Airis sangat terkejut saat di utus oleh kakak sepupunya untuk pelatihan software di salah satu perusahan ternama di Jepang bersama sang mantan Kelvin. Ia yang sudah setahun lebih move on tiba - tiba harus di pertemukan kembali dalam posisi yang begitu rumit. Karena ternyata Faris sang asisten kakak sepupunya juga menaruh hati kepadanya.
perusahaan itu bahkan memberikan tempat tinggal satu atap yang membuat Airis maupun Kelvin galau Gegana. Di sisi lain, Kelvin yang jelas masih belum bisa move on mencoba memberi perhatian, tapi setiap hari hanya di ketusi dan di cueki oleh Airis, dan Fakta mengejutkan kalau Faris menyukai Airis akhirnya di ketahui oleh Kelvin saat tak sengaja melihat keduanya jalan begitu mesra layaknya pasangan kekasih saat Faris mengunjungi Airis atas perintah Bos Rangga.
Siapa yang nantinya akan bersatu dengan Airis? Kelvin sang mantan? atau Faris lelaki yang baru ia kenal tapi sangat perhatian?
jangan lupa baca ya, beri like dan komennya juga. terima
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Maghfiroh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 33
Sembari menunggu Airis bersih - bersih di kamar mandi. Faris merebahkan diri sembari membuka ponselnya. Untung saja Bosnya masih saudara dengan Airis, jadi ia diberi cuti beberapa hari untuk menghabiskan waktu bersama Airis yang nantinya juga akan berkerja di perusahaan yang sama dengan dirinya bekerja.
Cukup lama Faris menunggu Airis, ia sampai ketiduran karena kelelahan.
Airis yang baru keluar kamar mandi, langsung menoleh ke arah Faris yang ternyata sudah tidur sembari memeluk bantal guling. Seulas senyum terbit di bibir Airis sungguh demi ia benar - benar bahagia karena malam ini ia akan aman dari malam pertamanya setelah menikah bersama Faris.
"Aman!" Gumam Airis lirih. Ia bergegas sembahyang, baru setelah itu berbaring di samping Faris dengan posisi membelakangi suaminya itu.
Tapi sepetinya prediksi Airis meleset, karena belum 1 ia menit dalam posisi tersebut Faris malah memeluknya dari belakang.
"Lama banget sih di kamar mandi? sengaja banget ya pengen menggagalkan misi aku buat malam pertama!" kata Faris sembari mengelus lembut kepala Airis.
Airis seketika merinding sendiri, bagaimana tidak sekarang posisi mereka sudah tanpa sekat. Walaupun itu hanyalah bantal guling. Sungguh kondisi yang sangat tidak menguntungkan untuk Airis.
"Itu gak lama, lebih cepat dari biasanya." balas Airis masih enggan memandang wajah Kelvin yang kini sedang mendusal di ceruk lehernya.
"Masa? Pasti itu alibi kamu kan buat menghindar dari aku kan?" tanya Faris mulai menggoda. Ia masih dalam posisi semula mendusal lebih dalam pada ceruk leher Airis.
"Ris, munduran. please!" kata Airis makin merasa tidak aman dengan apa yang dilakukan oleh Faris.
Bukannya pindah posisi, Faris malah makin merusuh dan membuat tubuh Airis berada dalam kungkungannya.
Kedua netra Adam itu kini bertemu, tak ada apapun yang mereka lakukan selain saling pandang. Tapi bukan Faris namanya jika tidak langsung menyerang dan mengambil kesempatan emas, untuk memulai rumah tangganya agar menjadi lebih baik.
Faris langsung mel*mat bibir Airis, awalnya sama sekali tak mendapat balasan. Tapi lambat laut Airis membelasnya pelan namun pasti sehingga ciuman keduanya bertambah dalam.
Bahagia, itu yang kini Faris rasakan. Bagiamana tidak, wanita yang ia cintai dan juga ia perjuangkan kini berada di bawah kuasanya.
Faris menghentikan semua aksinya saat nafas Airis tersenggal - senggal. ia lalu berlatih ke leher jenjang Airis dan membuat tanda cinta di sana.
Setelah itu Faris dengan inisiatifnya sendiri langsung melepas semua benda yang menempel di tubuh Airis lalu menyusurinya tanpa ada satupun yang terlewat.
Airis yang malu tentu saja langsung menutup wajahnya dengan tangannya.
"Kenapa di tutup sayang?" tanya Faris menyelidik.
"Aku malu." jawab Airis dengan wajah merah padam.
"Kenapa mesti malu, aku suami kamu." jawab Faris seraya mengecup kening Airis.
Setelah itu, Faris membuka semua pakaiannya tanpa meninggalkan satu benang pun, ia lantas masuk ke dalam selimut yang sama dengan Airis, lalu menyelimuti dirinya dan melancarkan aksinya untuk menyatukan cinta antara keduanya.
"Sayang, aku harap kamu sudah siap memulai semuanya dengan aku. Memberikan hak ku sebagai suamimu. Aku akan bertanggung jawab sepenuh jiwa dan ragaku untuk membahagiakan kamu istriku." ucap Faris lalu mencium kening Airis.
Airis hanya menganguk pasrah, ia tak mungkin membiarkan Faris menahan hasratya karena perasannya masih separuh hati. ia harus memberikan semuanya karena kini semua yang ada di tubuhnya adalah hak Faris sepenuhnya.
Faris mencumbu Airis dengan penuh minat dan semangat 45. Menyatukan cinta mereka dalam keberkahan dan halal.
"Ris, sakit." ucap Airis saat sesuatu yang sangat baru itu menerobos masuk ke area intinya. Airis sama sekali tak bisa menjabarkan rasa sakitnya yang jelas hal itu benar - benar sangat sakit.
"Maaf sayang, aku baru pertama kali, kamu pun sama. Kita belajar sama - sama ya. aku akan pelan - pelan." kata Faris lalu melakukannya dengan ritme paling pelan dan nyaman untuk Airis, sampai akhirnya Airis mengeluarkan suara d*sahan yang membuat Faris melajukan aktivitasnya dan menyiramkan ribuan calon junior dari dalam dirinya ke dalam rahim Airis.
"Sayang nambah ya?" kata Faris penuh permohonan.
"Enggak mau, kamu mau eksploitasi aku? apa kamu gak tahu rasanya sakit banget?" tanya balik Airis. Kesal sekali dengan Faris yang seenak jidat, dan menepatkan diri dengan baik.
"Emang sesakit itu?" tanya balik Faris tenag saja. ia yang masih di posisi cukup *ntim itu tentu saja membuat Airis makin kesal saja.
"Tahu, ah minggir sana. aku mau tidur" kata Airis, lalu sekuat tenaga berusaha merubah posisi aga tubuhnya miring membelakangi Faris.
Faris mengalah kali, mungkin rasanya memang berbeda antara laki - laki dan perempuan. Jika sama sekali ia tak merasa sakit, mungkin Airis masih nyilu dan kesakitan di bagian intinya.
"Iya udah sayang. Makasih ya udah menyerahkan dirimu untuk aku." Kata Faris lalu mencium kening Airis. setelah itu ia memeluk tubuh mungil istrinya dari belakang.
Airis hanya menyahut dengan deheman. selain kelelahan area intinya juga nyilu dan sakit. Ah sesakit inikah pecah perawan? pikir Airis dalam diamnya.
Airis kini sedang berpikir bagaimana dengan mamanya yang dulu saat akhirnya dirinya ada digagahi dengan paksa oleh papanya? pantas saja mamanya begitu marah dan kecewa pada papa Kandungannya. Tak terasa bulirnya bening itu kini menetes dari matanya, rasanya ia sendiri tak akan sanggup hidup jika di posisi mamanya dulu. hamil dirinya sebelum adanya pernikahan, dan melakukannya tanpa kesengajaan.
Faris yang belum sepenuhnya terlelap dengan jelas mendengar suara Isak tangis kecil Airis, ia langsung bangkit dan pindah posisi di depan istrinya itu.
"Kamu kenapa sayang? apa sakit banget ya? maaf jika tadi aku terlalu semangat." ucap Faris penuh permohonan.
"Emang sakit, tapi aku gak lagi nangisin itu." jawab Airis sontak membuat Faris bingung dalam kesendiriannya.
"Terus kenapa sayang? kamu gak rela aku ambil itu dari kamu?" tanya Faris menyelidik. ia akan sangat kecewa jika jawabannya iya.
Airis menggeleng pelan. Mana mungkin tidak rela memberikan tubuhnya untuk suaminya sendiri? yang benar saja pertanyaan Faris itu.
"terus kamu kenapa nangis? jangan nangis ini udah malam, nanti dikira orang rumah, aku aniaya kamu lagi." jawab Faris jenaka.
"emang kamu aniaya aku kan. Gak pakai rumus banget deh kamu, bisa bikin aku sakit kaya begini." Protes Airis sesuai realita.
"Katanya pertamanya memang sakit sayang, nanti setelah itu baru bikin ketagihan." balas Faris sembari mengelap air mata istrinya yang jatuh di pipinya.
"Ris, kalau nanti aku hamil gimana?" tanya Airis serius.
Bukannya menjawab Faris malah mengelus lembut perut Airis. Dalam hati ia berkata, semoga apa yang tadi ia lakukan akan berubah menjadi janin satu bulan lagi.
lebih gregett