~ hadirmu membuka luka lama yang susah payah kulupakan. _azzalea jhonson.
~ berlarilah sejauh yang kau mau namun, ingat tidak ada tempatmu kembali selain kepelukanku. _Deanirta wiliam.
Bagaimana jadinya jika kenyamananmu terusik karena kehadiran seseorang dari masa lalu. Menghindar atau menyambut? Yuk ikuti kisah selengkapnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nilan sastia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 16
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
seperti biasa aktifitas azalea dipagi hari, ia akan ke rumah sakit untuk bekerja.
"dok. Pasien yang kemarin akan operasi hari ini" ucap suster inah, mendekati meja azalea.
"bagaimana kesiapannya?" tanya azalea karena kemarin ia izin tidak masuk bekerja. Ia pergi memantau pembangunan kliniknya yang sudah mencapai 60%.
"ruangan sudah disiap dok. Dan pasien juga sudah siap!" jawab suster inah.
"baiklah, jam berapa operasinya?" tanya azalea, wanita itu berjalan menuju lemari stainless yang ada di sudut ruangannya.
"jam dua belas dok." jawab inah, azalea melihat jam tangan mungil yang melingkar di pergelangan tangannya. Jam menunjukan pukul sembilan pagi berarti tiga jam dari sekarang.
"inah, berkasnya mana?" azalea memutar arah ia berjalan menuju meja inah, dan mengambil berkas pasien disana. Tiga jam masih ada waktu untuk mempelajari tentang penyakit pasien sebelum melakukan tindakan operasi. Jika ia belum memahaminya terpaksa operasi akan ditunda. Azalea tidak ingin mengambil resiko mengoperasi tanpa mengetahui detail tentang penyakit pasien.
"dok, apa anda membutuhkan kopi?" tanya inah, yang kebetulan ingin pergi membuat kopi di dapur rumah sakit.
"sepertinya inah" jawab azalea tersenyum manis. Wanita itu membawa berkasnya duduk di kursinya.
Setelah inah, berlalu Azalea kembali mempelajari berkas pasien dengan seksama, memahami riwayat kesehatan dan diagnosisnya. Ia mencatat beberapa hal penting:
Nama pasien: R. Dwi Nugroho.
Umur: 35 tahun.
Diagnosis: Tumor otak stadium 3.
Gejala: Sakit kepala, penglihatan kabur, dan kelemahan otot.
Riwayat kesehatan: Hipertensi dan diabetes.
Azalea mempertimbangkan risiko dan manfaat operasi. Ia ingin memastikan bahwa operasi berjalan lancar dan pasien mendapatkan perawatan terbaik.
Tiba tiba Telepon Azalea berdering. Ia melihat layar dan terkejut melihat nama yang muncul: my husband.
Azalea mematikan ponselnya dan kembali fokus pada berkas pasien. Ia mempelajari data medis dan merencanakan strategi operasi.
Saat itu, Suster Inah masuk dengan ekspresi serius. "Dok, pasien Dwi Nugroho mengalami penurunan kondisi. Tekanan darahnya meningkat dan oksigen dalam darah menurun."
Azalea segera berdiri. "Siapkan ruang operasi! Kami harus bertindak cepat!"
Operasi darurat dimulai. Azalea dan timnya bekerja cepat dan tepat. Mereka memantau kondisi pasien dan melakukan tindakan operasi yang presisi.
Syukurlah! Tindakan cepat dan tepat Azalea dan timnya menyelamatkan nyawa pasien. Setelah dua jam berlalu Operasi berhasil, dan kondisi pasien mulai membaik.
Suster Inah tersenyum lega. "Dok, pasien stabil. Tekanan darah dan oksigen dalam darah sudah normal."
Azalea menghela napas lega. "Bagus! Pantau terus kondisinya. Saya ingin memastikan pasien pulih sepenuhnya."
Azalea tersenyum, merasa lega dan puas setelah operasi berhasil. Ia memandang pasien yang sedang tertidur, merasa syukur atas kesempatan menyelamatkan nyawa.
Begitu keluar dari ruang operasi Azalea bertemu dengan keluarga pasien dengan senyum hangat. "Assalamualaikum, Bapak/Ibu. Operasi berjalan lancar. Pasien dalam kondisi stabil dan akan segera dipindahkan ke ruang perawatan."
Ibu pasien menangis lega. "Terima kasih, Dokter. Kami sangat berterima kasih."
Bapak pasien menjabat tangan Azalea. "Dokter Azalea, Anda adalah malaikat kami."
Azalea tersenyum. "itu sudah menjadi tugas kami pak" jawab azalea.
Ibu pasien memeluk Azalea. "Terima kasih, Dokter. Kami tidak akan pernah melupakan kebaikan Anda."
Bapak pasien menambahkan, "Kami berdoa agar Anda selalu sukses dan membantu banyak orang."
Azalea tersenyum hangat. "Terima kasih, pak" jawab azalea lagi.
Setelah menjelaskan kondisi pasien saat ini azalea pamit untuk beristirahat di ruangannya.
Azalea memasuki ruangannya, melepaskan jas operasi dan duduk di kursi. Ia menggelengkan kepala, meredakan rasa lelahnya. Otot-ototnya terasa kaku setelah operasi panjang.
Ia memejamkan mata, menarik napas dalam-dalam, dan merenungkan kejadian hari ini. Operasi berhasil, pasien selamat.
Tiba-tiba, pintu terbuka. Suster Inah masuk dengan segelas kopi hangat. "Dok, minum ini. Anda membutuh istirahat yang nyenyak."
Azalea tersenyum. "Terima kasih, Inah. kamu sangat perhatian."
Suster Inah tersenyum. "Sama-sama, Dokter. Istirahat yang nyenyak, ya!"
Azalea mengangguk, lalu meminum kopi hangatnya. Lalu setelah itu ia berjalan menuju sofa dan merebahkan badannya disana kemudian menutup mata, merasakan kehangatan dan kenyamanan.
Sesaat kemudian, Azalea terbangun dari tidurnya dan melihat jam tangan. Pukul 1:45 siang.
Azalea bangun dari tidurnya, merasa segar setelah beristirahat. Ia melihat jam dan terkejut menyadari bahwa waktu telah berlalu cepat.
"astaga, sudah sore rupanya!" katanya pada dirinya sendiri.
Ia segera bersiap-siap untuk memeriksa pasien pasca operasi lainnya. Hari ini memang tidak ada pasien baru, tapi Azalea tetap ingin memastikan semua pasien dalam kondisi baik.
Saat keluar ruangan, ia bertemu Suster Inah. "Hai, Dokter! Bagaimana hari ini?"
Azalea tersenyum. "Baik, Inah. Mari kita periksa pasien pasca operasi."
Pasien pasca operasi menunjukkan perbaikan yang signifikan. Azalea merasa lega dan puas melihat hasil kerja timnya.
Suster Inah tersenyum. "Dokter, pasien-pasien kita sembuh dengan baik!"
Azalea mengangguk. "Kerja bagus, tim! Mari terus menjaga kualitas pelayanan."
Azalea dan inah, pun kembali ke ruangan karena waktu sudah menunjukan pukul lima sore. Azalea mengemas barang barangnya dan melangkah keluar menuju parkiran bersama inah.
Azalea yang tengah berbincang bincang ringan bersama suster inah, tiba tiba langkahnya terhenti saat ia melihat leon berada di samping mobilnya. Suster ini pamitan pergi terlebih dahulu karena merasa canggung dengan suasana di parkiran. Azalea mengabaikan leon ia berlalu di depan leon namun, lelaki itu menarik tangan azalea membuat langkah wanita itu terhenti.
"tunggu aza!" kata leon dengan suara lembutnya.
"apa lagi leon?" tanya azalea dengan suara yang bergetar.
"mengapa kamu sangat membenciku?" tanya leon lagi, azalea melihat area parkiran yang lumayan ramai karena saat ini adalah waktunya pulang bekerja. Ada yang melihat kearah mereka dan ada juga yang abai dengan keadaan sekitar.
"aku tidak membencimu leon, beri aku waktu." ucap azalea.
"berapa lama?" tanya leon dengan penuh harap.
"sampai aku siap," jawab azalea dengan debaran jantung yang tidak menentu.
"baiklah, aku akan menunggu sampai waktunya tiba" jawab leon lemah, ia melepaskan tangan azalea dan bebalik berjalan menuju mobilnya dan meninggalkan parkiran.
Azalea menarik napas dalam-dalam, mencoba menghilangkan perasaan campur aduk yang menghantui hatinya. Ia teringat kenangan masa lalu bersama Leon, senyum, tawa, dan air mata mereka.
Setelah melihat mobil leon menjauh bahkan menghilang. Azalea memutuskan untuk pulang kerumahnya.
Sesampainya di rumah azalea langsung menuju kamarnya dan membaringkan badannya diatas tempat tidurnya. Semua kenangan tentang leon terus berputar putar di kepalanya seperti kaset rusak.
Rupanya azalea tertidur dan ia terbangun disaat kamarnya sudah gelap. Dengan perlahan ia bangkit dan melihat cahaya bulan yang temaram memasuki kamarnya melalui pintu balkon.