Kembali ke Negara asal nya untuk membalas kan dendam pada keluarga paman yang telah membunuh orang tua dan saudara laki-laki nya. Alana sang Queen Mafia yang di takuti karna kekejaman nya dalam membunuh musuh di pertemukan kembali dengan seseorang dari masalalu nya. Namun kedua nya jelas berbeda yang satu seperti mesin pembunuh yang satu lagi menangkap pembunuh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eca1303, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Alana mengambil salah satu buku secara acak dan duduk di dekat Yura yang sudah fokus membaca sedangkan Virly dan Nesha masih mencari buku untuk di baca. Bukan nya membaca Alana lebih fokus pada ponsel di tangan nya yang terhalangi buku membaca pesan dari anak buah nya.
"Cih mereka terlalu bodoh"gumam Alana pelan setelah membaca kabar jika sepupu yang telah ja bunuh rupanya tidak di beritahukan oleh Bram melainkan mengubur sendiri bersama anak buah nya. Namun itu bukan urusan nya terserah mereka mau seperti apa bukan.
Pesan kedua dari Samuel yang mengatakan jika orang tua nya dan lain nya telah tiba di villa tersembunyi untuk memulihkan kondisi mereka di sana juga agar keamanan mereka terjaga ketat.
"Alana kamu gak membaca?"tanya Virly baru saja duduk di dekat Alana.
"Aku mah sudah pintar walaupun gak membaca"jawab Alana santai namun apa yang ia katakan memang benar. Dari dulu jika ia mau ia bisa loncat kelas namun ia tak melakukan itu karna ingin menikmati masa sekolah yang jelas suatu saat nanti gak mungkin akan terulang lagi.
"Sombong amat neng"kekeh Yura pelan mendengar ucapan Alana.
"Ya memang itu kenyataan"ujar Alana acuh.
"Iyalah yang pintar, aku belajar dulu kalau gak belajar takut nya nilai ku turun jika ujian nanti bisa-bisa nanti aku di tendang dari rumah"kata Virly.
"Ehh tadi aku mendengar jika Monika di rawat di rumah sakit"ujar Nesya membuat ketiga nya menoleh.
"Loh bisa juga tuh mak lampir sakit segala"celetuk Virly di angguki Yura.
"Bisalah, orang dia juga manusia bukan setan"kata Nesya membuat mereka bertiga tertawa pelan.
"Dapat kabar dari mana Nes?"tanya Yura.
"Mereka tadi mengatakan nya saat aku mau mengambil buku kata nya dari dua teman nya itu langsung ke rumah sakit saat Monika kasih kabar ke meraka jadi mereka berangkat ke rumah sakit,semua orang jadi tahu karna kebetulan mereka mengatakan nya cukup kencang" jelas Nesya.
"Semoga saja tuh mak lampir sakit nya lama biar kampus ini aman sebentar, aku bosan melihat mereka selalu membuat ulah"ujar Virly dengan malas di angguki Yura.
"Memang nya dosen di sini tidak ada yang memerikan mereka hukuman atau apalah?"tanya Alana.
"Mana berani dosen melakukan itu keluarga Monika salah satu donatur di kampus ini, tapi setahu ku dulu bukan keluarga mereka tapi keluarga paman nya namun karna keluarga paman nya kecelakaan jadi mereka yang melanjutkan nya"jawab Yura.
"Kecelakaan bagaimana?"tanya Alana pura-pura tidak tahu,ia ingin mengetahui sejauh mana orang-orang tahu berita tentang keluarga nya.
"Tidak ada yang tahu persis nya sih karna kecelakaan itu merenggut nyawa semua keluarga paman nya, wajah mereka semua tidak ada yang terlihat jelas semua nya rusak juga tubuh mereka, mungkin efek kecelakaan itu karna mobil yang mereka tumpangi hancur"jawab Nesya.
"Tidak ada yang selamat satu pun dari mereka?".tanya Alana lagi.
"Berita itu jadi simpang siur ada yang mengatkan hanya tiga orang saja yang meninggal kecuali putri mereka yang kebetulan tidak ikut jadi selamat ada juga yang mengatakan jika mereka semua meninggal karna ada empat orang di temukan pas kecelakaan tersebut"jelas Nesya di angguki Alana seakan faham.
