Nathan menjadi duda setelah menikah untuk ke dua puluh kalinya. Semuanya berakhir di saat malam pertamanya. Dia tak bisa melakukan kewajibannya pada istrinya hingga membuatnya mendadak untuk kesekian kalinya.
Jovita seorang gadis yang menikah dengan Deon karena suatu perjodohan dan tanpa ikatan cinta di antara mereka. Di malam pertamanya setelah menikah, Deon bersama wanita lain untuk menghabiskan malamnya.
Karena sering diabaikan oleh Deon, Jovita akhirnya mencari kesenangan sendiri. Secara tak sengaja dia bertemu dengan Nathan.
Awalnya hubungan mereka hanya teman biasa. Namun Nathan menaruh rasa pada Jovita yang mempunyai paras mirip seperti Cinta Pertamanya yang telah meninggal.
Bagaimanakah kelanjutan kisah cinta mereka? Apakah mereka bisa bersatu atau hanya sekedar menjadi teman saja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ruby kejora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 33 Kegilaan Deon
Jovi masuk ke kamar dengan membanting pintu kamarnya.
“bam.” setelah membanting pintu kamar Ia pun duduk di tempat tidur. “Dasar pria hidung belang di mana-mana semua pria sama saja.” Jovi mengumpat kesal dan umpatannya itu tertuju untuk Deon.
Gadis itu meratapi nasibnya sebagai istri Deon.
“Auwh...” Jovi merintih kesakitan saat ia menekuk pergelangan kaki kirinya dan baru tadi ingat jika kakinya itu terkilir. “Shit ! Aku harus mengobati ini dulu.” Berdiri lagi dan turun dari tempat tidur kemudian menuju ke kota obat yang tersedia lengkap di dinding sudut kamar.
Jovi kemudian mengambil cream massage dan membawanya kemudian kembali duduk di tempat tidur dan meluruskan kakinya.
“Ooh...” Jovi mengoleskan krim message untuk bagian pergelangan kaki kirinya yang terkilir dengan merata. Dalam hitungan detik gram tadi meresap dengan cepat dan tidak meninggalkan lengket di sana. Jovi memijat sendiri pergelangan kakinya.
“Hiss... coba saja ada ibu di sini. Dia pasti akan memijat kakiku.” Jovi kembali menahan rasa sakit saat memijat kakinya dan teringat pijatan lembut ibunya.
Satu jam kemudian Gadis itu kembali turun dari tempat tidur dan mengembalikan krim message ke tempatnya, kemudian kembali ke tempat tidur dan berbaring di sana.
Deon yang berniat ingin menggoda ataupun memberi kejutan pada Jovi sengaja mengajak gadis barunya di kamar lain dan Iya memilih kamar yang berada tepat di samping kamar Jovi.
“Sayang.... ayo kita...” ucap gadis yang dibawa oleh Deon terlihat Tak sabar saat mereka tiba di depan pintu dan langsung menarik baju pria itu. “Kau... aku senang sekali kau agresif seperti ini.” Deon kemudian menggendong gadis barunya masuk ke kamar, namun ia membuka pintunya lebar-lebar.
“Sayang... pintunya masih terbuka.” ucap gadis baru Deon yang merasa tak nyaman jika ada seseorang yang melihat mereka. “Tak ada orang di sini. Dan hanya ada pembantuku saja, tentu saja dia juga sudah tidur jam segini.” jelas Deon meminta gadis barunya untuk tenang.
“Aah...” tak lama kemudian baju yang menempel di tubuh mereka berserakan di lantai.
Jovi yang sudah tidur pulas selama sepuluh menit tiba-tiba saat mendengarkan suara yang berasal dari kamar sebelahnya.
“Aaaaaaah....” suara gadis baru Deon yang mendesah saat pria itu berdiri di bawah kakinya dan bermain-main di sana dengan kasar. “Sayaaaang... mmm...” kembali mendesah saat Deon memegang kemudian bermain-main di area dadanya.
“Aaah... uuh... oh...” kembali terdengar suara ******* saat Deon menempelkan tubuh gadis barunya ke dinding lalu menghujamkan kenikmatan padanya dan bergerak kasar.
“Deon.... bastard kau !” Jovi menutup telinganya karena merasa risih mendengarnya hingga ia mengambil bantal dan menetapkan ke wajahnya namun suara itu terus terdengar berulang kali, dan semakin kencang saja. “Fuck !” Jovi pun terpaksa mengambil headset yang ada di meja kemudian menyumpatkan ke telinganya sambil memutar musik rock agar mendengarkan suara berisik Deon dan gadis barunya.
Di lain tempat, Nathan yang sudah sampai di rumah dua jam yang lalu hingga saat ini pria itu masih terjaga.
“Jovi... kau adalah Qiana ku yang hilang.” Nathan kembali membayangkan Jovi. “Meskipun kau sudah punya suami, itu tak masalah bagi ku.” tak peduli pada status Jovi. “Lihat saja, aku akan membuatmu terpikat padaku dan membuat mu meninggalkan suamimu.” tersenyum kecil sebelum ia benar-benar memejamkan mata dan mematikan lampu ruangannya untuk berlayar ke pulau mimpi.
