NovelToon NovelToon
LUKA BUNGA (AKIBAT HAMIL DI LUAR NIKAH)

LUKA BUNGA (AKIBAT HAMIL DI LUAR NIKAH)

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Nikahmuda / Lari Saat Hamil / Single Mom
Popularitas:1.7M
Nilai: 5
Nama Author: D'wie

Masa putih abu-abu adalah masa paling indah setiap remaja begitu pula yang dialami Bunga. Cinta yang membara dan menggebu serta pengaruh darah muda yang bergejolak membuatnya dan sang kekasih terhanyut dalam pusaran dosa manis yang akhirnya membuat hidupnya penuh luka.

Bunga hamil. Kekasihnya pergi. Keluarga kecewa dan membenci lalu mengusirnya. Terlunta-lunta di jalanan. Kelaparan. Dicaci maki. Semua duka dan luka ia hadapi seorang diri. Ingin menyerah, tapi ia sadar, dosanya sudah terlampau banyak. Ia tak mungkin mengabaikan permata indah yang telah tumbuh di rahimnya. Tapi sampai kapankah ia sanggup bertahan sedangkan semesta sepertinya telah terlampaui jijik kepadanya?

Inilah kisah Bunga dan lukanya.

Jangan lupa tap love, like, komen, vote, dan hadiahnya ya biar othor makin semangat update!

Bacanya jangan skip, please! Jangan boom like juga! soalnya bisa menurunkan kualitas karya di NT! Terima kasih. 🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. XXXIII Khawatir

"Woy, Nath! Apa kabar loe?" seru Aryo yang baru saja masuk ke dalam ruang perawatan Nathan.

Nathan hanya tersenyum lemah, "ya gini. Loe bisa liat sendiri kan!" jawab Nathan lemah.

"Loe kenapa sih, Nath? Apa ini ada hubungannya dengan Bunga?" sela Lilya yang juga ikut datang bersama Aryo, Andra, dan Bela.

"Bunga? Emang apa hubungannya? Atau ... kalian udah ada yang ketemu dengan Bunga?" cetus Bela yang diangguki Andra yang juga penasaran.

Nathan melirik ke arah pintu, khawatir orang tuanya ikut mendengarkan apa yang akan mereka bicarakan.

Aryo yang paham, segera mengintip ke balik pintu. Setelah dirasanya aman, Aryo berseru 'aman' pada Nathan.

"Kalian kenapa sih? Yo, loe tau sesuatu?" tanya Andra yang ikut penasaran.

Nathan mendesah lirih. Ia sudah 3 hari berada di rumah sakit. Hari ini tubuhnya sudah lumayan baikan, walaupun belum sepenuhnya. Kebetulan Aryo tadi menelpon menanyakan kabar, Nathan pun menjelaskan kalau ia tengah dirawat di rumah sakit. Mengetahui hal tersebut, Aryo pun segera menghubungi teman-temannya sehingga mereka berencana datang bersama.

"Ya, Lil, ini ada hubungannya dengan Bunga."

"Jadi bener, loe udah ketemu dengan Bunga? Dimana dia tinggal sekarang? Yang ketemu gue di toko buku itu beneran Bunga kan? Kenapa dia menghindari gue waktu itu? Terus kabarnya gimana sekarang?" cecar Bela membuat Nathan tiba-tiba meringis mendengar pertanyaan beruntun dari Bela.

"Nanya satu-satu bisa nggak sih loe, Bel? Tuh, Nathan jadi pusing, bingung mau jawab pertanyaan yang mana dulu," cetus Lilya sambil geleng-geleng kepala.

"Hehehe ... sorry! Soalnya gue penasaran plus kangen berat sama Bunga. Makanya kayak gitu," ucap Bela seraya terkekeh. Nathan pun tersenyum sendu mendengarnya. Beruntung ia masih memiliki teman-teman yang baik seperti mereka. Biarpun mereka telah berpisah selama 6 tahun, tapi hubungan pertemanan mereka masih terjalin dengan baik. Setidaknya, ia bisa sedikit terhibur dengan kedatangan empat orang itu.

"Udah, udah, berisik banget sih! Kalian lupa apa kita itu sedang berada di rumah sakit, bukannya di pasar," sela Andra. "Jadi gimana Nath? Loe bisa cerita ke kita-kita, sebenarnya apa yang terjadi sampai loe kayak gini?" lanjut Andra.

"Ya, gue udah ketemu dengan Bunga. Maaf Bel, Ndra, gue belum sempat cerita ke kalian berdua."

"Jadi Lilya sama Aryo udah tau? Ck ... nyebelin kalian berdua kok kami dikasi taunya telat sih?" protes Bela bersungut-sungut.

"Sorry, Bel. Itu bukan salah mereka, tapi gue yang minta. Gue belum siap aja cerita ke kalian semua."

Nathan menarik nafas panjang, "Bunga, dia menghilang karena diusir kedua orang tuanya. Alasannya karena dia hamil anak gue," ucap Nathan dengan suara bergetar. Namun sukses membuat Bela dan Andra terkejut setengah mati.

Kemudian mengalirlah cerita awal mula perpisahannya dengan Bunga. Kemudian dilanjut cerita pertemuannya dengan Bunga setelah 6 tahun terpisah pun bagaimana ia bertemu dengan Putri semata wayangnya. Nathan juga menceritakan tentang kehidupan Bunga setelah diusir dari rumah kedua orang tuanya. Lilya dan Bela sampai terisak membayangkan betapa berat perjuangan Bunga untuk bertahan hidup dan melahirkan serta membesarkan anaknya seorang diri. Bahkan Aryo dan Andra pun ikut menitikkan air mata mereka karena cerita Bunga yang terdengar begitu memilukan.

Ingin rasanya keempat sahabat Nathan dan Bunga itu mencaci maki Nathan, namun keinginan itu mereka telan. Bagaimana pun, mereka tak berhak menghakimi Nathan. Setiap orang memiliki masa lalunya sendiri dan setiap orang memiliki kesalahan. Tak ada manusia yang luput dari salah dan dosa. Mereka hanya bisa mendoakan, semoga ke depannya segala permasalahan antara Bunga dan Nathan bisa diselesaikan dengan baik. Mereka juga mendoakan Bunga menerima permintaan maaf Nathan dan memberikan Nathan kesempatan untuk menembus kesalahannya.

...***...

Setelah seminggu di rawat di rumah sakit, Nathan pun diperbolehkan pulang ke rumah. Kini Nathan, Stefani, dan Alan sedang duduk di ruang tamu. Ketiga orang itu sedang menonton televisi. Namun, tatapan Nathan justru tampak kosong. Stefani yang menyadari hal tersebut lantas menepuk pundak Alan sambil menunjuk ke arah Nathan dengan dagunya.

"Nath, kamu lagi mikirin apa nak?" tanya Alan membuat lamunan Nathan buyar seketika.

"Iya, pa? Papa nanya apa tadi?"

"Kamu lagi mikirin apa, nak? Kalau ada masalah, bilang aja sama mama dan papa. Siapa tahu, Mama dan Papa bisa membantumu," imbuh Stefani yang sudah gemas melihat tingkah anaknya yang beberapa minggu ini terlihat berbeda. Bahkan makin aneh sejak seminggu yang lalu.

"Nathan ... maaf, Ma, Pa, untuk sekarang Nathan belum bisa bercerita tapi lain kali insya Allah Nathan ajan menceritakan semuanya. Nathan mohon, doakan Nathan ya Ma, Pa, semoga masalah Nathan bisa segera Nathan selesaikan dengan baik," tukas Nathan yang diangguki kedua orang tua Nathan.

"Doa mama dan papa selalu menyertaimu, nak," pungkas Stefani yang disambut senyuman lebar dari Alan.

...***...

Sementara itu, di kontrakan Bunga, nampak Bunga sedang bersiap-siap. Rencananya, hari ini Edgar akan memperkenalkan Bunga dengan kedua orang tuanya. Bunga telah siap dengan sebuah dress berwarna merah muda dan make up tipis pun Putri yang sudah cantik dengan overall jeansnya. Mereka hanya tinggal menunggu Edgar menjemput saja.

"Putri, nanti di rumah Om Edgar, Putri duduk yang manis ya! Jangan lari-lari apalagi nakal!" peringat Bunga pada Putri.

"Iya, ma," jawab Putri lirih.

"Kok lemes gini, sayang?" tanya Bunga melihat Putri tampak kurang bersemangat.

"Papa mana ya, Ma? Putri kangen papa. Apa papa sakit jadi nggak main ke sini?"

Pertanyaan Putri lagi-lagi membuat Bunga tak bergeming. Ia bingung harus menjawab apa. Sebenarnya, ia pun penasaran dengan keberadaan Nathan yang mendadak bagai hilang ditelan bumi.

'Apakah terjadi sesuatu padamu, Nath? Semoga kau baik-baik saja dimana pun berada.'

Terkadang Bunga bingung dengan perasaannya sendiri. Terkadang ia merasa amat sangat membenci Nathan. Tapi terkadang ia pun seakan merindukan sosok Nathan. Seperti saat ini, menghilangnya Nathan secara tiba-tiba ternyata sukses membuatnya begitu bertanya-tanya. Bunga seketika teringat malam saat dia menumpahkan segala kesesakannya pada Nathan. Nathan sampai menangis tergugu. Dapat ia lihat, Nathan seakan ikut hancur saat mendengar ceritanya. Pikiran negatif pun mulai bergelayut, membuat perasaanya tiba-tiba tak tenang. Ia khawatir, Nathan berniat nekat karena perasaan bersalahnya.

"Bunga ... "

"Ah, ya!" Bunga seketika tersentak saat Edgar memanggil namanya.

"Kamu ngelamunin apa sampai aku panggil-panggil nggak dengar?" tanya Edgar penasaran.

"Ah, ti-tidak. Aku nggak ngelamunin apa-apa kok," kilah Bunga.

"Kamu mikirin respon keluarga aku ya?" tanya Edgar menduga.

"Ya ... " Bunga mendongakkan kepalanya.

"Kamu jangan khawatir ya! Ada aku. Aku yakin, orang tuaku akan menerima dirimu," ucap Edgar yang sebenarnya setengah yakin. Anmum tak mungkin ia katakan itu terang-terangan dengan Bunga, bukan. Bunga pun dapat merasakan itu, namun ia tak mau membuat Edgar kian tak yakin.

"Aku baik-baik aja. Nggak perlu khawatir."

Kini giliran Bunga yang mencoba meyakinkan Edgar. Ia sebenarnya tak begitu peduli, bagaimana reaksi orang tua Edgar nanti. Sebab yang sedang ia pikirkan sekarang justru keadaan Nathan yang tak tahu rimbanya.

...***...

...Happy reading 🥰🥰🥰...

1
Nur Aini
sy baca 2x novel ini,tetep aj mewek
Raja Rosnenty
Luar biasa
Sri Wahyuni
keren
Endah Setyati
Udah beberapa bab terakhir isinya bawang terus,,air mata ngalir aja sendiri padahal ga di undang thor 😭😭😭😭😭
Endah Setyati
Kia adiknya Bunga kah yg datang??🤔🤔
Nartadi Yana
haduh baru pacaran dah nyosor² aja ntar minta lebih dan hamidun trus ditinggal
Vibi22904259
apakah ibunya bunga kembaran ibunya yg skrng
Vibi22904259
lilya sama bela pasti
Mochi 🐣
Jahat lu Thor buat kita nangis 😭
Mochi 🐣
Thor tanggung jawab ya kirimin tisu Napa Thor
Merica Bubuk
Beni sisa nandur ya Ko ? 🤣🤣🤣
Merica Bubuk
Bay, emg dgn mukul mmbabi celeng bisa membalikan keadaan ?
Jgn sok paling bener, sapa tau suatu saat km jg akan mlakukan kesalahan versi yg berbeda... betul ga reader ?
Merica Bubuk
Maasya Allah, bijak banget Bunga ❤️❤️❤️
Merica Bubuk
Nah tuh tau, tp jodoh, maut & rajekimu dah tertulis d Noveltoon, Nga.. 🤭🤭🤭
Merica Bubuk
Sabar bro, smua sudah kehendak Author 😁
Kamu punya rencana tp Author yg menentukan 🤭🤭🤭
Merica Bubuk
Jiaaahh... 🤨🤨🤨
Hurul Fatmi
Luar biasa
unique
baca maraton dari kemarin nangis teroosss
Erni Nofiyanti
aku bacanya sampe nangis.ampe ngga bisa napas.air mata keluar terus.nyesek bget
Merica Bubuk
Hahahaaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!