NovelToon NovelToon
Melihat Kematian Dari Cermin

Melihat Kematian Dari Cermin

Status: tamat
Genre:Misteri / Tamat / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Persahabatan / Mata Batin / Hantu / Roh Supernatural
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: ERiyy Alma

Nafisa, gadis istimewa yang terlahir dari seorang ibu yang memiliki kemampuan istimewa. Tumbuh menjadi gadis suram karena kemampuan aneh yang dimiliki.

Melihat tanda kematian lewat pantulan cermin, membuatnya enggan bercermin seumur hidupnya. Suatu ketika ia terpaksa harus berdamai dengan keadaannya sendiri, perlahan ia mulai berubah. Dengan bantuan sang sahabat, ia menolong orang-orang yang memiliki tanda kematian itu sendiri.

Simak kisah menarik Nafisa, kisah persahabatan dan cinta, juga perjuangan seorang gadis menerima takdirnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ERiyy Alma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cermin 15

Kendaraan yang membawa Haikal dan Pandu berhenti di sebuah perumahan di pinggiran kota, tepat di depan sebuah rumah minimalis bergaya kekinian. Gerbang rumah sedikit terbuka, pintu utama rumah sederhana itu terbuka lebar, seorang pemuda berdiri di samping pintu menoleh ke arah keduanya. Sepertinya lelaki itu baru saja pulang, terbukti dari helm di tangan dan motor yang terparkir di depan rumah.

Haikal tak ingin membuang waktu, ia bergerak cepat mendekati gerbang dan bertanya, “permisi, maaf kami mau tanya apakah ini rumah Nando?”

Pemuda seumuran mereka datang mendekat, ia mengangguk dan menunjuk dirinya sendirilah Nando yang mereka cari. “Ada apa ya?” tanyanya.

Haikal menyerahkan tugas pada Pandu, ia tak pandai membujuk seseorang apalagi belum pernah saling kenal sebelumnya. Pandu mengambil alih tugas, ia memperkenalkan diri dan mengutarakan niat kedatangan mereka ke rumah Nando.

Nando menyimak pembicaraan dengan seksama, terkadang wajah tegasnya menampilkan kesedihan dan itu jelas terbaca oleh Haikal dan Pandu. Tapi di waktu yang sama ia juga berpura-pura tegar seolah tak peduli.

“Jadi, apakah kamu bersedia berbincang dengan Hana? selama ini dia selalu menunggumu,” tandas Pandu.

Nando menunduk, menarik satu nafas panjang dan menghembuskannya kasar. Pemuda itu tersenyum meski sorot mata bergetar, seolah berusaha menyembunyikan sejuta luka dalam hati.

“Nando?” Haikal menggerakkan tangan di depan wajah pemuda itu, saat menyadari Nando justru melamun.

“Maaf, tapi sebenarnya kalian siapa? kenapa kalian yang datang mewakili dia?”

“Kami teman sekelas Hana, dia… maksud kami, kami hanya ingin membantu kalian.”

Nando tertawa lirih, menarik ekor mata memindai tiap jengkal wajah dua pemuda di depannya. Mendengus pelan dan gerakan badan berbalik hendak meninggalkan keduanya. Tapi, Haikal sigap menarik lengannya, dan hal itu rupanya membuat Nando tersinggung.

Lelaki itu melirik Haikal tajam, sorot matanya mengobarkan api permusuhan, Haikal sadar telah tidak sopan dan segera meminta maaf. “Maaf, bukan maksud kami tidak sopan, tapi kami hanya ingin membantu kalian.”

“Membantu apa? apakah aku meminta bantuan dari kalian? dan sejauh apa kalian tahu tentang kami? apakah dia bercerita tentang kami pada kalian? atau justru keluarganya yang sialan itu!”

Pandu dan Haikal saling bertukar pandang, sungguh ia tak mengerti permasalahan sebenarnya antara Nando dan Hana, tugasnya di sini hanya menyambungkan panggilan telepon Hana dan Nando saja, itu pun mereka lakukan demi Arjuna, sahabat yang selama ini banyak membantu mereka.

“Maaf Nando, kami akan jujur. Sebenarnya kami tak tahu dan tak ingin tahu masalah kalian. Hanya saja, rasa iba pada Hana membawa kami menemuimu malam ini. Asal kamu tahu, Hana sakit dan dia menunggumu.”

Wajah tengil Nando bagai bongkahan es yang mencair, tatapan matanya bergetar saat mendengar kabar mengejutkan ini. Ia bukan tak tahu tentang penyakit sang kekasih selama ini, hanya saja ada alasan yang membuatnya menjauh dari Hana, dan memutuskan menghilang tanpa kabar.

“Dia, sakit? Sakit apa maksudnya?” tanyanya berusaha mengkonfirmasi.

“Entahlah, Hana tak bercerita tentang penyakitnya, tapi yang kami tahu keadaannya sedang tak baik-baik saja, dia membutuhkanmu, dan kedatangan kami adalah untuk membuat kalian saling berbicara, menyelesaikan masalah kalian sendiri,” kata Haikal meraih ponsel dari saku celana dan mulai menekan kontak Fisa.

Suara panggilan tersambung, tapi tak ada jawaban dari seberang. Berulang kali Haikal mencoba dan hasilnya pun masih sama, bahkan saat menghubungi nomor Hana pribadi ataupun nomor Nuria, keduanya non aktif. Dua pemuda itu saling melempar pandangan, menyadari nomor terakhir yang diteleponnya saat ini sedang sibuk.

“Hyung kemana ya? kok nggak ada yang angkat sih?” bisik Haikal, Pandu menggeleng lemah kembali mencoba menghubungi nomor ponsel Arjuna, dan hasilnya pun sama.

“Nando, kenapa nggak kamu aja yang coba telepon Hana, bukankah dia kekasihmu? ah, sumpah, aku nggak ngerti dengan situasi ini. Sebenarnya ada apa di antara kalian?”

Nando menunduk, menggenggam erat ponsel di tangannya. Layar benda pipih itu menampilkan nomor ponsel Hana, nomor yang selama ini menjadi satu-satunya berada di daftar hitam miliknya. Nando menarik satu nafas panjang, mengingat kejadian dimana ia memutuskan memblokir nomor kekasihnya sendiri, menghilang bagai hembusan angin.

“Apapun yang terjadi pada kalian, tolong selesaikan dulu, jangan jadi lelaki pengecut! kamu lelaki, sang nahkoda di kapal mu sendiri, jangan bersedia orang lain mengendalikan kemudi. Membiarkan kapal karam dan penumpang tak selamat.”

Nando menghela nafas berat, matanya berkaca-kaca. Diletakkannya helm di atas rerumputan hijau di depan rumah, lalu membuka blokir pada nomor Hana dan mulai menghubunginya. Hasilnya pun sama, tak ada tanda-tanda seseorang di seberang akan menerima panggilannya dengan senang hati seperti dulu.

“Dia tak mengangkat telepon dariku,” ujar Nando lirih.

“Shit! lelaki apa kau Nando?” geram Pandu, kembali menghubungi nomor ponsel teman-temannya. “Hallo, Fisa," ucapnya begitu panggilan tersambung.

“Hallo Kak. Kak, maaf Hana masuk rumah sakit.”

“Apa? rumah sakit?”

***

Di sebuah rumah sakit umum, Fisa dan Nuria mengikuti langkah-langkah tergesa petugas medis mendorong brankar, membawa tubuh Hana menuju ruang icu. Beberapa saat lalu gadis itu tiba-tiba saja mengalami sesak nafas akut, hingga tubuh lemahnya limbung dalam pelukan Nuria.

Nuria menjerit memanggil Fisa dan keduanya berinisiatif memanggil taksi untuk mengantar mereka ke rumah sakit. Saat itu orang tua Hana tidak bisa dihubungi, entah kerja apa yang membuat mereka tak pulang hingga malam, membiarkan putrinya yang kurang sehat sendirian di rumah.

“Maaf, silahkan tetap tunggu di luar ya,” ucap seorang perawat menghalangi pintu, Fisa dan Nuria memilih duduk di kursi tunggu. Ponsel Nuria kembali berdering, saat itulah ia melihat beberapa panggilan masuk dari Haikal dan Pandu.

“Halo, aku Nuria Kak. Maaf, Hana masuk rumah sakit,” ucapnya.

Fisa menyimak pembicaraan mereka hingga panggilan terputus, dan saat itu orang tua Hana datang mendekat dengan tergesa, sorot mata menyiratkan kekesalan mendalam. Meraih lengan pakaian Fisa dan menariknya kuat, “apa yang kau lakukan pada putriku?” bentaknya.

“Tante, tolong lepaskan tangan anda Tante, ini bukan salah Fisa dan ini bukan salah kami, kami hanya menemani putri Tante saja, saat Tante bahkan tak bisa menemaninya!” teriak Nuria melempar tangan ibu Hana dari tubuh sang sahabat.

Seorang lelaki yang Fisa yakini sebagai ayah Hana datang melerai pertikaian istrinya dengan seorang murid SMA. Menenangkan sang istri dan membawanya duduk di ruang tunggu, menemani sang istri yang terus terisak.

Detik berganti menit dan menit berganti jam, tak kunjung ada kabar baik tentang Hana. Gadis itu entah bagaimana kabarnya di dalam sana, tak seorang pun petugas kesehatan yang keluar dari ruangan. Sepertinya situasi di dalam benar-benar gawat darurat.

Derap langkah mendekat, saat itulah dua gadis itu melihat Arjuna berlari menghampiri mereka, nafasnya tercekat, ia tampak kesulitan berbicara.

“Kalian, a-apa yang terjadi pada Hana?”

“Ssst, kita doakan saja semoga Hana bisa melawan masa kritisnya,” ungkap Fisa mencoba meyakinkan Arjuna. Arjuna lantas duduk di samping Fisa, menanti dengan sabar kedatangan dokter yang akan membawa kabar tentang teman mereka itu.

“Maaf aku telat, aku harus menemani Reynar dulu karena orang tuaku mendadak ada urusan,” kata Arjuna, Fisa mengangguk mengerti. Ketiganya lantas diam memandang ruangan dengan pintu tertutup dimana Hana berada kini. Orang tua Hana mondar mandir di sana, saat tiba-tiba saja menghentikan langkah dan menatap tajam pada seseorang yang baru saja datang.

“K-kau, kenapa kau ada di sini?”

...

1
Heri Wibowo
mungkin Husein cemburu melihat anaknya dekat dengan cowok
ERiyy Alma: Biasa Kak, bapak-bapak posesif ama putrinya. 🤭
total 1 replies
ERiyy Alma
Haloha readers tercinta, mohon maaf untuk hari ini author belum bisa update karena ada acara keluarga mendadak. Insya Allah next ya... makasih 🙏
Heri Wibowo
beruntung Arjuna diasuh di dalam keluarga penyayang.
Heri Wibowo
lanjut kak
Heri Wibowo
lanjut kakak
Heri Wibowo
lanjut kak.
Heri Wibowo
lanjut kakak.
Heri Wibowo
lanjut kak.
Heri Wibowo
takdir kematian sudah ditetapkan, tidak ada satu manusia pun bisa menghindarinya.
ERiyy Alma
Maaf ya agak telat, sudah update dari semalam sebenarnya. Tapi entahlah kenapa bisa baru muncul. 🤭🙏
Heri Wibowo
Terima kasih double update-nya kakak
ERiyy Alma: sama-sama... 😊
total 1 replies
Heri Wibowo
Alhamdulillah Ana bisa diselamatkan
ERiyy Alma
Maaf, untuk bab selanjutnya mungkin agak molor ya. Karena hari ini acara author padat sekali. Tapi, insya Allah next bisa langsung dua bab. hehe 🙏🤭
Heri Wibowo
lanjut kakak.
Heri Wibowo
ditunggu update selanjutnya kakak
Heri Wibowo: oke kakak
ERiyy Alma: Tunggu ya Kak, insya Allah nanti kalau udah longgar bakal update normal, sehari 2x kayak biasa. Beberapa hari ini memang lagi ada acara, jadi padet jadwalnya. Hehe..😅🙏
total 2 replies
Werewolf hayho
Jadi itu yg bkin Alena nakal, hmz..
Heri Wibowo
dibalik kenakalan Alena di sekolah ternyata dia sering mendapatkan kekerasan dari ayahnya
Heri Wibowo
Apa mungkin Hana bisa diselamatkan ya
Heri Wibowo
Iyah gantung, lanjut kakak.
Heri Wibowo
nggak apa-apa Kak yang penting update setiap hari
ERiyy Alma: insya Allah diusahakan Kak... 😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!