Valerie Zionathan. Seorang gadis cantik yang menarik, meskipun memiliki kekurangan karena matanya yang buta karena kecelakaan yang terjadi padanya, kecelakaan yang di sebabkan oleh seorang pemimpin organisasi mafia yang sangat terkenal kejamnya, Gabriel Smith, putra sulung dari Gerald Smith dan Celine Smith.
Kesialan Valerie tidak sampai di kebutaan matanya saja, tetapi dia juga mendapatkan kesialan lain, harus di jodohkan dengan Gabriel untuk melunasi hutang keluarganya, Gabriel sangat membenci wanita, beginya wanita sangat merepotkan. Apakah setelah menikah akan menjadi perubahan untuk Valerie dan Gabriel.?
Ini kelanjutan kisah Gabriel putra Gerald di novel berjudul. [ Istri Kontrak Sang Mafia ]
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Incy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
“Dad, kamu berani menamparku hanya untuk membela perempuan buta itu?" Gabriel menatap Ayahnya tidak percaya.
“Jaga ucapanmu Gabriel, perempuan yang kamu anggap tidak berguna itu adalah istrimu, dia buta juga karena ulahmu!" Jawab Gerald penuh dengan penekanan di akhir kalimatnya.
Mata Gabriel menyipit apa maksud dari ucapan Ayahnya, apakah dugaannya benar? jika perempuan yang di tabrak itu adalah Valerie? tetapi tidak mungkin karena Asisten nya mengatakan perempuan itu sudah meninggal. Sementara Celine dia memejamkan matanya.
Valerie sendiri terkejut mendengar ucapan Ayah mertuanya yang mengatakan Gabriel adalah penyebab kebutaannya. ingin marah? memangnya siapa dirinya berani marah. Valerie hanya menundukkan kepala, perempuan lemah sepertinya tidak akan bisa melakukan apapun.
Gabriel tertawa pelan. “Sandiwara apa lagi ini pria tua, kamu ingin membodohiku? perempuan itu sudah mati, tidak mungkin dia hidup kembali"
“Cukup Gabriel, kamu pikir Mommy melakukan perjodohan ini tanpa sebab? Mom sengaja datang pada Ares dan meminta putrinya yang bernama May, tetapi seperti yang Mom duga, Ares menolak dan menggantinya dengan Valerie, Mommy sangat senang dan langsung setuju, Mom juga menganggap hutang pada perusahaan kita lunas, tetapi siapa sangka Ares yang serakah itu meminta Mom membeli Valerie" Jelas Celine.
Nafas Celine memburu dia harus mengatakan semuanya pada Gabriel, agar putranya itu tersadar akan kesalahannya.
“Mommy langsung menyetujui harga yang di berikan Ares, Mom ingin menebus kesalahanmu yang tidak bertanggung jawab, setelah menabraknya kamu tinggalkan dia begitu saja, untung Zian datang tepat waktu dan membawanya ke rumah sakit." Lanjut Celine menceritakan semuanya.
Gabriel terdiam dia melirik istrinya yang menundukkan kepala dengan punggung bergetar, Gabriel yakin Valerie tengah menangis.
“Sudahlah tidak perlu di jelaskan, putra kesayanganmu tidak akan paham dan merasa bersalah, lagi pula tadi dia mengatakan tidak menyukai wanita, ya sudah nikahkan saja dia dengan laki-laki, bereskan, kita bawa Valerie pulang, siapa tau Noah... "
“Jangan coba-coba berani mengambil lagi barang yang sudah kamu berikan padaku Pria tua!!" Sela Gabriel, dia tidak ingin apa yang sudah berada di tangannya menjadi milik Noah.
Gerald menaikkan sebelah alisnya. “Barang? Dia manusia Tuan Gabriel, bukan barang, lagi pula kamu tidak menyukai wanita kan? Dan sungguh malang sekali nasib Valerie yang harus tinggal di tengah hutan seperti ini, aku dan Mommy mu masih sanggup untuk memberikan tempat yang layak dan makanan yang bergizi" Jawab Gerald sengaja membuat putranya kesal.
“Apapun itu terserah, jangan membawa yang sudah ada di rumahku, mulai malam ini dia akan tinggal di rumah utama dan tidur di kamarku, apa Anda puas Tuan Gerald dan Nyonya Celine?" Kesal Gabriel, sekejam apapun dirinya tidak akan tetap menjadi anak kecil di hadapan kedua orang tuanya.
Gerald melirik istrinya. “Hmm, kami akan melihat bagaimana sikapmu pada Valerie, jika berani menyakitinya lagi, Noah akan mengambil alih peranmu sebagai suami"
Gabriel memutar bola matanya malas, ibunya selalu mengancam dirinya, Celine sangat tau jika Gabriel tidak menyukai apa yang sudah di miliki menjadi milik adiknya.
**
Pada malam harinya Gabriel benar-benar membawa Valerie ke rumah utama dan sekamar dengannya. tetapi sejak tadi Gabriel terus menggerutu menahan kekesalannya, lantaran Valerie selalu tersandung.
“Tu-Tuan.. "
“Aku bukan Tuan-mu Valerie, seperti yang pria tua itu katakan, panggil namaku dengan benar, jangan membuatku semakin kesal" Sela Gabriel menatap tajam Valerie, tetapi detik kemudian dia menggeleng, percuma juga menatap tajam, Vale tidak bisa melihatnya.
“Maaf, Aku tidur di mana?" Tanya Vale dengan suara bergetar menahan ketakutan, karena sedari tadi dia mendengar gerutuan pria kejam itu, kakinya juga sudah pegal sejak memasuki kamar Gabriel, pria itu tidak menunjukkan di mana dia harus tidur.
“Atap" Jawabnya asal
“Hah?" Benarkah Valerie tidak salah dengar? atau memang Vale mengalami gangguan pada pendengarannya.
“Kamu tidak tuli kan Val?" Vale masih tidak bergeming dia masih mencerna ucapan suaminya.
“Bagaimana caranya aku naik ke atap?" Gumamnya pelan tetapi masih bisa di dengar oleh Gabriel.
Gabriel mengusap wajahnya dengan kasar, inilah alasannya kenapa dia tidak ada menyukai wanita dan membencinya, karena menurutnya benar-benar merepotkan.
“Sialan, kamu tidur di lantai atau di sofa, yang penting jangan di ranjang yang sama denganku" Ujar Gabriel kesal.
Valerie mengangguk pelan. “Kalau di lantai alasnya mana Gabriel, dan kalau di sofa? bisakah kamu menunjukkan disebelah mana?"
Astaga, kenapa Valerie cerewet sekali. “Tidak ada alasan dan cari sendiri di mana letak sofanya, sekali lagi kamu bertanya akan aku lempar kamu keluar" Ancamnya, tanpa perduli lagi Gabriel segera merebahkan tubuhnya yang sudah sangat lelah.
Valerie yang merasa takut dengan ancaman suaminya, dia tidak lagi bertanya dan hendak meraba-raba bagian permukaan lantai tetapi kesialan sedang berpihak kepadanya, tiba-tiba saja tangannya meraba bagian ranjang dan.
Grep.
Baik Gabriel maupun Valerie keduanya sama-sama menegang, mata Gabriel seperti ingin keluar dari kelopaknya, sementara Valerie dia menegang seperti tengah memegang sesuatu yang aneh.
Tangannya terus bergerak sampai Gabriel menyentaknya. “Jauhkan tanganmu Valerie!!!"
Dengan cepat perempuan cantik itu mengangkat kedua tangannya. “Gabriel, hati-hati, sepertinya ada bintang di ranjangmu?" Ucapnya dengan takut.
Gabriel mengeraskan rahangnya, apa yang di maksud Valerie adalah adik kecilnya. “Sialan, bintang apa maksudmu?"
“Aku seperti memegang sesuatu yang aneh, semakin lama semakin sebesar ini" Jawabnya sembari menunjukkan jari kelingkingnya.
Mata Gabriel melebar lalu dia melihat kearah adik kecilnya dan kembali kearah jari kelingking Vale, sebuah penghinaan yang membuat harga dirinya berantakan.
“Sialan!!" Kesalnya lalu bangkit dan turun dari ranjangnya, Gabriel menatap kesal Vale, dia melangkah keluar membanting pintu dengan cukup keras, membuat Vale tersentak kaget.
***
Gabriel melangkah menuju ruang kerjanya dia memanggil Daniel sahabat ketika di Kamp pelatihan dulu, dan sekarang menjadi asistennya.
“Ada apa? apakah ada pekerjaan yang harus aku lakukan?" Tanya Daniel.
Gabriel melirik sekilas. “Hmm, kamu selidiki kembali siapa sebenarnya Valerie, benarkah dia perempuan yang kita tabrak malam itu?" Ucapnya.
Daniel mengerutkan keningnya, dia melihat sendiri jika perempuan yang tidak sengaja mereka tabrak mati di tempat. “Aku melihat sendiri, perempuan itu mati di tempat, jadi tidak mungkin jika hidup kembali" Jawab Daniel
Gabriel menggeleng. “Kamu hanya melihat tetapi tidak memastikan, karena malam itu kita langsung pergi, Om Zian yang menolongnya dan membawa kerumah sakit, Mommyku yang mengatakannya" Ujar Gabriel, meskipun sang Mommy tidak mungkin membohonginya tetapi Gabriel perlu memastikan kembali.
“Baiklah, aku akan menyelidiki kembali, Valerie zionathan. " Gumamnya pelan, dia segera mengutak-atik laptopnya dan jari-jari langsung menari di atas keyboard.
Bersambung..
saling dukung ya kak😁
Isin yaa