Zafa tidak pernah menyangka, hidupnya yang mulai tertata harus direcoki oleh seorang gadis tengil yang tiba-tiba muncul dalam hidupnya.
"Jangan panggil aku, Star jika aku tidak bisa mendapatkannya."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33. Menarik Perhatian
Star terkekeh saat Rebecca menghampirinya dengan wajah kesal. Bagaimana tidak? Belum ada sebulan dia mengatakan akan mengejar Profesor tampan itu, tapi kini dirinya malah langsung bersanding di pelaminan tanpa mengatakan apa-apa sebelumnya.
"Kau benar-benar menyebalkan, Star. Aku kira kau mengundangku karena kau setuju menikahi pria tua bangka itu."
Star terkekeh. Bahkan dia menerima saja saat Rebecca memukul lengannya cukup keras. Dia tahu Rebecca sangat mengkhawatirkan dirinya karena beberapa waktu lalu saat dirinya disekap, dirinya sempat meminta bantuan Rebecca.
"Sekarang kau sudah tahu kan siapa suamiku. Jadi ku harap kelak jika ada yang menggodanya di kampus kau harus menjauhkannya dari para penggoda itu," kata Star.
Rebecca mendengus mendengar permintaan Star. Saat ini keduanya sedang duduk dan menikmati makan siang. Zafa sedang menyambut beberapa tamunya yang berasal dari negaranya.
"Kau tidak menemani suamimu?" tanya Rebecca sembari memakan beberapa kue yang tersaji.
Star menggelengkan kepalanya. Dia sejak tadi tak sedikit pun melepaskan tatapannya pada sosok suaminya. Star menatap pria itu dengan tatapan penuh cinta.
"Why? Apa kau tidak takut suamimu digoda wanita-wanita di sana?" tanya Rebecca keheranan.
"No, aku percaya padanya. Dia tidak akan mudah tergoda."
"Kau sangat percaya diri nona," ujar Rebecca mencibir.
"Of course. Kau mau bukti jika dia juga tergila-gila padaku?" tanya Star menantang.
"Buktikan saja. Aku mau melihatnya."
"Hmm, baiklah. Jika setelah ini terjadi kehebohan, kau harus mengikuti skenarioku."
"Memang apa yang akan kau lakukan? Kau jangan gila." Rebecca tahu bagaimana Star jika sudah ingin menarik perhatian.
"Aku lelah, Bec. Aku mau istirahat. Ini satu-satunya cara untuk menarik suamiku dari sana."
Star tersenyum tengil. Rebecca hanya bisa menggelengkan kepalanya menghadapi tingkah usil dan tengil sahabatnya itu.
Star berdiri dari duduknya. Dia memegang kursi Rebecca cukup erat. Meski acara ini hanya seperti acara ramah tamah, tapi Star memang merasa sangat lelah karena gara-gara nerveus akan menikah, dia jadi tidak bisa tidur semalam.
"Star, kau mau apa?"
"Kepalaku sejak tadi pusing sekali, Bec. Aku belum tidur sejak semalam karena nerveus. Aku akan pura-pura pingsan."
Star berbicara sembari menunduk di dekat Rebecca. Rebecca benar-benar tak tahu harus berbuat apa jika sahabatnya mulai bertingkah aneh.
Zafa menatap Star dari tempatnya duduk sekarang. Dia sedang menyambut teman-temannya dari Indonesia, dia pikir jika Star akan mendatanginya. Namun, Zafa seketika langsung berdiri dan setengah berlari menghampiri meja istrinya.
Star tiba-tiba limbung tanpa aba-aba. Tentu saja hal itu membuat Rebecca memekik hingga membuat Zafa langsung berlari.
Rebecca bangun dari duduknya. Dia benar-benar kaget dengan ulah Star. Namun, yang lebih membuatnya kaget adalah dosennya yang tiba-tiba sudah berada di dekatnya dan langsung mengangkat tubuh Star.
Meski masih sedikit kaget, tapi Rebecca bisa menjelaskan pada dosennya jika tadi Star mengeluh sakit kepala.
Mama Dian dan yang lain mendekat. Akan tetapi Zafa buru-buru membawa Star pergi dari ballroom.
"Ada apa, Becca?" tanya Lionel. Dia pun terkejut melihat Star pingsan.
"Itu ... uncle. Tadi Star mengeluh pusing. Dia berniat akan mengajak Profesor Zaffa untuk ke kamar, tapi dia justru pingsan." Rebecca tak berani menatap mata uncle Lionel. Dia takut jika dicurigai.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
