Gadis cantik itu mengerjapkan kelopak matanya yang indah.
"Bukan aku yang akan berbicara padanya karena itu tidak perlu, sahut Lee Ryder.
"Maksudmu ?", tanya Margot.
"Maksudku, tanpa kita mengatakannya, dia akan tahu jika aku yang menyuruhmu tinggal disini dan saat itu ayah akan kemari menjemputmu", sahut Lee Ryder.
"Kita tidak perlu ijinnya ?", kata Margot.
"Iya, dan saat ayah kemari maka aku akan mengatakan sebuah alasan yang tidak mungkin ayah tolak", sahut Lee Ryder.
"Apa yang akan kamu katakan pada ayah ?", tanya Margot.
"Aku akan menjelaskan bahwa Aaron Lee yang menginginkanmu untuk tetap tinggal di rumah ini selamanya", sahut Lee Ryder.
"Apa !? Kau curang ! Menggunakan Aaron Lee sebagai kartu As mu !", kata Margot.
"Tidak juga karena alasan utamaku adalah dirimu, Margot", sahut Lee Ryder.
Lee Ryder menangkupkan kedua tangannya ke wajah Margot kemudian menariknya lembut.
Menatapnya teduh lalu mencium Margot mesra.
Keduanya saling berpelukan serta berciuman kembali.
Hanyut dalam heningnya suasana ruangan kantor yang nyaman.
"Mulai sekarang, kau akan tidur sekamar denganku !", ucap Lee Ryder.
"A--apa !?", sahut Margot.
Margot Evans tersentak ketika Lee Ryder menyuruhnya untuk satu kamar dengannya di rumah ini.
"Tidak, aku menolaknya !", jawab Margot.
Margot melepaskan pelukannya dan berjalan menjauh.
Dia menoleh ke arah Lee Ryder seraya menatapnya setengah memohon.
"Iti tidak mungkin, Lee Ryder", kata Margot.
"Kenapa ?", tanya Lee Ryder.
Lee Ryder berjalan mendekati Margot tapi gadis muda itu mundur dari jangkauan Lee Ryder yang hendak menyentuhnya.
"Bagaimana jika Aaron Lee melihatnya ?", sahut Margot.
"Dia tidak akan tahu hal itu", ucap Lee Ryder.
"Bagaimana anak itu tidak akan melihatnya sedangkan dia akan tahu ketika Aaron Lee mencarimu ?", sahut Margot.
"Kamarku berbeda dari kamar lainnya di rumah ini karena aku merancangnya khusus untukku", kata Lee Ryder.
"Lee Ryder ! Ayolah ! Jangan paksa aku !", ucap Margot.
Pandangan mata Margot sedikit memohon saat meminta pada Lee Ryder untuk mengurungkan niatnya.
"Tidak ! Aku tidak akan mengabulkan permintaanmu, Margot", sahut Lee Ryder.
"Lee Ryder...", pinta Margot memelas.
Margot memandangi Lee Ryder dengan tatapan mengiba.
Namun, Lee Ryder menggelengkan kepalanya lalu menarik Margot kembali ke dalam pelukannya.
"Keputusanku tidak akan berubah sedikitpun karena aku sudah memutuskannya jika kita akan tinggal bersama di rumah ini", sahut Lee Ryder.
''Entah, apa yang akan ayah lakukan terhadap kita dan aku tidak mampu membayangkannya, Lee Ryder !?'', kata Margot.
Margot terlihat sangat gelisah ketika mendengar niat Lee Ryder.
''Percayalah padaku ! Dan semuanya akan baik-baik saja...'', sahut Lee Ryder.
Lee Ryder mencium mesra Margot Evans, membelainya lembut seraya mendekapnya erat.
Keputusan Lee Ryder sudah bulat akan menjadikan hubungannya dengan Margot Evans lebih dekat dari sebelumnya.
Tanpa ragu-ragu Lee Ryder berniat membuat gadis cantik itu untuk tinggal bersama dengannya.
Meninggalkan rumah besar yang biasa Margot tempati bersama ayah Won Shik Lee selama ini.