🏆Juara 1 You Are A Writer 2024 Genre Pria🏆
Xiao Chen, seorang pendekar muda yang sejak kecil dihina karena lahir dari seorang ibu yang menikah secara tertutup dengan anggota Klan yang berseberangan.
Sebagai seorang anak laki-laki ia diperlakukan seperti anak perempuan di rumah keluarga besarnya di Klan Xiao. Ia mengikuti marga ibunya dan menjadi anak yang menyendiri sejak kecil.
Hingga suatu hari ia mengalami kecelakaan, ruang penyimpanan rahasia keluarga Xiao terbuka saat ia sedang bertugas membersihkannya. Sebuah kekuatan ajaib memasuki tubuhnya, kekuatan gelap yang haus akan darah dan juga pertempuran.
Keadaan ini mengubah kepribadian Xiao Chen, membawanya ke petualangan bertemu dengan ayah kandungnya. Di saat itulah keajaiban lain terjadi, energi hitam di tubuh Xiao Chen menghilang dan menjadikan ia memiliki kesadaran untuk bertanggungjawab atas perbuatan masa lalunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Lim's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Desa Caihong Kehidupan Baru
Sementara itu, setelah perjalanan panjangnya Ye Chen tiba di sebuah Desa yang berada di puncak pegunungan. Seperti yang diceritakan oleh Qin Chenyu, tempat tersebut benar-benar terpisah dengan keramaian dan memiliki akses yang sulit ditembus karena memiliki beberapa jalur rahasia yang tidak sembarang orang bisa mengaksesnya.
Bahkan kuda yang mereka gunakan sebelumnya terpaksa harus dilepas, selain untuk menghilangkan jejak hal itu juga dikarenakan akses utama ke Desa Caihong cukup terjal dan tidak bisa dilalui oleh hewan sebagai alat transportasi.
Sebelumnya ada rencana untuk membangun jembatan penghubung, namun rencana tersebut ditolak oleh para sesepuh Desa Caihong. Mereka ingin mempertahankan keasrian serta kearifan budaya lokal, mereka jelas ingin mempertahankan kelestarian Desa Caihong sebagai warisan leluhur.
"Kita sudah sampai" ucap Qin Chenyu kepada Ye Chen, ia menunjukkan sebuah gapura sederhana yang tampak usang.
"Apakah ini yang dinamakan Desa Caihong?" tanya Ye Chen penasaran.
"Ya, ini adalah Desa yang paman ceritakan sebelumnya" jawab Qin Chenyu sambil tersenyum.
Setelah mengatakan hal demikian, mereka berdua memasuki Desa tersebut. Tidak ada yang menjaga pintu gerbang tersebut, kehidupan berjalan dengan damai seperti Desa lain pada umumnya. Hanya saja di tempat ini memang sangat sunyi tidak banyak yang tinggal di tempat ini, kendati demikian Desa ini masih diperhatikan oleh pemimpin wilayah yang terhubung dengan pihak pemerintahan.
Qin Chenyu dan Ye Chen menyusuri jalan kecil yang disuguhkan pemandangan indah, Ye Chen sangat terkesan dan merasa ini adalah perjalanan indahnya sepanjang hidup.
"Bagaimana apakah kau terkesan?" tanya Qin Chenyu sambil tersenyum.
"Tentu saja paman, tempat ini benar-benar indah. Sangat disayangkan jika harus beranjak dari tempat ini meski sesaat" ujar Ye Chen dengan hati gembira.
"Paman lahir dan besar di tempat ini, beberapa tahun yang lalu terpaksa meninggalkan tempat ini karena kondisi wilayah selatan yang tidak stabil. Untungnya paman bertemu dengan ayahmu, ia adalah komandan pasukan sekaligus sahabat terbaik paman" terang Qin Chenyu sambil tersenyum, ia melirik Ye Chen yang memang sangat mirip dengan ayahnya itu.
"Kau tidak hanya mewarisi kondisi fisik ayahmu, tetapi kau juga mewarisi kecerdasannya" ucap Qin Chenyu menambahkan.
Untuk sejenak Qin Chenyu kembali bersedih, ia mengingat peristiwa semalam yang tidak mungkin akan dia lupakan seumur hidupnya.
"Apakah ayahku orang baik?" tanya Ye Chen penasaran.
"Tentu saja, ia tidak hanya baik. Ia pandai mementingkan kepentingan orang banyak ketimbang dirinya sendiri, tetapi hal yang sangat ia sesali adalah kesalahannya telah meninggalkan ibumu dengan tergesa-gesa" ucap Qin Chenyu sambil menghela napas.
Ye Chen terdiam, namun di dalam hatinya ia juga penasaran dengan sosok pria yang selalu dibanggakan oleh Qin Chenyu itu. Kesempatan berbicara seperti ini baru datang, selama perjalanan semalam mereka berdua fokus dalam menempuh perjalanan saja.
Tidak lama kemudian mereka tiba di sebuah rumah, tidak terlalu bagus namun cukup besar jika dibandingkan dengan beberapa tempat tinggal yang sebelumnya diperhatikan oleh Ye Chen.
"Ini adalah rumahku, mari kita masuk" kata Qin Chenyu menerangkan.
Di depan rumah, tampak seorang gadis yang mengenakan pakaian sederhana berwarna putih.
"Yu,er.." sapa Qin Chenyu pada putrinya.
"Ayah.." ucap Qin Yu sambil mendekati ayahnya.
Meski beberapa tahun berpisah, hubungan mereka terlihat akrab satu sama lain layaknya sebuah keluarga.
"Perkenalkan ini adalah Ye Chen, putra sahabat ayah" ucap Qin Chenyu memperkenalkan Ye Chen.
"Ye Chen..." ucap Ye Chen memperkenalkan diri.
"Qin Yu.." balas Qin Yu dengan ringkas.
"Dimana ibumu?" tanya Qin Chenyu kemudian.
"Ibu sedang di kebun bersama Lin Soang" jawab Qin Yu dengan ramah.
Lin Soang adalah sepupunya, ia merupakan saudara sekaligus sahabat karib Qin Yu. Kendati demikian keduanya memiliki sifat yang berbeda, hanya saja karena kedekatan Lin Soang dengan ibunya maka Qin Yu merasa sepupunya tersebut seperti dermawannya dalam beberapa hal.
Dalam beberapa hal, Lin Soang tampak dominan karena ia adalah wanita terkuat yang merupakan kultivator handal dari salah satu Sekte tersembunyi. Selama beberapa waktu terakhir ia kembali pulang ke Desa Caihong untuk menikmati mengambil cuti, selama beberapa tahun ia mengenyam pelatihan dan belum lama ini ia baru kembali.
"Baiklah jika demikian, mari kita masuk ke dalam" ucap Qin Chenyu kemudian.
Ye Chen mengikuti dengan patuh, sementara Qin Yu tidak memiliki kesan berarti terhadap Ye Chen yang baru saja diperkenalkan sebagai putra sahabat ayahnya tersebut. Qin Yu hanya merasakan jika sikap ayahnya terhadap Ye Chen sangat baik, itu berarti hubungan persahabatan antara ayahnya dengan sahabatnya itu sangat berkesan.
Tidak menunggu diperintahkan, Qin Yu menyiapkan makanan serta jamuan hasil perkebunan Desa Caihong kepada ayahnya dan Ye Chen. Qin Yu jika keduanya baru saja menempuh perjalanan panjang, pastinya stamina mereka terkuras dan butuh asupan makanan pengganti energi mereka.
"Terimakasih.. Maaf merepotkan" ucap Ye Chen dengan sopan kepada Qin Yu.
"Tidak apa-apa, kalian silahkan menikmati hidangan. Aku akan menyusul ibu, kebetulan Desa kami baru saja melakukan panen bersama" ucap Qin Yu memberi alasan sebelum pamit.
Meski ramah di mulut, Qin Yu tidak terlalu tertarik untuk berbicara lebih lama kepada pria yang baru dikenalnya itu. Apalagi Ye Chen terlihat kurus, fisiknya tidak terlalu enak dipandang oleh Qin Yu yang sudah beranjak dua puluh dua tahun tersebut. Dalam hal ini, Qin Yu memiliki usia yang lebih tua selisih beberapa tahun dengan Ye Chen, namun karena kondisi fisiknya memang cantik ia tidak terlihat lebih tua dari Ye Chen. Mereka tampak sebaya, bisa dibilang mereka sepantaran meski Ye Chen sendiri masih baru berusia sembilan belas tahun.
"Baiklah, sampaikan kepada ibumu perihal kepulangan ayah" ucap Qin Chenyu kepada putrinya.
Setelah kepergian putrinya tersebut Qin Chenyu melahap aneka hidangan yang tersedia, ia dan Ye Chen menikmatinya dengan santai dan sesekali ada perbincangan diantara keduanya.
Selain itu pada kesempatan yang lebih santai ini, Qin Chenyu juga mengenalkan sosok Qin Yu secara lebih spesifik. Ia ingin menjodohkan putrinya kepada Ye Chen yang sudah ia anggap seperti anaknya sendiri, selain itu Ye Chen seorang diri tanpa keluarga. Sambil menunggu ingatannya pulih maka Qin Chenyu ingin memberikan warna kehidupan kepada putra sahabatnya tersebut.
Ye Chen sendiri hanya mendengarkan perkataan Qin Chenyu dengan seksama, meski ia cukup terkesan dengan pertemuan pertama dengan Qin Yu tetapi dia tidak berpikiran untuk mendekati wanita muda tersebut, saat ini dalam pikirannya hanya mencari kebenaran tentang jatidirinya yang sebenarnya.
"Mulai sekarang kamu akan tinggal di rumah ini, kamarmu ada di belakang" ucap Qin Chenyu.
"Terimakasih paman" jawab Ye Chen dengan hangat.
semoga sampai TAMAT....
tap....tappppl