NovelToon NovelToon
Oh My Savior

Oh My Savior

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:280.4k
Nilai: 4.9
Nama Author: Whidie Arista

Aku menyukaimu! Tapi, Aku tahu Aku tak cukup pantas untukmu!

Cinta satu malam yang terjadi antara dia dan sahabatnya, membawanya pada kisah cinta yang rumit. Khanza harus mengubur perasaannya dalam-dalam karena Nicholas sudah memiliki seseorang dalam hatinya, dia memilih membantu Nicholas mendapatkan cinta sang gadis pujaannya.

Mampukah Khanza merelakan Nicholas bersama gadis yang di cintai nya? Atau dia akan berjuang demi hatinya sendiri?

Ayo ikuti kisah romansa mereka di sini! Di Oh My Savior

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Whidie Arista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33 : Jantan atau betina?

Seperti memahat di atas batu, seperti itulah namamu dalam hatiku, akan selalu ada untuk selamanya.

~*~

Khanza menggeret koper menuju tempat duduk besi yang tersedia di bandara. Dia lantas mendudukkan diri di salah satu kursi kosong, menatap jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Pesawatnya akan lepas landas sekitar pukul 11:30 siang.

Sebuah tangan menyentuh pundak Khanza membuat dia sontak menoleh, "Mami!" Pekik Khanza yang seketika bangkit dan memeluk Shelia. Khanza mengedarkan pandangannya, dia menemukan Richard dan juga Nic berdiri di belakang Shelia.

"Kamu sudah yakin akan pergi Khanza, tolong pikirkan sekali lagi?" Shelia melempar tatapan memelas.

Khanza tersenyum pelan, "Mami, jangan sedih kita bisa bertemu saat ada waktu senggang." Khanza menghibur.

"Baiklah," Shelia menghela napas pasrah, "Mami sudah bilang pada pengurus rumah disana kalau kamu akan datang dan menetap disana, jika ada apa-apa langsung hubungi Mamah atau Nic." Khanza mengangguk sembari tersenyum.

"Baiklah Mami ku sayang, terima kasih untuk semuanya. Tuan Richard terima kasih untukmu juga karena sudah mengizinkanku menjadi bagian dari keluarga kalian."

Richard mendekat dan mengusap kepala Khanza pelan, "apa yang kau katakan Nak, jangan berterima kasih begitu, seolah kau akan pergi selamanya." Khanza hanya membalas perkataan Richard dengan senyuman.

Nic menoleh mendengar kata-kata sang Ayah, seolah sesuatu mengusik hatinya, "jika sudah sampai segera hubungi kami." Nic berujar dengan pandangan datar.

"Oke!" Balas Khanza kaku. Banyak yang ingin Khanza katakan pada Nic, namun kata-kata itu hanya bisa tertahan di kerongkongannya.

Lambaian tangan mengiringi kepergian Khanza. Nic memalingkan wajahnya, matanya terasa panas, setetes cairan bening menerobos melewati sudut matanya, dengan segera Ia menghapusnya sebelum orang lain menyadari kalau dia menangis.

Sesampainya di rumah Nic langsung masuk kedalam kamarnya. Sial, hatinya amat sakit melihat kepergian Khanza, namun dia tak punya alasan untuk menahannya tetap disini

Dering ponsel mengalihkan atensinya, Cherry. Nama itu yang tertera disana, "halo." Nic berujar datar.

"Sayang, aku datang ke rumahmu. Aku ada dibawah, coba lihat!" Ucap Cherry penuh semangat.

Nic mengerutkan dahi, dia berjalan ke arah balkon, dengan ponsel masih menempel di telinganya, dan benar saja, Cherry ada di bawah sana dan melambaikan tangan ke arahnya.

Aah, Nic mendesah frustasi. Namun dia tetap memaksa bibirnya tersenyum, "aku turun sekarang." Nic pun mengakhiri panggilan tersebut dan melempar ponsel sembarang arah, beruntung benda pipih tersebut mendarat dengan selamat di atas sopa.

Cherry menghambur ke pelukan Nic, dan bergelendotan di lengan kanannya, "sayang, aku rindu sama kamu, kamu gak rindu sama aku?" tanya Cherry yang menyadari sikap dingin Nic.

"Kita bertemu tiap hari Cherry, kau tidak memberiku kesempatan untuk merindukanmu." Tukas Nic, membuat Cherry seketika cemberut.

"Nic, kau tidak mengajak Cherry masuk?" Suara Ken yang baru saja datang membuat Cherry refleks melepaskan diri dari Nic.

"Om, Ini baru mau."

"Jangan biarkan calon istrimu berdiri diluar rumah!" Ken menepuk pundak Nic, lantas berjalan mendahului.

"Ayo masuk." Ajak Nic, masih dengan ekspresi wajah yang sama.

Di dalam kamar, dua orang pasangan suami istri itu tengah berdebat tentang suatu hal.

"Shelia dengarkan aku, aku punya alasan melakukan semua ini. Aku menyadari ada sesuatu yang aneh, jadi aku terpaksa melakukannya. Percaya padaku oke!"

"Sesuatu yang aneh apa? Kecuali sikap putramu yang berubah." Shelia tak mau mendengar hal yang menurutnya tidak penting.

"Martin Nelson. Pamanku Shelia, seseorang melihatnya ada di negara ini." Deg... dalam beberapa detik jantung Shelia berhenti berdetak. Bagaimana tidak, nama itu selalu membuat keluarganya ketir.

"Apa kau yakin?" Shelia menatap penuh ke khawatiran.

"Aku belum benar-benar yakin. Tapi, mungkin dia ada hubungannya dengan gadis itu, Cherry!"

Tok...Tok...! Suara ketukan pintu membuat Shelia dan Richard amat terkejut, seketika mereka menghentikan perbincangan serius tersebut. Richard beralih ke pintu dan membukanya.

"Ken!" Pekik Shelia, "kau membuat kami terkejut!" Shelia mengusap dadanya pelan.

"Sorry." Ken nyengir kuda. Pria paruh baya yang masih lajang itu, nampak tersenyum kikuk.

"Aku menemukan sesuatu!" ujar Ken, membuat Richard dan Shelia sontak menatap kearahnya.

Richard langsung menarik Ken dan menutup pintu, "apa yang kau temukan?" tanyanya tak sabar.

"Ternyata orang tua Cherry sudah meninggal."

"Kami sudah tahu!" Shelia mendelik kesal.

"Dia hidup seorang diri dan hidupnya tidak sebaik sekarang. Dulu dia bekerja serabutan untuk membiayai kebutuhan hidupnya, namun beberapa tahun kebelakang tiba-tiba hidupnya berubah drastis, dia debut dalam dunia modeling. Dalam waktu singkat namanya dikenal di berbagai negara, apa kalian pikir itu wajar?" Ken menatap Shelia dan Richard silih berganti.

"Sebetulnya itu wajar saja, jika dia punya potensi. Tapi, tidak ada salahnya kita berhati-hati. Ken terus awasi mereka, kita tidak akan membiarkan dalang di balik semua ini lolos sekali lagi." Ken mengangguk sigap.

"Richard, aku merasa sedikit takut."

"Tenanglah, semua akan baik-baik saja, tidak akan terjadi apa pun, kau harus percaya padaku." Richard mengusap lembut pipi Shelia.

Mereka keluar untuk menyapa sang calon menantu yang sudah duduk manis di ruang tamu.

"Selamat datang di rumah kami, Cherry. Sekarang kau bagian dari keluarga kami, jadi jangan sungkan, anggap rumah sendiri." Ucap Shelia yang kemudian duduk bergabung bersama mereka.

"Terima kasih Mami, kalau begitu aku tak akan sungkan!" Cherry tersenyum senang. Mereka duduk sembari bercengkrama, Cherry banyak menanyakan tentang Nic yang masih kecil dan lain sebaginya. Hingga tak terasa waktu telah berlalu, sebelum pulang Cherry diminta untuk makan malam bersama terlebih dahulu.

Mobil berhenti di depan sebuah gerbang Mension cukup mewah, "Nic!" Cherry tiba-tiba mendekat, hembusan napasnya menyentuh pipi Nic lembut. Tatapan matanya seolah menyiratkan sesuatu.

"Cherry, apa yang kau lakukan?" Nic melengos membuang muka ke arah lain.

"Sayang, kita sudah bertunangan, mengapa kita tidak--," Cherry memberi sentuhan menggoda di dada bidang Nic.

"Mungkin lain kali, sebaiknya kau masuk sekarang." Balas Nic tak merespon.

Cherry berdecak, "terkadang aku ragu Nic, kau ini pria jantan atau bukan." Keluh Cherry kesal, karena seberapa dia berusaha menggoda Nic pria itu tak pernah mau merespon perbuatannya.

"Semua yang bergender pria ya tentu saja jantan."

"Ih, bukan itu maksudku, tapi itu loh, apa punyamu itu normal?" Hey... Nic seketika menoleh dengan wajah kesal.

"Tentu saja normal." Nic langsung menepis tuduhan tak berdasar Cherry.

"Kalau kau normal mari kita coba." Cherry mulai lagi.

"Sudah masuk sana, ini sudah malam." Nic berucap dengan wajah gusar, kekesalannya sudah mulai naik ke ubun-ubun.

"Huh, kau memang menyebalkan Nic!" Cherry membanting pintu mobil sembari berlalu dengan mulut tak henti-hentinya menggerutu.

1
Ririn Nursisminingsih
nick ini ceo kok boodinng banget yaa grgeten a
Muna Junaidi
Hadir thor💃💃💃
Whidie Arista 🦋: Terimakasih kak. semoga suka sama ceritanya 😊
total 1 replies
Zikran Zikran
Luar biasa
Madura Sby
akhirnya masalah selesai jugaa
Waseng Susanti
crt yg menarik
Mom Q
super
Ndhut
.
Anonymous
bukannya tes dna biasany bth wkt 2 mgg an kan?
Whidie Arista 🦋: dalam dunia halu apa sih yang gak mungkin kak wkwk🤭
total 1 replies
mudah hartatik
suka ceritanyA... sepertinya bagus..
Nuraeni Nur
menarik
Kadek Bella
terima kasih thoor,,, ceritanya nggak bertele-tele
Whidie Arista 🦋: sama2 kak, makasih juga udah mampir di karya aku 😊
total 1 replies
Devina Siregar
top
Nabilah Afifah
min kok gaada novel yg ini
Whidie Arista 🦋: kalau minta Kakak bisa baca nove aku yang lain, terima kasih🙏
Whidie Arista 🦋: Mohon maaf ya Kak🙏 novel ini gak jadi aku lanjutin jadi aku hapus🙏😊
total 2 replies
Doraita Veriani
aku padamu Risa....meleleh air mataku
Agus Tina
Luar biasa
Tris Santini
bonchap nya thor
Rus Siana
pPpPpppppPpp
Uswatun Hasanah
lanjut cerita yg lain dong
Whidie Arista 🦋: kalau bikin sekuel novel ini kayanya belum ada ide kak Wkwk
Whidie Arista 🦋: Cerita yang lain yang mana Kak?
total 2 replies
Anonymous
Terima kasih thor 😍🥰
Whidie Arista 🦋: sama2 Kak😊 Makasih juga buat Kakak yang sudah mendukung novel aku yang satu ini🙏
total 1 replies
Uswatun Hasanah
tamat tamat ending
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!