NovelToon NovelToon
My Cold Bodyguard

My Cold Bodyguard

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Terlarang / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: fasyhamor

KESHI SANCHEZ tidak pernah tahu apa pekerjaan yang ayahnya lakukan. Sejak kecil hidupnya sudah bergelimang harta sampai waktunya di mana ia mendapatkan kehidupan yang buruk. Tiba-tiba saja sang ayah menyuruhnya untuk tinggal di sebuah rumah kecil yang di sekelilingnya di tumbuhi hutan belukar dengan hanya satu orang bodyguard saja yang menjaganya.

Pria yang menjadi bodyguardnya bernama LUCA LUCIANO, dan Keshi seperti merasa familiar dengan pria itu, seperti pernah bertemu tetapi ia tidak ingat apa pun.

Jadi siapakah pria itu?

Apakah Keshi akan bisa bertahan hidup berduaan saja bersama Luca di rumah kecil tersebut?

***

“Kamu menyakitiku, Luca! Pergi! Aku membencimu!” Keshi berteriak nyaring sambil terus berlari memasuki sebuah hutan yang terlihat menyeramkan.

“Maafkan aku. Tolong jangan tinggalkan aku.” Luca terus mengejar gadis itu sampai dapat, tidak akan pernah melepaskan Keshi.

Hai, ini karya pertamaku. Semoga kalian suka dan jangan lupa untuk selalu tinggalkan jejak🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fasyhamor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menganggap Luca Sebagai Teman

Hari ini adalah hari pertama Keshi melakukan ospek di kampusnya.

Senyum di bibirnya tidak luntur sedikit pun, ia sangat senang saat kakinya sudah melangkah memasuki kampus dan matanya menemukan sosok temannya.

“Nina!” gadis itu menoleh ketika mendengar suara Keshi.

“Hai, girl.” Nina menyenggol bahu Keshi dan keduanya tertawa riang.

Kemudian dua gadis itu berjalan untuk masuk, sebelum benar-benar menuju gedung jurusannya, Keshi menoleh dan berjinjit guna melambai pada Luca yang sedang berdiri di sebelah mobil dengan kacamata hitam. Pria itu bahkan tidak memakai jas hitam dan hanya memakai kemeja putihnya.

Mengakibatkan Nina mencebik melihat itu. “Kalian seperti bukan majikan dan bodyguard, tetapi sepasang kekasih.”

Celetukan temannya membuat Keshi segera melotot dan menurunkan tanganya sambil berjalan masuk.

“Aku tidak menganggap Luca sebagai bodyguard atau bawahanku.” jawab Keshi.

Nina memincingkan matanya. “Lalu?”

“Aku menganggapnya sebagai temanku.” Keshi tersenyum kearah temannya.

“Awas nanti kamu malah jatuh cinta dengannya.” Nina menyahut, tangannya mendorong pintu auditorium yang kini sudah di padati oleh lautan manusia.

Keshi mengedikkan bahunya, ia tidak memusingkan hal tersebut. Jatuh cinta dengan bodyguardnya sendiri? Bukankah tidak masalah? Keshi berpikir bahwa nanti dirinya bisa saja benar-benar jatuh cinta dengan Luca, dan mungkin ayahnya akan merestui hubungannya jika keduanya saling jatuh cinta?

Keshi terkekeh mendengar suara-suara di kepalanya, Nina yang berdiri di sebelahnya bergedik geli melihat temannya itu. “Kamu gila, ya?!”

...\~\~\~...

“Ayah.” Keshi sedang menelepon ayahnya sekarang.

Ospek kampusnya sudah selesai sejak beberapa menit lalu, ia sedang duduk di bangku taman menunggu Luca dan menunggu Nina yang sedang membeli minuman.

“Putriku! Bagaimana hari pertama kuliahmu?” Rio bertanya dengan riang nan semangat.

“Aku belum mulai kuliah, ini masih masa pengenalan kampus.” jawab Keshi sekenanya.

Ayahnya terdengar terkekeh di sana. “Maaf, maaf. Ayah lupa, ayah kira sekarang sudah memasuki masa kuliah.”

Keshi mengulas senyum walau pastinya ayahnya tidak dapat melihatnya.

“Ayah kapan pulang?” gadis itu bertanya dengan nada sedih.

Ini belum seminggu, tetapi ia sudah merindukan ayahnya itu.

“Maaf, putriku. Ayah masih lama. Nanti ayah akan usahakan pulang cepat, kamu ingin di belikan sesuatu?”

Keshi menggeleng. “Tidak, aku hanya ingin ayah cepat pulang.”

Rio menghela napasnya di seberang telepon. “Baiklah, sayang. Ayah akan menutup teleponnya. Jangan lupa makan tepat waktu, oke?”

“Ya, ayah.”

Sambungan tertutup, Keshi menatap layar ponselnya dengan raut sedih.

“Hai, apa aku boleh bertanya sesuatu padamu?” seorang pria asing baru saja mendekatinya dan bertanya pada Keshi.

Gadis itu mendongak cepat, matanya memincing karena terkena silau cahaya matahari. “Ya?”

Pria itu memakai kemeja flanel abu-abu, rambutnya berwarna hitam dengan kulit sedikit cenderung tan (agak cokelat).

“Apa kamu tahu di mana ruang auditorium?” tanya pria asing itu.

Keshi mengerutkan dahinya, kepalanya menoleh pada jalanan yang sempat ia lalui untuk menuju auditorium. “Kamu bisa lewat jalanan sana, auditoriumnya berada di sebelah gedung rektorat.” Keshi menunjukkannya dengan telunjuknya.

Pria itu memperhatikan arah tunjuk Keshi lalu mengangguk. “Terima kasih banyak karena mau menjawab pertanyaanku.”

Keshi hanya mengangguk. Pria asing itu masih berdiri di hadapannya dan tengah memainkan ponselnya, mungkin sedang mengirim chat dengan seseorang?

“Kamu berasal dari jurusan apa?” Keshi bertanya pelan.

Pria itu menunduk dan membalas tatapan bertanya dari Keshi.

“Aku? Aku dari jurusan hukum.” pria itu tersenyum lebar hingga kedua matanya menyipit. “Namaku Chris.”

Keshi membalas dengan senyum kaku. “Hai, Chris. Aku Keshi.”

“Senang bertemu denganmu, Keshi.“ Chris memberikan senyum terakhir sebelum melangkah menjauh menuju auditorium.

“Ada apa, Keshi? Kenapa kamu menatap ke sana?” Nina datang, kedua tangannya memegang gelas plastik berisi minuman manis.

“Ini untukku?” Keshi melirik dua gelas itu.

Nina mengangguk, menyerahkan satu gelas kearah Keshi yang langsung di terima oleh temannya itu.

“Kamu mau langsung pulang?” tanya Keshi.

“Ya, tapi supirku sedang terkena macet sekarang.” jawab Nina.

Kedua gadis itu masih nyaman duduk di bangku taman dengan segelas minuman manis. Kedua mata gadis itu memandang lurus pada orang-orang yang berlalu lalang melewati gerbang keluar.

“Keshi, liburan nanti apa kamu mau main di rumahku?” Nina menoleh dan mengerjap polos kearah Keshi supaya temannya itu mau main di rumahnya.

“Minggu besok?”

Nina mengangguk semangat.

“Baiklah,”

“Yeay.” Nina bersorak senang.

“Nina.” seorang pria tua memanggil Nina dari sebelah kanan kedua gadis itu.

Kedunya segera menoleh dan mendapati seorang pria tinggi dengan rambut yang sudah di tumbuhi uban tengah memutar kunci di jarinya.

“Papa!” Nina bersorak senang, ia bangkit dan memeluk tubuh ayahnya.

Keshi menonton mereka dengan senyum tulus, ia sudah mengenal siapa saja keluarga Nina. Jadi saat pria tua itu melepas pelukan pada putrinya, Keshi segera menyapanya.

“Hai, paman Mikael.”

Mikael, ayah Nina tersenyum lebar dan menepuk bahu Keshi. “Oh, kamu semakin cantik, Keshi.”

“Biasa saja.” jawab Keshi sekenanya.

“Bagaimana hari pertama ospek kalian?” Mikael bertanya pada kedua gadis muda itu.

“Lelah,” Nina menjawab.

“Dan gerah.” Keshi menambahkan.

Dua gadis itu tertawa dan Mikael menatap mereka dengan senang.

“Baiklah, hari semakin siang dan hawanya semakin panas. Mari kita pulang.” ajak Mikael.

“Aku masih di sini menunggu bodyguardku menjemput.”

“Eh, kamu sekarang sudah pakai bodyguard?” tanya Mikael terkejut.

“Papa, bodyguard milik Keshi punya wajah dan tubuh yang sempurna.” sahut Nina.

Keshi mendengkus, sudah di pastikan bahwa Nina sepertinya mengagumi bodyguardnya itu. Tetapi entah kenapa perasaannya menjadi gundah, Keshi tidak tahu mengapa perasaannya menjadi mendung seperti ini.

“Apa mau di tunggu oleh kita berdua?”

Keshi menggeleng cepat seraya bangun dari duduknya, telunjuknya menunjuk seseorang yang sedang berdiri di sebelah gerbang.

“Tidak perlu, paman. Bodyguardku sudah datang.”

Mikael dan Nina mengikuti arah tunjuk Keshi, kemudian mengangguk. Ketiganya berjalan berbarengan menuju gerbang dan parkiran.

“Ini bodyguardmu?” Mikael menatap wajah Luca saat mereka sudah sampai di tempat berdiri pengawal itu.

“Ya, namanya Luca.”

“Senang bertemu denganmu, Luca. Kau bisa memanggilku Mikael.” Mikael mengulurkan tangannya, ingin berjabat tangan dengan pria tampan di hadapannya.

Luca melirik sejenak pada Keshi lalu menatap uluran tangan itu, ia menjabat tangan Mikael dengan sedikit senyum tipis. “Senang bertemu dengan Anda juga, Tuan Mikael.”

Keshi menarik senyum. “Kami berdua akan langsung pulang karena jujur aku sudah sangat gerah sekali.” ucapnya saat melihat keduanya sudah melepas jabat tangan itu.

Mikael mengangguk dan merangkul bahu putrinya. “Baiklah, mari kita pulang dan beristirahat.”

“Sampai jumpa lagi, Keshi!” Nina melambai senang kearah temannya. “Sampai jumpa juga Luca!” gadis itu pun melambai juga pada sosok bodyguard tersebut.

Keshi mengembuskan napas panjang, kedua tangannya mengeratkan tali ransel, kedua bahunya pun merosot turun.

“Ayo kita pulang, Luca.” gadis itu berjalan duluan melewati tubuh Luca.

Luca menggenggam lengan Keshi sehingga gadis itu membalik tubuh dengan wajah kaget.

“Ada apa?” tanya Keshi.

“Aku akan membawakan ranselmu.” ucap Luca.

Keshi menggeleng. “Tidak perlu, ini tidak berat.”

“Biarkan aku bekerja dengan benar menjadi bodyguard.” pinta pria itu.

Mau tidak mau Keshi melepas ransel itu dan menyerahkannya pada Luca. Membiarkan pria itu yang membawa ranselnya selama menuju mobil.

1
Anna Kartika Ningrum
lanjut thor
Anna Kartika Ningrum
lanjut thor.. semangat
Amoramor: itu udah ada bab 27 yg baru
total 1 replies
Anna Kartika Ningrum
lanjiut thor.. suka cerita nya
Anna Kartika Ningrum
lanjut thor /Smile/
Anna Kartika Ningrum
bagus cerita nya thor.. kpn kelanjutannya
Amoramor: sabar yaa, lagi di review
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!