Pembalasan Anak Yang Tidak Di Anggap

 Matahari mulai menampilkan dirinya dari sebelah timur,menampilkan cahaya bagi bumi.Sinar matahari dari timur itu menembus jendela kamar lili,yang menyilaukan mata dan membuat lili membuka mata dari tidurnya yang lelap. Tangannya meraih alaram lalu mematikannya,saat kesadarannya sudah penuh betapa terkejutnya lili saat melihat jam sudah pukul 06:34,tinggal dua puluh enam menit lagi pintu gerbang akan di tutup.

 "Ya tuhan,aku kesiangan."ucap lili beranjak dari tidurnya langsung memasuki kamar mandi,di dalam kamar manda lili buru-buru menyelesaikan mandinya.

 ••••

 "Selamat pagi bu kak."sapa lili yang turun dari tangga.

 "Tumben kamu telat nak."ucap sinta datang dari dapur membawa kotak bekal yang ada di tangannya.

 "Semalam lili harus kerja sampai larut bu."ucap lili.

 "Dek,kamu juga harus jaga kesehatan yah.Nanti kamu sakit dek."ucap rika penuh perhatian.

 "Iya kak,hehe.Lili berangkat yah,sudah mau telat nih."ucap lili pamitan.

 "Ini bawa bekal kamu,ibu sudah siapkan kamu."ucap sinta memberikan kotak bekal berwarna pink kepada lili.

 "Terima kasih bu."ucap lili menerima bekal dari sinta lalu kelaur dari apartemen.

 Kali ini lili menggunakan ojek online ke sekolah,sepeda listrik yang biasa di gunakan menuju sekolah dia sengaja tidak membawanya.

 "Pak,apa gak bisa kencang dikit gak.Saya buru-buru ke sekolah."ucap lili pada ojek online.

"Ini sudah juga sudah ngebut kok neng."ucap tukang ojek.

 Lili hanya bernafas kasar,beberapa menit lagi pintu gerbang akan di tutup.Dia tidak ingin telat ke sekolah yang terakhir kalinya.

••••

 Aqila yang sedari tadi menunggu sahabatnya belum ada tanda-tanda kedatangannya.Dia terus melihat jam di pergelangan tangannya,tinggal beberapa menit lagi sekolah akan memasuki pembelajaran.

 "Apa lili telat lagi yah."ucap aqila yang mondar-mandir di depan kelas sembari menunggu lili.

 "Hey cewek gila,bisa gak sih lo diam.Gue pusing liat lo mandar-mandir."kesal kesya melihat aqila yang sedari tadi mondar-mandir membuatnya pusing.

 "Hey boneka mampang,kalau lo gak mau liat gue tutup mata lo."kesal aqila menatap sinis kesya yang dandanannya seperti tante-tante girang.

 "Lo yah,sudah berapa kali gue bilang.Gue bukan boneka mampang."ucap kesya menatap tajam aqila.

 "Nyenyenye."aqila mengejeknya,dan tidak membalas ucapan kesya,malas dia berurusan dengan manusia satu ini.

 Aqila yang melihat lili dari jauh berlari menuju kelas membuatnya lega.Hampir saja lili telat semenit.

 "Akhirnya lo datang juga."ucap aqila pada lili yang baru datang dan terlihat ngos-ngosan."Nih minum dulu."lanjutnya kemudian membarikan sebotol air mineral pada lili yang dia sediakan.

 "Terima kasih qill,gue memang haus banget."ucap lili menerima air mineral dari lili dan langsung dia teguk hingga habis saking hausnya. "Ah lega."ucap lili setelah minum.

 Kring..kring..kring..kring

 Bel tanda pelajaran telah berbunyi,saatnya para murid memasuki jam pelajaran pertama untuk menuntut ilmu.

 "Li gue dengar laras dan cindy masuk rumah sakit.Gara-gara kemarin."bisik aqila saat mereka berdua telah duduk di bangkunya.

 "Iya udah gue tahu,nanti sebentar lagi gue di panggil BK."ucap lili yang terlihat santai.

 "Lo gak takut di panggil BK li?"tanya aqila yang haran dengan lili nampak biasa-biasa saja.

 Lili menggelengkan kepala."Gak,ngapain gue takut.Kalau mau takut tuh sama tuhan."jawab lili.

 "Iya gue tahu li,takut hanya pada tuhan.Tapi kalau lo di keluarkan di sekolah bagaiamana?Lo kan tahu,cindy anak dari zavier briar pengusaha terkaya nomor tiga dan laras anak dari lukman aditama,pengusaha terkaya nomor empat.Mereka berdua punya kuasa di sekolah ini li."jelas aqila.

"Ya udah gue keluar,ribet amat."ucap lili.

 "Ih li,lo kok ngomong gitu sih.''ucap aqila dengan cemberut membuat lili terkekeh dengan sahabatnya yang satu ini.

 "Qill lo kan tau gue gak punya kuasa di sekolah ini,jadi apapun keputusan mereka gue akan turuti terutama keluar sekolah."ucap lili tersenyum pahit.

 "Ah lili,lo jangan ngomong gitu deh.Lebih baik lo di skors di banding lo keluar dari sekolah.Gue gak sanggup kalau lo keluar li."rengek aqila yang betul-betul tidak sanggup jika lili keluar dari sekolah.

 "Lo doakan gue aja yah,semoga gue gak di keluarin."ucap lili.

••••

 "Panggilan kepada Liliana Calista di harap ke ruang Bimbingan Konseling sekarang juga"

 Saat para murid menuntut ilmu,tiba-tiba terdengar dari ruang BK memanggil nama lili.Sementara lili mendengar namanya di panggil seperti dugaannya,meminta izin kepada guru yang mengajar di kelasnya.

 "Gue harap lo gak di keluarin dari sekolah li."ucap aqila dalam hati menatap punggung lili yang sudah keluar dari kelas.

▪︎▪︎▪︎▪︎

 Sesampai di ruangan BK,terlihat zavier dan lukman serta staf guru yang sudah ada di ruang BK menunggu lili.

 "Permisi."ucap lili di depan ruangan BK.

 "Silahkan masuk sini li."ucao kepala sekolah yang bernama ibrahim.

 Lili mengangguk,lalu duduk di sofa singlet yang ada di dalam ruangan.Zavier melihatnya terkejut,dia pikir lili tidak masuk sekolah hari ini sebab dia kurung di gudang dan kuncinya dia pegang.

 Lili yang sadar di tatap oleh zavier tersenyum miring."Pasti dia mikir gue gak datang."ucap lili dalam hati.

"Lili,apa kamu mengetahui kenapa kamu bisa masuk ke ruangan ini?"tanya pak ibrahim.

 Lili hanya menggelengkan kepala,pura-pura tidak mengetahuinya.

 "Hey babu,kamu jangan pura-pura tidak tahu yah.Kamu sudah celakai anak saya serta sahabatnya membuat mereka masuk rumah sakit!"bentak lukman.

 "Dia yang membully saya dan membuat bekal saya rusak akibat mereka berdua.Apa saya salah jika saya memberikan mereka pelajaran akibat ulahnya."ucap lili menatap tajam lukman membuat lukman ciut.

"Tatapan anak ini ngeri juga."ucap lukman dalam hati.

 "Kamu jangan asal nuduh,anak kami tidak pernah membully kamu."ucap zavier.

 "Anda serius dengan perkataan anda?"tanya lili menatap zavier dengan datar.

 Seketika zavier terdiam,tidak bisa menjawab pertanyaan lili.Cindy dan kedua sahabatnya memang suka membully lili dan dia mengetahuinya.

 "Kenapa anda diam tuan zavier terhormat."ucap lili kembali dengan penuh tekanan.

 Deg,ucapan lili entah kenapa membuat zavier merasakan sakit hati.Biasanya lili memanggilnya daddy sekarang dia menyebutnya tuan,membuat zavier merasakan hal yang aneh dan sulit di artikan.

 "Tapi kamu membuat anak saya dan sahabatnya masuk rumah sakit.Pak ibrahim kamu keluarkan dia dari sekolah ini.Jika tidak saya dan tuan zavier tidak akan jadi donatur sekolah ini."ucap tegas lukman yang di angguki zavier.

  Pak ibrahim terdiam,dia dilanda dilema.Jika dia tidak mengeluarkan lili dari sekolah,sekolah akan jadi taruhannya dia juga sudah menerima suap dari lukman dan zavier.Tetapi jika dia mengeluarkan lili,dia akan kehilangan murid terbaik di sekolah ini,terlebih lagi beberapa hari lagi akan di adakan tingkat nasional.

 "Baik pak,saya akan mengeluarkan lili dari sekolah ini."ucap pak ibrahim yang memilih mengeluarkan lili di banding mengembalikan uang dari zavier dan lukman.Soal lomba diakan mencari murid lainnya.

 Sementara lili hanya tersenyum miring dengan keputusan pak ibrahim dia sudah menduganya diakan di keluarkan dari sekolah.

 "Dengarkan itu,kamu sekarang keluar dari sekolah ini."ucap lukman tersenyum miring.

 "Gak masalah,saya juga gak butuh sekolah yang katanya elit tapi masih menerima suap."ucap lili membuat pak ibrahim kaget dengarnya."Oh yah pak ibrahim saya hanya mau bilang gak baik lo kasih anak dan istri anda uang haram nanti dia kenapa-napa lagi."lanjut lili menatap sinis pak ibrahim.

 "Maksud kamu apa hah!"bentak pak ibrahim.

 "Gak ada maksud apa-apa kok pak,saya hanya mengingatkan anda.Hmm karena urusan saya sudah selesai saya pamit."ucap lili beranjak dari duduknya tanpa terlihat kecewa sama sekali.

 "Dasar bocah sialan,saya pikir dia akan bermohon-mohon dengan saya dan bisa gue manfaatkan dia."gerutu lukman.

 "Kenapa dia biasa-biasa saja yah."ucap zavier menatap heran kepergian lili yang tidak ada raut takut sama sekali di wajahnya.

  ••••

 "Ciee yang di keluarin dari sekolah."ucap rosi mengejek lili saat lili keluar dari ruangan BK.

 Lili mengehentikan langkahnya,lalu menatap rosi dari atas sampai bawah lalu tersenyum miring.

 "Ciee yang mau keluar negri hasil jual diri HHHHHH."ucap lili tertawa keras lalu meninggalkan.

 "MAKSUD LO APA BANGSAT."TERIAK ROSI.

 Lili tidak memperdulikan teriakan rosi,dia tetap jalan lalu memberikan jari tengah kepada rosi tanpa menoleh.

 "Apa maksud si babu itu,apa dia tahu."ucap rosi dalam hati.