kesabaran yang di lakukan seorang istri untuk suaminya, yang gemar bermain wanita, bahkan di saat dirinya baru melahirkan!.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Intan Gemilang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
"MENJENGUK ANITA"
setelah ku perhatikan mertuaku sudah pergi
aku pun bergegas berjalan ke kamar. dan mencari buku tabunganku
sengaja ku simpan di bagian paling belakang pakaian
tujuan nya agar Adit tak tahu aku memiliki tabungan. karna jika dia tahu. bukan cuma meminjam tapi dia pasti tidak akan memberiku nafkah.
setelah buku tersebut berada di tangan ku. lebih baik ku simpan di tas ku saja. akan ku simpan di rumah Ayah saja.
entah kenapa aku curiga akan sikap mertuaku itu. dia bilang kalau dia orang berada. tapi sikapnya menggeledah kamar dan lemari ku seperti orang tak beradab.
aku pun membawa tas .ponsel dan berjalan keluar. biarlah orang orang tahu nya aku hanya bekerja sebagai pegawai.
sesampainya di toko. aku pun langsung membukanya. berharap hari ini adalah hari keberuntungan ku.
setelah membuka dan membereskan toko. aku pun duduk di kursi yang memang sudah tersedia. sambil menunggu aku pun memakan beberapa gorengan yang ku beli sebelumnya.
ku ambil ponsel Ku dan membuka nya. ada beberapa notifikasi masuk. rata rata dari yang pernah membeli pakaian dariku.
karna mereka ingin melihat beberapa koleksi terbaru. ku suruh mereka datang saja ke toko. dengan begitu mereka akan tahu tempat ku berjualan.
jam 10,00 siang. toko mulai ramai dengan beberapa orang. ya walau mereka langganan ku dulu. tapi tak apa setidaknya toko ini tak sepi pembeli.
.
saat tengah menemani beberapa pembeli memilih pakaian Desi pun tiba.
dia langsung duduk dan nampak memilih beberapa pakaian.
sekitar 3 jam toko pun akhirnya sepi. hanya meninggalkan aku dan Desi.
"Alhamdulilah akhirnya ada juga pembeli ya"
ucap Desi kala aku duduk di kursi kasir.
"Iya alhamdulilah. "
"Ehh Tar Gimana kabar anak nya si Anita?"
seketika aku kaget. dari mana Desi tahu?
"Maksudnya?"
"Iya gimana kabar anak nya Anita? kemarin aku lihat kamu bawa anak nya. dan kata penjual es. kamu bawa ke rumah sakit"
"Oh iya Des. aku belum tahu kabar nya. karna belum kesana?"
"Kamu ngapain kesana?"
"Aku mau anterin sembako buat Anita dan anak nya. jujur aku kasihan pas kamu bilang bahwa untuk makan saja mereka sampai meminta minta. jadi aku memutuskan untuk berbagi rejeki pada mereka. pas aku ke sana ternyata anak nya sedang sakit. dan lebih parah nya sedang koma"
jawab ku panjang lebar. lebih baik ku ceritakan yang sebenarnya pada Desi. agar dia tidak berpikiran yang bukan bukan.
"Apa? anak nya koma?" nampak Desi terkejut kala tahu Adinda koma. .
"Iya. karna kasihan aku pun membawanya ke rumah sakit. dan kamu tahu. anak itu tidak makan selama tiga hari. sebelum akhirnya dia sakit dan koma"
"Yang benar kamu Tar?"
"Entahlah. tapi Anita bilang begitu. kala aku menginterogasi nya"
"Kasihan sekali"
"Iya aku pun kasihan pada anak itu."
"Kapan kamu jenguk mereka?"
"Sore ini"
"Aku ikut ya?"
"Iya ayo"
setelah berbincang tentang Anita dan anak nya. kami pun berbincang sambil membereskan beberapa pakaian yang tadi berantakan.
saat kami tengah membereskan beberapa pakaian. tiba tiba datang 3 orang wanita mereka mencari beberapa pakaian. dengan semangat aku dan Desi pun melayani mereka.
alhamdulilah. hari ini toko ramai pembeli
yang berarti sudah ada pemasukan.
sekita jam 04,00 sore. aku pun menutup toko.
aku dan Desi memutuskan untuk menjenguk Anita dan anak nya.
tapi sebelum itu aku dan Desi mampir di warung nasi untuk mengganjal perut.
setelah selesai dengan makanan kami masing masing. kami pun bergegas mencari ojek menuju ke rumah sakit.
beberapa saat kemudian kami pun tiba di depan rumah sakit. aku dan Desi pun berjalan masuk ke rumah sakit.
hingga kami tiba di ruang ICU dimana Adinda di rawat. dari jauh ku lihat Anita tengah duduk sambil memegang perutnya
aku dan Desi pun menghampiri Anita. dan rupanya kedatangan kami mengejutkan nya.
"Bagaimana keadaan Adinda? apa dia sudah membaik?" tanya ku pada Anita.
"Dokter hanya mengatakan bahwa tubuh nya sangat lemah."
Desi hanya menyimak pembicaraan kami. tanpa ikut berkomentar.
"Kamu sudah makan?" tanyaku karna dari tadi dia memegang perutnya.
Anita hanya menggelengkan kepala nya tanpa menjawab sepatah katapun. aku dan Desi saling berpandangan. dan jelas sekali wajah Desi nampak kaget. pasalnya ini sudah sore.
lekas ku ambil uang di tas ku. dan memberikan nya pada Anita.
"Ini kamu makan dulu sana. biar aku dan Desi yang tungguin Adinda" ucapku sambil memberikan uang pada Anita
"Tidak usah Tar. kamu sudah banyak membantu ku"
"Jangan pikirkan itu. kamu ambil dan makan lah"
"Baik lah. aku titip Adinda dulu ya"
setelah berucap Anita pun berjalan pergi meninggalkan kami yang masih melihatnya.
"Dia gak makan dari pagi?" tiba tiba Desi memecahkan lamunanku.
"Mungkin?"
"Aku heran deh. kemana sih suaminya?"
"Mana aku tahu?"
"Hidup kok di bikin susah sendiri. kalau memang punya suami malah menyusahkan lebih baik di tinggalkan."
ya ampun teman ku yang satu ini benar benar tidak bisa menjaga ucapan dan emosinya.
dia berucap sesuka nya. walaupun ucapan nya benar juga.
buat apa Anita mempertahankan suami yang sudah jelas jelas tidak peduli pada dirinya dan anak nya.
entah apa alasan Anita masih bertahan dengan pernikahan nya?
"Kamu tuh kalau bicara gak bisa di rem ya?" ucapku yang membuat Desi melirikku
"Ya tapi benarkan. coba lihat sekarang. ngasih makan nggak, anak nya sakit gak ada, buat apa suami macam itu. ihh amit amit mudah mudahan aku gak menikah dengan lelaki macam itu"
"Itu sebab nya sebelum menikah baiknya kita tahu seluk beluk dan sikap pasangan kita."
"kalau kamu?"
seketika pertanyaan Desi menembus ulu hatiku. pasalnya aku pun tak tahu dengan sikap Adit yang sebenarnya. aku hanya mendengar dari orang dan orang tua ku.
bahkan beberapa hari ini. aku mencurigai Adit. karna omongan ibu ibu kala itu.
dan terlebih sikap Adit yang perhitungan tak sama dengan yang di ucapkan Ayah.
tapi apa mau di kata. nasi sudah menjadi bubur. selain bersabar dan berharap dia berubah.
aku tak bisa berbuat apa apa?
"Yaa entah lah. kan kita tak bisa mengukur hati seseorang?" akhirnya ku jawab sedemikian. karna tak tahu juga mau bilang apa.
"Yaa memang sih. siapa juga yang bisa mengukur hati orang lain. tapi kan kata orang.setelah menikah kita akan tahu sikap asli pasangan kita?"
lagi lagi Desi memberiku pertanyaan yang membuatku susah menjawabnya.
entah bagaimana pertanyaan nya seperti dia tahu apa yang terjadi dalam rumah tangga ku?
"Iya benar"
.
siapa nama BPK adinda..
gercep la Tar....
gemes aqu...
iya iya saja..
nuruttt aj ma Adit
kasian kamu Tarii..m
jgn berat2 la konfliknya,Thor
hidup ini sdh sulit ..
terbuka lah terima lah dgn ikhlas