"Mas, aku hamil." ujar Bella menemui laki-laki berperawakan tampan itu di kantornya. Laki-laki yang malam itu menghabiskan waktu bersama Bella.
"Hamil? yakin itu anak saya?" tanyanya dengan sinis sambil menatap Bella dengan tajam.
"Iya Mas, ini anak kamu." jawab Bella apa adanya.
"Bagaimana bisa saya percaya itu ajak saya, sedangkan di malam itu kamu saja tidak berdarah sama sekali!!" ujarnya tanpa perasaan.
DEG...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indah Yuliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 17
SALAH KAMAR MEMBAWA BAYI
17
"Bella, ini kamu?" tanya seorang wanita membuat Bella yang baru saja meminum seteguk es cincau nya terkejut akan bertemu dengan wanita itu disaat seperti ini.
"Bella kamu masih ingat sama aku 'kan?" tanyanya lagi karena tak ada respon dari Bella. Bahkan wanita itu hanya terdiam kaku.
Bella mengangguk. "Aku tidak akan mungkin lupa sama kamu, Mei," jawab Bella setelah sadar dari rasa terkejutnya.
Mei menarik tangan Bella untuk duduk di kursi yang tersedia di dekat penjual es yang baru saja Bella beli.
"Kamu kemana saja selama ini Bella? Bahkan nomor kamu pun tidak pernah aktif sejak sepuluh tahun lalu. Bahkan aku, Maryam, Tegar dan juga Fajar mencari kamu ke rumah kamu tapi, kata tetangga di sana kamu pergi entah kemana. Kami semua khawatir sama kamu Bel. Bahkan tampa memberi kabar kepada kami kamu hilang bak ditelan bumi." Mei menatap Bella menuntut jawaban dari pertanyaannya.
"Kalau aku ceritakan semuanya panjang Mei, banyak hal yang terjadi padaku sejak sepuluh tahun lalu yang bahkan tak ingin aku ingat lagi." jawab Bella menerawang pada kehidupan pahit masa lalunya.
"Bukanlah kita teman Bella, kamu bisa berbagi keluh kesah kamu pada kami semua." ujar Mei.
Bella menggelengkan kepalanya. "Semuanya tidak semudah itu Mei, bahkan sulit, sangat sulit untuk aku ceritakan pada kalian semua." jawab Bella membuat Mei bingung sekaligus penasaran.
"Ada ap--"
"Bunda kapan kita pulang? aku sudah sangat ingin mencicipi ayamku ini," ucapan Mei terpotong karena suara anak laki-laki milik Bella itu.
"Dia siapa kamu Bel? Kenapa memanggil kamu Bunda?" tanya Mei sungguh penasaran. Dirinya baru sadar jika ada anak laki-laki itu duduk di samping Bella. Padahal bocah Laki-laki itu sudah sedari awal di sana namun, Mei tidak begitu memperhatikannya.
"Aku sampai lupa ngasih tahu kamu Mei, dia Bintang, anakku." jawab Bella memperkenalkan anak kesayangannya itu.
"Bentar lagi Sayang, kamu sabar dulu ya," Bintang hanya mengangguk saja.
"Anak? Kapan kamu menikah Bella? Kenapa tidak mengundang kami saat pernikahan kamu?" tanya Mei kecewa. Padahal mereka itu sudah lama kenal bahkan duduk di bangku kuliah dari awal semester sampai akhirnya wisuda selalu bersama. Namun pada acara penting itu Bella dengan tega tidak mengundang mereka.
"Ceritanya panjang Mei. Emm, dari pada kamu bingung aku akan bilang intinya saja tapi kalau mau tau jelasnya kita cari waktu buat ketemu dan cerita semuanya." ujar Bella menarik nafas dalam.
"Kamu masih ingat kan sepuluh tahun lalu saat kita di hotel ngerayain ulang tahun Fajar?" tanya Bella menatap Mei membuat wanita itu hanya mengangguk sebagai respon.
"dan kamu juga masih ingat kan waktu itu kita semua dalam keadaan mabuk dan kamu tahu sendiri lah kalau aku itu nggak kuat dengan yang namanya minum-minuman beralkohol. Terus waktu itu aku izin ke kamar mandi dan di situlah kejadiannya dan sekarang kamu bisa lihat Inilah hasilnya." ujar Bella mengusap lembut kepala anaknya.
Mei membekap mulutnya tidak percaya dengan ucapan Bela yang membuatnya cukup terkejut. Pasalnya waktu itu seingatnya mereka menanyakan keadaan Bella karena waktu itu wanita itu tidak kembali sehabis dari kamar mandi.
"Jasi yang kamu katakan waktu itu semuanya tidak benar?" tanya Mei yang masih tidak menyangka dengan ucan Bella.
Bella menganggukkan kepalanya. "Iya, waktu itu aku hanya bisa menjawab itu sebagai alasan kepada kalian semua bahkan kepada ibuku sendiri. Kamu tahu sendiri tidak mungkin aku langsung jujur begitu saja karena masalahnya tidak sesimpel yang diucapkan." jawab Bella dengan mata yang sudah mengembun. Mengingat itu saja dada Bella begitu sakit bahkan luka yang berusaha dia kubur selama ini kembali koyak.
Mei memeluk Bella dengan erat, tidak menyangka jika pesta yang mereka adakan malah menjadi musibah bagi Bella.
"Bunda, kapan sih kita pulang? Aku sudah sangat lapar dan ingin segera memain ayamku ini." Mei langsung saja melepaskan pelukannya dari tubuh Bella karena suara anak laki-laki dari temannya itu.
"Ahh, maafkan tante, Sayang. Ya sudah kamu pulang saja dulu Bella, kapan-kapan kita ketemu dan bercerita lagi. Kasihan juga kalau kita lanjut bercerita tapi anak kamu sudah lapar begini." ujar Mei tak enak hati.
"Ya sudah aku pulang dulu Mei, nanti kalau ada waktu aku kabari kamu." jawab Bella seraya beranjak dari tempat duduk itu diikuti anaknya.
TBC