Istri Pilihan Ibu season 1
Davin Rendra Wicaksono, terpaksa menikah dengan Riana Zulaika. Seorang gadis yang terkenal janda di usia mudanya, karena harus mengurus anak dari kakak perempuannya.
Dan sampai pernikahan itu terjadi, Rendra belum mengetahui bahwa wanita yang dia nikahi itu masih seorang gadis.
Akankah Rendra bisa mencintai Riana? Dan mungkin kah rumah tangga mereka berjalan dengan baik?Penasaran kelanjutannya kan??? yuuu cuuuz ikutin terus cerita nya yaaaa.....
Istri pilihan Ibu season 2
Kegagalan cinta membuat Alaric menjadi semakin tertutup untuk membuka hati pada wanita. Sampai Riana, bundanya turun tangan memilihkan seorang wanita untuk anak sulungnya itu.
Akankah Alaric melupakan cinta lamanya dan menerima wanita yang dipilihkan oleh bundanya?
Ikuti terus ceritanya ya ....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon septriani wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Setelah mengantarkan makan siang untuk Riana, Ratih langsung menuju kerumah Herni pemilik toko tempat Riana bekerja, karena arisan kali ini diadakan dirumahnya. Setelah memakirkan mobilnya Ratih langsung ke dalam rumah yang tidak kalah besar seperti rumahnya.
Saat masuk kedalam rumah yang sudah dipenuhi ibu-ibu komplek yang dandannya terbilang sangat heboh. Kalau bisa dibilang arisan ini adalah ajang pamer untuk memperlihat perhiasan yang mereka miliki atau sakin membanggakan harta kekayaan. Tapi tidak dengan Ratih, walaupun dia mempunyai segalanya, tapi Ratih tidak pernah sama sekali menyombongkan apa yang dia miliki.
“Hai jeng Ratih, apa kabar?” Sapa salah satu tetangganya.
“Baik! Bagaimana kabarmu, jeng?”
“Kamu liat sendiri saya sangat baik,” jawabnya sambil memperlihatkan gelang dan cincin berlian yang dipakainya. Ratih hanya tersenyum melihatnya, menurutnya itu sangat biasa, karena dia mempunyai yang lebih bagus dari mereka.
“Jeng Ratih, apa kabar? Ya ampun kita jarang banget bertemu ya,” Sapa Herni menghampirinya dan langsung mencium kedua pipinya, bisa dibilang dia adalah tetangga yang paling dekat denganya.
“Baik, Jeng,” Jawabnya.
Arisan ibu-ibu sosialita itu pun dimulai. Arisan ini bisa dibilang arisan yang cukup mewah, karena hanya orang-orang yang berduit yang bisa mengikutinya. Sekali kocokan keluar pemenangnya tidak tanggung-tanggung, akan mendapatkan uang sebesar 50 juta. Angka itu untuk mereka kalangan atas hanya sekedar hiburan. Setelah kocokan dikeluarkan dan mendapatkan pemenang, para ibu-ibu menikmati makanan yang sudah tersedia. Masing-masing mereka sibuk dengan obrolan dan juga ada yang sibuk memperdagangan barang-barang mereka seperti tas, perhiasan atau jam tangan dan jangan di Tanya masalah harga yang jelas harga selangit. Uang arisan yang mereka dapat pun tidak cukup untuk membeli barang-barang tersebut.
Ratih menghampiri Herni yang sedang sibuk menawarkan makanan pada ibu-ibu yang sedang asik mengobrol.
“Jeng, bisa bicara sebenta?” Herni pun menhampirinya dan mengajak Ratih untuk bicara di halaman belakang depan kolam renang.
“Ada apa, Jeng? Sepertinya ada yang sangat penting.”
“Aku mau Tanya tentang pegawaimu yang perempuan.”
“Maksudnya? Riana?”
“Iya Riana, apa dia sudah memiliki suami lagi atau sudah memiliki pacar?” Herni tertawa dengan pertanyaan teman baiknya itu, Ratih yang melihatnya mengkerutkan dahinya heran.
“Kamu bercanda ya? Riana masih perawan dia belum pernah menikah,” Ratih yang mendengar perkataan Herni kaget tidak percaya.
“Kamu, lagi ga bercanda 'kan, jeng? Terus Salsa?”
“Ngapain saya bercanda, jeng? Salsa itu anak dari kakak perempuannya, saya itu sangat kasian sama dia yang harus menjadi tulang punggung keluarganya, dia benar-benar wanita berhati malaikat.”
“Maksudnya?”
“Jadi gini loh, Jeng. Kakaknya, Ratih ditinggalkan oleh suaminya saat sedang mengandung Salsa. Nah, pada saat anak itu lahir kakaknya kabur entah kemana. Dan Riana harus merawat bayi mungil itu seorang diri. Dia rela menyandang status seorang janda demi perasaan Salsa dan lagi Jeng, dia harus merawat ayahnya yang seorang pemabuk. Saya kalau jadi dia mending saya tinggalin deh orang kaya gitu dan menikmati hidup,” Jelas Herni. Ratih yang mendengar perkatan Herni tersenyum. Dan Akhirnya dia bisa mendapatkan istri yang baik untuk anaknya.
“Ngomong-ngomong ada apa Jeng kok tiba-tiba nanya tentang Riana?”
“Ga, saya hanya mau tahu aja, dia gadis yang baik dan saya sangat menyukainya.”
“Saya juga Jeng. Coba saja saya punya anak laki-laki akan saya nikahkan anak saya dengannya, sayangnya anak saya perempuan semua. Oia, bagaimana dengan anak sulungmu? Kapan akan menikah?”
“Mungkin sebentar lagi jeng, doakan ya.”
“Pastilah saya akan doakan yang terbaik untuk kamu,” Ucapnya dan Ratih hanya tersenyum
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Seperti janji Rendra sepulang dirinya kerja dia langsung pergi ke apartemen Indri. Sampai disana Rendra langsung naik ke lantai delapan tempat pacarnya tinggal. Dia tidak perlu mengetok pintu karena dia mengetahui pin untuk membuka kuncinya. Saat masuk kedalam apartemen dalam keadaan gelap sudah di pastikan kalau kekasihnya itu belum pulang.
Setelah menyalakan semua lampu Rendra memilih duduk di sofa sambil menunggu Indri pulang. Lelahnya seharian berkerja membuat dia terlelap tidur disana. Sudah pukul 23.00 dan Indri pun tak kunjung datang. Rendra yang baru saja bangun dari tidurnya kaget melihat jam tangannya yang sudah larut. Dia pun berniat untuk menelpon Indri karena merasa khawatir.
“Halo ... Indri kamu dimana?”
“Halo, ini siapa?” Suara laki-laki berat yang ada di sebrang sana membuat Rendra kaget.
“Anda siapa?!” Suara Rendra meninggi, karena emosi.
“Emmm ... Sayang, siapa?” Kini suara yang tidak asing di dengar dan itu sudah bisa dipastikan kalau dia adalah Indri. Saat pria itu menyebut nama Rendra, Indri langsung merebut ponselnya.
“Kamu dimana?!!” Suara Rendra mendadak menjadi serius, emosi yang tidak bisa dia menahannya. Walaupun tidak ada rasa cinta untuk Indri, tapi Rendra sangat tidak menyukai suatu penghianatan.
“Aku di rumah Nara, kamu dimana sayang?” BOHONG!! Ucapnya dalam hati.
“Aku tunggu di apartemen sekarang! Kalau dalam waktu 20 menit kamu tidak datang, hubungan kita putus,” Ucapnya emosi dan langsung mematikan telpon sepihak.
Sudah 20 menit berlalu dan kini sudah tidak ada alasan lagi untuk dirinya berdiam diri di sana, Rendra pun meninggalkan ruangan itu. Saat lift terbuka sosok yang dia tunggu sejak tadi berada di sana dengan nafas yang ngos-ngosan.
“Sayang maafkan aku! Aku benar-benar lupa kalau hari ini kamu akan datang kesini.” Rendra tidak memperdulikannya masuk ke dalam lift memencet tombol G.
“Sayang, kenapa kamu tidak mau mendengarkanku? Aku 'kan sudah minta maaf padamu,” Katanya sambil menyetuh tangannya, tapi dengan cepat Rendra menepis tangan Indri.
“Kamu sudah tidak ada hak untuk menyentuh saya dan mulai saat ini kita sudah tidak mempunyai hubungan apa-apa,” jelasnya. Saat lift terbuka Rendra langsung melangkah dengan cepat menuju parkiran. Indri dengan cepat mengikuti langkahnya dan langsung memeluk tubuh Rendra dari belakang. Beruntung suasana saat itu sudah sangat sepi, karena memang jam sudah menunjukan tengah malam.
“Ren, maafin aku please!” Kini indri mengeluarkan senjata pamungkasnya, air mata yang entah air mata itu sungguhan atau hanya dramanya saja. Karena, dia tahu jelas kalau Rendra tidak bisa melihatnya menangis. Tapi, kali ini pikian Indri salah, Rendra sudah tidak peduli lagi dengan air mata buayanya. Dia melepaskan pelukan Indri dan terus melangkah menuju mobilnya. Setelah berhasil masuk ke dalam mobil Rendra langsung menancapkan gasnya meninggalkan Indri yang berdiri mematung masih dalam tangisannya.
“Shit berengsek!!” Teriak Indri dan kemudian dia masuk ke dalam apartemen dalam keadaan emosi.
.
.
.
.
~Bersambung~
Gimana mau lanjuuuuut???
terus ikuti kisahnya yaa...
jangan lupa komen dan like
terimakasih...