Rise Of The Cruel Antagonist

"Keira berhenti Lo ...," Aruna.

Keira yang mendengar seseorang memanggilnya langsung memutar balik tubuhnya, melihat kalau orang yang memanggilnya adalah Aruna Keira langsung memasang wajah malas.

"apa?" Keira dengan nada malas.

Aruna yang melihat sikap sombong Keira sangat tidak suka, Aruna terkadang berpikir jika dia adalah putri kandung ayah tirinya mungkin dia bisa bersikap sombong juga seperti Keira, dan mungkin dia akan menginjak-injak harga diri Keira.

Tapi Aruna bukanlah tipe orang yang mudah menyerah, jika dia tidak terlahir sebagai putri dari keluarga kaya, maka dia akan mengambil hak dari putri yang sebenarnya.

" gue cuma mau bilang sama lo, sekuat apapun lo berusaha berubah nggak akan bisa merubah apapun. karena sampai kapanpun ayah nggak akan pernah sayang sama lo, ayah itu cuma sayang sama gue dan di mata ayah satu-satunya putrinya cuma gue, kehadiran lo nggak pernah diharapkan siapapun termasuk ayah ....," Aruna berkata dengan nada sinis, setiap kali dia menghina keira, Keira akan langsung marah dan membalasnya dengan berbagai kata-kata kasar, tapi itulah yang selalu diharapkan oleh Aruna.

Keira di masa lalu yang setiap mendengar provokasi Aruna akan sangat marah, tapi hari ini Keira justru bersikap santai bahkan tak semangat sama sekali.

"ohh ...," jawab acuh Keira berbalik dan berniat pergi, ngomong-ngomong saat ini posisi mereka sedang ada di rumah.

Aruna melihat kalau provokasinya tidak berhasil menjadi kesal, dia benar-benar sangat tidak menyukai perubahan Keira, dia takut hubungan Keira dan ayah mereka akan kembali utuh.

"Keira lo nggak pernah sadar diri ya kalau sama ini lo cuma bisa ngerepotin ayah doang, sebenarnya ayah udah kecewa banget sama lo. Ayah bahkan bilang sama gue, kalau di rumah ini satu-satunya putri yang paling dia sayang itu cuma gue."

Keira tersenyum santai, menatap Aruna yang terus mengoceh entah mengapa keira merasa suasana hatinya sedang dalam baik, atau bisa dibilang sangat-sangat baik.

"oh ya, wow keren ....," Keira.

"Keira lo .....," Aruna sangat kesal dan menunjuk Keira.

"apa sih, bukannya tadi lo bilang lo adalah putri yang paling disayang sama ayah. tapi pertanyaan gue, apa hubungannya sama gue? terus kenapa kalau lo putri yang paling disayang sama ayah? kenyataannya di sini lo cuma anak tiri, dan sampai kapanpun lo cuman bakal jadi anak tiri!" sinis Keira dengan senyuman meremehkan.

Aruna kesal salah satu hal yang paling tidak dia sukai adalah statusnya yang hanya anak tiri, dia benci statusnya dan dia sangat membenci Keira yang terlahir sebagai putri kandung.

Keira yang melihat kemarahan Aruna merasa bahagia, ternyata benar apa kata sahabatnya dia tidak boleh terlalu terprovokasi dengan kata-kata Aruna, dan dia tidak boleh terlalu emosian, dan sesekali harus menghadapi masalah dengan santai.

"terus kenapa kalau gue cuma anak tiri, fakta tetaplah fakta, kalau gue paling disayang sama ayah!" kesal Aruna.

"oh ...., terserah lo aja deh, lagian gue nggak peduli siapa yang mau disayang sama orang itu. fakta kalau dia bokap kandung gue itu aja udah cukup."

Keira menatap sinis ke arah Aruna dan berbalik pergi, tapi kata-kata Aruna kembali menghentikannya.

" lo sadar nggak sih kalau lo itu pembawa sial! Ibu Lo mati, dan ayah Lo gak suka sama lo, Keira lo itu terlahir hanya untuk dibenci oleh banyak orang, keira di dunia ini nggak ada yang sayang sama lo, karena di dunia ini lo ditakdirkan hanya untuk sendirian." Aruna dengan nada tajam.

Keira menundukkan kepalanya, hal yang paling tabu bagi keira adalah menyebutkan tentang kematian ibunya. Ibunya meninggal dunia dan ayahnya menghianati janji pernikahan mereka, dulu setiap kali kedua orang tuanya merayakan ulang tahun pernikahan, ayahnya akan selalu berjanji kepada ibunya untuk selalu mencintainya sampai mati, selalu mencintainya dan tidak akan ada yang lainnya meskipun mereka terpisahkan oleh dunia.

Tapi tak butuh waktu lama setelah kematian ibunya, ayahnya menikah lagi dengan wanita lain dan menghianati janjinya sendiri. itulah mengapa hubungan Keira dan ayahnya menjadi semakin jauh dari hari ke hari.

Keira tidak menyukai ayahnya yang berbohong pada ibunya, dan tidak menyukai sikap ayahnya yang selalu membandingkan dirinya dan Aruna, yang paling dia benci.

hubungan antara ayah dan anak menjadi semakin panas dari hari ke hari, dan akhirnya hampir tidak bisa di perbaiki lagi.

"gue gak perduli Lo mau ngomong apa tentang gue, gue juga gak peduli lo mau jelek-jelekin gue di depan bokap. tapi satu hal yang gak boleh Lo sebut secara sembarangan dengan mulut kotor itu, Aruna gue nggak peduli tentang yang lainnya, tapi jangan sekalipun lo nyebut tentang ibu gue ngerti Lo!" Keira dengan tatapan tajam.

Demi ibu Aruna ayahnya bahkan membakar semua foto ibu nya, menghancurkan seluruh kenangan bersama dengan ibunya, bahkan foto mereka bertiga saja dibakar hingga tak tersisa satupun.

keira hanya memiliki beberapa sisa foto milik ibunya yang dia simpan baik-baik, ibu Keira meninggal dunia karena sebuah kecelakaan mobil saat keira berusia 7 tahun.

Ayahnya dan ibu Aruna menikah saat usia Keira 10 tahun, hanya membutuhkan waktu kurang dari 3 tahun ayahnya untuk mengenal wanita lain, lalu memutuskan untuk menikah.

Aruna melihat tatapan tajam Keira sama sekali tidak takut justru tersenyum sinis," kalau gue nggak mau gimana? Keira lo sama ibu Lo itu sama aja, sama-sama pembawa sial! harusnya ayah udah lama nikah sama ibu gue, tapi gara-gara kehadiran ibu yang membawa si--" terpotong.

Plakk ..

Plakk ..

Brukk ..

"aaahhh ...., Keira Lo!"

" apa hah! " balas Keira dengan tatapan tajam, menunjuk wajah Aruna dengan jarinya," gue peringatin sekali lagi jangan asal bicara, gue nggak takut bunuh orang, apalagi bunuh orang yang udah menghina ibu gue, ngerti Lo!" Keira berbalik dan segera pergi.

Aruna menatap kepergian Keira dengan marah, menyentuh pipinya yang terasa sakit dan panas, Aruna perlahan-lahan berdiri. berkat hamparan keira yang sangat keras membuatnya sampai terjatuh ke lantai.

"awas Lo Keira, gue bersumpah bakal bales Lo!" gumam Aruna dengan kebencian.