Arsen kusuma wijaya,seorang duda muda yang dewasa,harus menikah dengan Ayana shakila,gadis mungil yang berstatus pelajar sebuah SMU.
akankan pernikahan mereka bisa berhasil.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chustnoel chofa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apa dia tidak mencintai aku?
*
*
*
*
Setelah kepergian suaminya, Ayana termenung beberapa saat.dia duduk dengan pikiran yang mengembara ke negri antah berantah.
Membayangkan kemarahan Arsen,membuat hatinya berdenyut nyeri.
Walau diakui,itu semua memang salahnya,mengambil keputusan mengkonsumsi pil pencegah kehamilan itu.
Pun seandainya dia meminta izin Arsen,dia ragu apakah pria yang berstatus suaminya itu akan memberinya izin.
Kenapa mas Arsen begitu marah dan emosi,kenapa dia egois sekali.
Harusnya dia juga melihat dari sudut pandangku.aku masih sekolah,SMU aja belum lulus.
Ah,mas.tolong maafkan aku jangan marah padaku mas,aku sudah tidak lagi meminum pil itu.sekarang aku sudah siap mengandung darah dagingmu mas.
Kenapa kamu tidak mencoba bertanya padaku,dan kenapa kamu tidak berusaha mendengar penjelasanku.
Setelah lelah dengan semua pemikirannya sendiri, Ayana kemudian beranjak ke kamarnya,dia berniat untuk tetap sekolah.
walaupun saat itu hampir pukul tujuh pagi,dan sudah dapat dipastikan,dia akan terlambat.
Masa bodoh,daripada aku bolos,dan hanya termenung di rumah.bisa-bisa aku tambah stress nanti.
monolog Ayana dalam hati.
*
*
*
*
Dua puluh menit kemudian Ayana Sampai di depan sekolahnya pintu gerbang sudah tertutup rapat.
Setelah turun dari taksi online yang dinaikinya tadi,Ayana berjalan mendekat ke pos keamanan yang ada di dalam,tepat disamping gerbang.
"Pak....pak Tomo...."seru Ayana kepada seorang laki-laki,yang ternyata satpam sekolah itu.
Pria yang dipanggil pak Tomo sontak mendekat,mengenakan atribut lengkap seorang petugas keamanan.
"Non Aya kenapa telat...?"tanya pak Tomo heran,karena baru kali ini melihat gadis itu terlambat masuk.
Ayana mencoba tersenyum tipis, biarpun dalam hati menangis."Tadi ada keperluan pak,,bisa minta tolong bukain nggak pak..?"dengan memasang wajah memelas, Ayana memandang pria yang ada dibalik pintu gerbang.
"Tapi non,bapak takut dimarahi..."bisik pak Tomo,kemudian pria itu terlihat memandang sekeliling, celingukan persis seperti maling yang akan beraksi.
lho heh....
"Please,pak.sekali ini aja,Aya kan nggak pernah telat.nanti aja bakal lapor deh sama ibu Marni..."Ayana semakin memelaskan wajahnya.bahkan sekarang bibirnya tampak mencebik,dan mungkin sebentar lagi akan menangis.
"I ..iya deh.kali ini aja ya non, bapak takut dimarahi soalnya..."dengan agak takut-takut,akhirnya pak Tomo mau juga membukakan pintu untuk Ayana.
*
*
*
Ayana berdiri sejenak di depan pintu kelasnya,yang sudah tertutup rapat.sayup-sayup terdengar ibu guru mulai memberikan materi pembelajaran pagi ini.
Ayana melirik sekilas, sehelai kertas di tangan kanannya,surat keterangan dari guru BP,alasan keterlambatannya pagi ini.
Tok...tok...tok...
Dengan hati berdebar,Ayana mengetuk pintu,selama hampir tiga tahun menuntut ilmu disini,baru kali ini dia terlambat sekolah.
kalo bolos sih,jangan ditanya.lebih sering malah...
"Masuk...."terdengar sahutan dari dalam.dengan pelan dibukanya pintu itu.
klek...
Begitu pintu terbuka,empat puluh satu pasang mata sontak tertuju pada dirinya.
"Maaf bu,saya terlambat..."dengan canggung Ayana menghampiri bu Aida yang saat itu sedang mengajar Bahasa Indonesia.
"Ayana,tumben kamu telat?"tanya Bu Aida,kedua matanya tampak memicing dibalik kaca mata yang dipakainya.
"Iya bu,tadi ada keperluan mendadak,yang tidak bisa di tunda .."Ayana mengulurkan sehelai kertas yang tadi digenggamnya.
"Ya sudah,duduklah.lain kali jangan sampai tekat lagi ya .?"ucap Bu Aida ramah.
Wanita Empat puluh lima tahun yang masih terlihat awet muda dan cantik itu memang terkenal sebagai guru yang sabar dan ramah.
"Ini tolong taruh aja di meja Ay...'pinta Bu Aida.
"Baik bu,terima kasih bu ..."setelah meletakkan selembar kertas itu,Ayana bergegas menuju tempat duduknya,yang ada di bangku nomer dua dari depan,dia duduk bersama sahabat setianya Mila.
Saat kedua netranya bersirobok dengan Marco, cowok itu terlihat begitu sinis memandangnya.
cih,terserahmu Cho,emang gue pikirin.begitu kira-kira batin Ayana berkata.
Mila tampak menatapnya penuh tanda tanya,begitu dia menghempaskan bokong disebelahnya.
"Ntar aja ceritanya,nggak enak sama Bu Aida..."bisih Ayana lirih,saat jiwa kekepoan Mila mulai terdeteksi.
Mila hanya mendengus sebal.
*
*
*
Sementara itu di kantor WIJAYA GRUP...
Sepanjang pagi hingga menjelang siang,Arsen hanya uring-uringan saja,apapun yang dikerjakan anak buahnya,tak ada satupun yang benar dimatanya.
Hingga Sang asisten pribadi Malik menghampirinya dengan raut keheranan.tak biasanaya si Bos begitu menyebalkan hari ini.
"Bos ."
"Ada apa!"bentak Arsen,pria itu dengan memijit pelipisnya yang terasa berdenyut.gara-gara anak kecil itu,pikiranku jadi kacau balau seperti ini.gerutu Arsen dalam hati.
Malik terperanjat."Sabar Bos,kenapa dari tadi marah mulu.ada masalah apa?"dengan sabar Malik bertanya.pria itu duduk di kursi yang ada didepan Arsen duduk,mereka saling berhadapan dan hanya terpisah oleh meja kerja Arsen.
"Bukan urusanmu..."ketus Arsen.bibirnya tampak memberengut.pria yang menjadi Bos Malik itu membuka kancing jasnya,kemudian menyampirkan pada punggung kursi yang didudukinya.
Dengan raut gelisah Arsen beranjak,kemudian menghempaskan bokongnya di sofa single,yang biasa dipakai tempat duduk tamu nya.
"Maaf Bos,,"ucap Malik datar.
"Apa saja jadwalku hari ini...?"
"Ada jadwal makan siang di kafe pelangi Bis,dengan klien kita yang dari Solo..."Malik menjelaskan.
"Setelah itu,jadwal Bos kosong Sampai sore..."
"Ok...."Arsen menyandarkan kepalanya kebelakang.tampak memejamkan mata.
"Malik..."Arsen memanggil sang Asisten sambil terus memejamkan mata.
"Iya Bos .."
"Menurutmu,apa alasan wanita tidak mau hamil..?"Arsen membuka mata,dan menatap Malik tajam.
"Hah..."tentu saja Malik jadi bingung,jangankan menikah pacar saja sampai saat ini dia tidak punya,malah di beri pertanyaan seperti itu.
Malik berdiri,kemudian di memilih duduk di samping sang Bos.
"Ya,mungkin karena alasan belum siap Bos,misal ekonomi masih pas-pasan,masih mengejar karir,atau mungkin karena tidak ingin bentuk tubuhnya berubah Bos,makanya tidak mau hamil..."Malik mengira-ngira sendiri jawabannya.
Dia kan memang belum pernah berumah tangga,sudah pasti tidak paham arti pertanyaan Si Bos.
Arsen menyandarkan punggungnya lagi,kepalanya mendongak, menatap plafon di atasnya.
Kira-kira apa alasan Ayana tidak mau hamil anakku, jangan-jangan selama ini,dia tidak mencintai aku.makanya ogak mengandung benih dariku.
*
*
*
*
Bersambung....
Jangan lupa tinggalkan jejak,like love dan komen.
Terima kasih..