perkenalkan nama ku Alena Candra Winata biasa di panggil Alena kehidupan ku yang awal nya gadis remaja berubah tragis ketika aku salah pilih pasangan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arieella Siregar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
perhatian Bastian
Setelah menunggu beberapa jam dokter yang menangani alena keluar dan menghampiri keluarga wicaksono
“permisi tuan ,nona alena sudah selesai melakukan tindakan tuan dan sebentar lagi akan di pindahkan di ruangan rawat inap”
“baik dok terimakasih banyak “
“sama sama tuan ,saya permisi dulu “
“baik dok “
Dokter pun meninggalkan keluarga wicaksono dan keluarga bastian pun segera menuju ke ruangan alena sesampainya di sana alena belum di berada di ruangan tersebut
"dimana Alena"ucap Bastian
"sabar dulu Bastian"jawab sang mami
setelah menunggu beberapa menit akhirnya alena di pindahkan di kamar tersebut dalam keadaan masih belum sadarkan diri
“ini kenapa anak saya belum bangun sus “tanya sang mami
“maaf nyonya mungkin sebentar lagi karena bius nona alena belum hilang “
“baik terimakasih ya sus “
“sama sama nyonya “
Sete kepergian sang suster Mami melinda seperti anak kecil mengadukan wajah alena yang babak belur kepada suaminya
“mami sabar ya kita akan membuat perhitungan dengan wanita itu “
“iya pi”
Bastian hanya diam memandang wajah teduh alena walaupun babak belur dia tetap terlihat cantik dan meneduhkan untuk bastian
“dasar bandel kamu kenapa tidak bisa di bilangin sih “ucap bastian
Setelah menunggu beberapa saat akhirnya alena terbangun dari tidurnya
“haus “ ucap alena
Bastian pun segera berdiri dari tempat duduknya dan mengambil air yang ada di meja samping tempat tidur Alena dan dia segera memberikan Alena minum
“minum dulu ya “
Setelah alena minum bastian pun meletakkan botol tersebut di atas meja sedangkan mami dan papi bastian segera mendekat ke arah alena
“sayank apa kamu baik baik saja “
“iya mi aku baik baik saya “
“dasar bodoh sudah jelas jelas babak belur masih saja bilang baik baik saja “ucap Bastian yang terlihat marah dengan alena
“maaf kan aku kak “
“kenapa kamu tidak bicara hal ini dengan ku ha ,jika kamu bicara hal ini gak mungkin kamu babak belur seperti ini”omel bastian
Disitu Alena hanya diam dan menitikan air mata melihat hal itu tentu saja sang papi tidak tinggal diam
“tutup mulut mu bastian jagan memarahi putri ku terus menerus” ucap papi adi
Melihat hal itu membuat alena semakin terharu dia sudah lama tidak di belah seperti ini
“mami “ ucap alena sambil menitikkan air mata di situ mami melinda memeluk alena
“udah jangan cengeng ,jack mana makanan yang aku suruh beli tadi jagoan neon ini belum makan “ ucap bastian
Mendengar julukan jagoan neon jack pun hampir tertawa tetapi begitu melihat wajah bastian dia sangat takut
“ini tuan “
“ayo buka mulutmu jangan hanya bisa mengadu dengan mami dan papi saja kamu belum makan kan “omel bastian
Disitu Alena menggelengkan kepala dia benar-benar takut melihat wajah Bastian yang menurutnya sangat seram
“bastian mana biar mami saja yang nyuapin “
Bukannya memberikan makanan itu bastian semakin memasang wajah marah
“lebih baik mami dan papi tunggu di sofa aja deh dari pada mami dan papi bikin ni anak semakin lemah “
Melinda dan suaminya pun pergi meninggalkan Alena sendirian di situ bastian segera menyuapi alena di sana Alena benar benar sangat susah untuk menelan makanannya
“kenapa diam saja di kunyah “
“iya kak”
Tak lama makanan pun habis di situ Alena hanya diam saja dia takut melihat bastian ,sekitar pukul enam sore dokter yang menangani alena datang untuk memeriksa keadaan alena
“permisi tuan nyonya saya mau memeriksa keadaan nona alena “
“silakan dok “
Dokter pun memeriksa keadaan alena dengan sangat teliti setelah itu dia pun tersenyum
“bagiamana keadaan anak saya dok “
“nyonya tidak perlu khawatir semua sudah baik baik saja dan nona Alena sudah bisa pulang”
“baik dok terimakasih ya dok “
“sama sama nyonya saya permisi dulu “
“silakan “
Dokter pun meninggalkan ruangan Alena sedangkan salah satu suster masih melepas infus yang terpasang di tangan alena
“jack kamu urus semua sekarang “
“baik tuan “
Jack pun segre meninggalkan ruangan tersebut sedangkan bastian masih setia berada di samping alena
setelah menunggu beberapa saat akhirnya jack kembali dan Alena kini boleh pulang saat Alena akan turun dari tempat tidurnya bastian tiba tiba menggendong tubuh alena
“kaka lepasin apa yang kaka lakukan “
“diam kamu “
“mi pi tolong “
“udah ikutin aja sayank kamu lagi sakit “ ucap mami melinda
Bastian benar benar menggendong alena menuju ke parkiran di sana Alena akhirnya menyembunyikan wajahnya di dada bastian tentu saja hal itu membuat bastian sangat bahagia
Sesampainya di parkiran mobil bastian meletakkan alena di kursi depan dan bastian segera masuk ke kursi pengemudi
setelah perjalanan sekitar lima menit akhirnya mereka sampai juga di rumah sesampainya di rumah bastian pun menggendong alena
“kak aku bisa jalan sendiri “
“udah jangan bawel”
Di situ lagi lagi alena hanya diam saja tanpa bisa membantah perkataan bastian
“malam ini kamu istirahat, kalua sudah sembuh kamu harus berlatih taekwondo “
“taekwondo kak”
“iya kenapa “
“gak kak”
“udah jangan banyak tanya lebih baik kamu sekarang istirahat “
“kak aku mau di kamar vero aja “
“bawel ,vero malam ini tidur sama aku jadi kamu istirahat saja “
“iya kak”
Bastian pun segera keluar dari kamar alena dan menuju lantai bawah sesampainya di sana sudah terdapat kedua orang tanya dan juga asistennya
“bagiamana alena bastian “
“dia di kamar mi”
“Bastian kamu jangan terlalu kasar sama alena kasihan dia”
“dia itu terlalu lemah pi bastian gak suka “
“ya papi tahu tapi tidak begitu caranya bastian"
“iya pi “
“yaudah ayo makan malam “
Merek semua memutuskan untuk makan malam jack pun di ajak bergabung makan dengan keluarga bastian
“bik tolong siapkan makan untuk Alena ya lalu antar ke kamarnya “
“baik nyonya “
“gak usah bik biar aku aja yang mengantarkan makanan nya “ ucap bastian
“baik tuan “
Bastian pun Segera menyelesaikan makannya dan dia pun segera menuju ke kamar alena bastian begitu kawatir dengan keadaan alena sesampai di depan kamar Alena Bastian mengetuk kamar alena
“masuk”ucap Alena
Bastian langsung masuk kedalam kamar alena dan disitu muka alena terlihat tegang lagi
“ayo makan dulu “
“aku bisa sendiri kak”
“jangan membantah Alena"
“baiklah tapi aku sambil belajar ya kak kan Besok aku harus ke kampus”
“emang kamu yakin masih mau masuk kampus dengan wajah mu seperti itu “
“ehm bagaimana ya kak”
“kamu istirahat dulu aja “
“yaudah besok alena akan izin deh kak"
“iya ayo buka mulut mu dulu “
di sana Bastian lagi lagi menyuapi alena seperti anak kecil sedangkan alena sambil belajar setelah Alena selesai makan dan minum obat Bastian pun segera keluar kamar Alena
"udah belajar nya kamu tidur"
"iya kak"
Bastian pun segera menuju ke bawah karena dia harus pergi untuk menemui tim pengacara nya