NovelToon NovelToon
Aku Bisa Bahagia Tanpa Kamu, Mas

Aku Bisa Bahagia Tanpa Kamu, Mas

Status: tamat
Genre:Tamat / Konflik etika / Keluarga / Romansa / Suami Tak Berguna / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:575.8k
Nilai: 4.3
Nama Author: Sadewi Ravita

Jika menurut banyak orang pernikahan yang sudah berjalan di atas lima tahun telah berhasil secara finansial, itu tidak berlaku untuk rumah tangga Rania Salsabila dan Alif Darmawangsa. Usia pernikahan mereka sudah 11 tahun, di karuniai seorang putri berusia 10 tahun dan seorang putra berusia 3 tahun. Dari luar hubungan mereka terlihat harmonis, kehidupan mereka juga terlihat cukup padahal kenyataannya hutang mereka menumpuk. Rania jarang sekali di beri nafkah suaminya dengan alasan uang gajinya sudah habis untuk cicilan motor dan kebutuhannya yang lain.

Rania bukanlah tipe gadis yang berpangku tangan, sejak awal menikah ia adalah wanita karier. Ia tidak pernah menganggur walaupun sudah memiliki anak, semua usaha rela ia lakoni untuk membantu suaminya walau kadang tidak pernah di hargai. Setiap kekecewaan ia telan sendiri, ia tidak ingin keluarganya bersedih jika tahu keadaannya. Keluarga suaminya juga tidak menyukainya karena dia anak orang miskin.
Akankah Rania dapat bertahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sadewi Ravita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31 Mencabut Laporan

"Yah, aku harus ke tempat Rania sekarang. Aku tahu Ibu memang salah, tapi membayangkan ibu tinggal di balik jeruji besi aku sungguh tidak tega," ucap Alif.

"Iya, ayah juga kasihan walaupun ibu mu memang salah. Aku ikut kamu ke rumah istri mu, Lif," balas ayahnya.

"Nelly kamu jaga rumah ya, Mas mau ke tempat Rania dulu," pamit Alif.

"Iya, hati-hati di jalan. Semoga mbak Rania mau mencabut laporannya ya, Mas," ucap Nelly.

Alif mengangguk, ia segera menunggangi motornya bersama ayahnya. Motor melaju dengan cukup cepat membelah jalanan kota yang mulai gelap. Hati keduanya gelisah, mereka membayangkan bagaimana seandainya Rania tidak mau mencabut laporannya, apa yang akan terjadi dengan hidup bu Nani? Mereka berharap setelah kejadian ini bu Nani bisa sadar dan berubah menjadi lebih baik.

"Assalamualaikum,"

Alif memberi salam, tampak rumah Rania pintunya terbuka. Banyak sepatu laki-laki berjejer di depan pintu, ternyata polisi sedang mendatangi kediaman istrinya. Sejenak ia ragu untuk masuk, namun terlanjur Rania memergoki kehadiran mereka.

"Ayah? Mas Alif? Ayo masuk,"

Rania menyambut mereka dengan ramah, ia mempersilahkan mereka masuk.

"Loh ini kan suami dan putranya bu Nani tadi, cepat sekali sudah ada di sini," ucap seorang polisi.

Mereka hanya tersenyum dan ikut duduk. Mereka sedang membicarakan kasus bu Nani, perhiasan yang di curi masih ada di kantor polisi sebagai barang bukti.

"Nia, aku tahu ibu ku memang bersalah. Tapi tolong jangan masukkan ibu ku ke penjara, perhiasan mu juga masih utuh. Aku janji akan lebih waspada dengan tindakan ibu, dia juga pasti sudah dapat pembelajaran dari ini semua," bujuk Alif.

"Iya Nak, tolong maafkan ibunya Alif ya. Ayah berjanji akan menjaganya agar lebih bersikap baik kepada orang lain," sahut ayah mertuanya.

Rania menghela napas kasar, sebenarnya ia juga tidak ingin memperpanjang masalah namun ibu mertuanya yang justru menantangnya. Ia memang berniat mencabut laporan itu jika perhiasannya kembali, namun ia ingin memberi pelajaran kepada ibu mertuanya agar tidak semena-mena lagi terhadap dirinya. Rania ingin memberi efek jera untuk ibu mertuanya dengan membiarkan wanita itu mendekam di penjara untuk beberapa hari.

"Yah, sebenarnya aku sudah bicara baik-baik kepada ibu namun ibu justru tetap membawa perhiasan ku pergi. Aku tidak ingin ibu berbuat semaunya lagi terhadap orang lain, jika sekarang juga aku cabut laporannya aku yakin ibu tidak akan jera. Maaf, tapi aku pasti akan memikirkannya lagi," jawab Rania.

"Aku tahu maksud mu baik Nak, aku harap kamu benar-benar memikirkannya lagi," ucap ayah mertuanya.

"Maaf saya ikut bicara, saya setuju dengan ibu Rania. Kita harus memberikan efek jera kepada pelaku kejahatan, jika di bebaskan begitu saja kuatirnya nanti di kemudian hari ia akan melakukan hal yang sama bahkan lebih parah," sahut polisi itu.

Semua hanya diam, dalam hati mereka membenarkan ucapan polisi tersebut. Namun tidak mungkin mereka terang-terangan setuju karena berarti akan membuat bu Nani semakin lama mendekam di hotel prodeo.

Petugas itupun segera pamit setelah urusan mereka selesai. Sementara Alif dan ayahnya masih duduk di ruang tamu, mungkin mereka masih ingin membujuk Rania.

"Yah, Mas Alif, maaf sekali bukan maksud untuk mengusir. Hanya saja aku sangat lelah dan besok pagi aku harus bertemu reseller, aku ingin segera istirahat," ucap Rania.

"Ya Nak, aku mengerti. Kami juga mau pulang, ayah harap kamu bisa mempertimbangkannya lagi ya," balas mertuanya.

Rania hanya mengangguk, lalu mengantar mereka sampai depan rumah. Alisa dan Bintang sudah tidur dari awal sehingga tidak bertemu dengan mereka. Selepas mereka pergi wanita itu segera mencuci muka, lalu memakai krim malam. Semenjak punya penghasilan yang banyak Rania memang mulai merawat diri, wajahnya makin bersih dan kencang, perbandingannya sangat signifikan di banding masih bergantung pada Alif.

☆☆☆

Beberapa hari kemudian.

Hampir setiap hari Alif menyempatkan diri pergi ke rumah istrinya, selain untuk bertemu dengan mereka tentu saja pria itu terus membujuk istrinya untuk segera mencabut laporan terhadap ibunya. Terakhir kali Alif menjenguknya, ibunya terlihat kurus dan lebih banyak diam. Menurut petugas, bu Nani makannya hanya sedikit selama di dalam penjara. Semoga setelah ini Bu Nani bisa sadar dan tidak mengulangi perbuatannya.

Sudah seminggu ibu mertuanya itu berada di dalam tahanan, Rania merasa sepertinya ini adalah waktu yang tepat untuk mengeluarkannya. Ia berharap setelah ini ibu mertuanya akan berkelakuan baik.

"Halo Assalamualaikum, Mas Alif sedang di mana?" tanya Rania.

"Waalaikum salam, aku sedang di rumah, ada apa Nia?"

"Bisa datang ke kantor polisi tidak, rencananya hari ini aku akan mencabut laporan ku kepada ibu,"

"Serius, Nia? Bisa kok, aku kesana sekarang,"

Alif sangat gembira sekali, ia segera memberitahukan kabar ini kepada Nelly dan ayahnya.

"Biar Alif saja yang jemput ibu ya Yah, kalian di sini saja. Nelly masaklah makanan kesukaan ibu supaya dia senang," ucap Alif.

"Ya sudah Lif, semoga semua lancar Ya," balas ayahnya.

"Ok Mas, siap. Hati-hati di jalan ya," sahut Nelly.

Alif melajukan motornya dengan semangat empat lima, ia tidak berhenti tersenyum mengetahui ibunya akan segera bebas. Setelah sekitar 45 menit akhirnya ia tiba di kantor polisi, ia melihat istrinya tengah berbicara dengan para petugas.

"Selamat pagi Pak, Nia,"

Alif menyapa mereka dengan ramah, ia memilih duduk di samping istrinya. Setelah menandatangi beberapa berkas, bu Nani segera di bebaskan. Wanita tua itu sangat senang melihat putranya datang, mereka segera berpelukan.

"Bu, Rania sudah mencabut laporannya sehingga Ibu bisa bebas. Berterima kasihlah kepadanya, Bu," ucap Alif.

Bu Nani melepas pelukannya dan beralih menatap putranya bergantian dengan Rania. perlahan ia menghampiri wanita yang masih menjadi menantunya itu.

"Nia, maafkan ibu ya. Ibu janji tidak akan berbuat jahat kepada diri mu lagi," ucap bu Nani dengan mata berkaca-kaca.

"Iya Bu, aku juga minta maaf sudah membuat Ibu menginap beberapa hari di sini," balas Rania.

Mereka segera berpelukan, pertanda jika sudah berdamai. Setelah semua proses selesai di jalani bu Nani resmi di bebaskan. Mereka segera pulang ke rumah masing-masing.

Sesampai di rumah, suami dan putrinya menyambut kedatangan bu Nani dengan hangat. Setelah membersihkan tubuh bu Nani segera makan bersama keluarganya, ia makan dengan lahap karena di penjara makanannya tidak seenak masakan rumah.

Tok... tok... tok...

Pintu rumah di ketuk cukup keras, Nelly selaku anak paling muda segera membukakan pintu.

"Mas Alif, sini sebentar. Ini ada surat untuk mu," teriak Nelly dari luar.

Alif yang penasaran segera melangkah ke depan. Setelah kurir pengantar paket pergi ia segera membuka surat tersebut. Baru sebentar membaca lututnya lemas, ia terjatuh duduk di lantai. Raut wajahnya begitu suram. Surat itu terbang tepat di kaki Nelly, ia pun mengambilnya.

"Mas, sabar ya..." ucap Nelly.

1
Deli Waryenti
sidang perceraian adalah kasus perdata Thor, jadi gak ada jaksa. mohon survey dulu sebelum menulis
Deli Waryenti
surat dari Pengadilan agama
Deli Waryenti
tuh kan, makanya Rania kamu jangan lemah
Deli Waryenti
Rania oon...jangan lupa juga tanyain sama Alif masalah uang kontrakan rumah
Deli Waryenti
Rania plin plan
Deli Waryenti
alif lebay
Deli Waryenti
by the way Thor
Deli Waryenti
ternyata oh ternyata
Deli Waryenti
astaga...alif norak
Deli Waryenti
sukurin lu alif
Deli Waryenti
bapaknya alif anggota isti ya
Deli Waryenti
harusnya alif paham siapa ibunya
Deli Waryenti
ceritanya bagus dan bahasanya rapi, tapi kok sepi ya
Deli Waryenti
Luar biasa
Deli Waryenti
kok ada mertua begini
Deli Waryenti
buang saja mertuamu ke laut, Rania
Deli Waryenti
😭😭😭
Deli Waryenti
setujuuuu
Deli Waryenti
kerja apa sih si alif
Deli Waryenti
gak punya uang tapi masih merokok
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!