Hidup di jalan sebenarnya bukanlah pilihannya , tapi nyatanya kekayaan tak membuatnya cukup nyaman . Dan inilah sebuah kisah tentang seorang pria bernama Bramatyo Yudo Sadewo , pria muda dengan segala ambisinya ! Yang tanpa dia tahu jika suatu saat seorang wanita biasa bisa membuatnya bertekuk lutut ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lindra Ifana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33
TOKKK .... TOOKKKKK
Bram yang baru saja ingin merebahkan tubuhnya di atas kasur tepaksa beranjak untuk membuka pintu kamar kosnya .Tampak salah satu teman ojek ada di depan pintunya .
" Selamat malam Mas Bram !! Ehhmm itu ... "
" Ada masalah di pangkalan ?? Kucir bikin masalah lagi !? " tanya Bram sedikit khawatir jika apa yang di katakan Jarwo tempo hari menjadi kenyataan . Siapa tahu orang orang Kucir tidak terima dan menyerang pangkalan ojek mereka .
" Bukan itu Mas , saya antarkan tamu katanya dia .... "
Sebelum tukang ojek itu menyelesaikan kata katanya seorang pria parubaya datang mendekat padanya .
" lni Papa Bram ..... Papa ingin bicara denganmu ! "
Bram hanya bisa memutar bola matanya malas , ia tidak mungkin mengusir papanya di depan temannya seperti ini . Sungguh ia belum ingin bicara dengan pria yang sudah mengkhianati mamanya itu .
" Saya permisi dulu Mas ... mari Pak " pamit si tukang ojek ramah walau sebenarnya dia ketakutan melihat raut marah di wajah Bram .
" Terimakasih Pak ... " sahut Hardian .
Setelah itu dia masuk kekamar kos putranya yang menurutnya sangat sempit . Kamar Bram di rumahnya berukuran empat kali lipat dati ukuran kamar kos ini . Karena tidak ada kursi maka Hardian duduk di atas tikar yang ada di samping kasur lantai milik putranya .
" Sudah satu tahun lebih Bram ... belum cukupkah untuk meredam amarahmu !? Tidak kah kau berkeinginan untuk menengok kami orang tuamu !? "
" Papa yang memaksaku untuk keluar dari neraka itu ... " sinis Bram yang masih sangat sakit hati ketika melihat dengan mata kepala sendiri ada wanita lain di kamar mamanya .
" Tiap hari diam diam mamamu menangis , Sartika tidak pernah menunjukkan kesedihannya padaku ! Saat itu hati Papa terasa sangat sakit Bram , dia menanggung semua kerinduannya sendiri agar tidak membuat papamu ini sedih, " Hardian tampak menghela nafasnya sesaat .
" Aku tahu jika aku salah , tidak apa apa jika kau tidak ingin melihat Papa lagi . Tapi tengoklah Mamamu ! Sudah menjadi beban untuknya ketika mengijinkan aku untuk menikah lagi , ditambah lagi dengan kepergianmu . Mamamu sangat menderita ... Papa mohon pulanglah ! "
Bram diam , walau sangat ingin bertemu mamanya tapi sakit hatinya belum juga hilang . Dia tak yakin bisa berkumpul menjadi keluarga yang utuh seperti dulu .
" Papa sudah semakin tua Bram , sudah saatnya kau menggantikan Papa memimpin perusahaan. "
" Bram mau pulang ... dan Bram bersedia belajar mengurus perusahaan tapi dengan satu syarat !.Jangan pernah lagi bertemu dengan wanita ular itu !! Jauhkan dia dari kehidupan kami ... "
" Papa sudah melakukan itu sebelum kamu memintanya . Papa bahkan sudah tidak menemuinya lagi sejak kau keluar dari rumah . Jika kau sudah ada di rumah maka Papa akan benar benar membuatnya jauh dari kita . Jujur saja Papa tidak tenang melakukan sesuatu jika Papa tidak leluasa memantaumu ! "
Bram mendengus kasar karena merasa papanya masih menganggapnya anak kecil . Dia sudah berumur hampir dua puluh tahun sekarang , ia merasa sudah bisa bertanggung jawab pada dirinya sendiri .
" Kau bahkan belum genap sembilan belas tahun ketika keluar dari rumah Bram , kau tidak melanjutkan kuliahmu !! "
" Tapi aku sudah cukup dewasa untuk hidup sendiri Pa ! Bram akan melanjutkan kuliah sekaligus belajar terjun langsung ke perusahaan . Aku akan buktikan jika aku bisa menjadi pria yang bisa di andalkan. "
Hardian bernafas lega , walaupun belum mengatakan kapan akan kembali ke rumah tapi setidaknya putranya sudah berniat untuk pulang . Artinya ia akan melihat kembali senyum istrinya , dan ia bisa secepatnya menceraikan Rachel . Beruntung dia dan Rachel hanya menikah siri hingga proses perceraiannya tidak akan begitu rumit .
Tanpa pria parubaya itu tahu jika putranya bertekad kembali dan menjadi pengusaha karena terdorong oleh seseorang . Bram ingin menjadi pria hebat agar bisa mendapat perhatian dari wanita pencuri hatinya . Dia akan membuktikan jika diapun bisa menjadi pria seperti yang diinginkan oleh wanita itu , sukses dan kaya raya .