NovelToon NovelToon
Sweet Scandal

Sweet Scandal

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Nikahkontrak / Patahhati
Popularitas:394.4k
Nilai: 4.8
Nama Author: Fhatt Trah

Karya orisinil.
Dilarang keras PLAGIAT!
18+

Skandal yang berbuah manis.

"Tidak ada cara lain lagi, kalian harus menikah."

"Apa?" Pekik keduanya berbarengan.

Berawal dari kesalahpahaman hingga berujung pada skandal yang menjungkirbalikkan kehidupannya secara mendadak.

Irene, gadis manis berusia 22 tahun. Yatim piatu, tinggal di sebuah panti asuhan. Pertemuannya dengan Axelle, seorang aktor ternama, membawanya pada sebuah skenario terburuk dalam hidupannya. Demi menutupi skandal yang tanpa disengaja, sebuah sandiwara pernikahan pun dilakukan.

Namun, siapa sangka pernikahan itu justru menguak fakta baru tentang jati dirinya yang sebenarnya. Lalu, siapakah Irene? Mampukah ia bertahan dalam sebuah rumah tangga yang penuh kepalsuan? Akankah pernikahan itu berakhir, atau justru menumbuhkan perasaan yang tak seharusnya ada diantara mereka?

ig@fhatt87

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fhatt Trah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch. 23

Irene telah selesai di dandani. Dalam balutan busana terbaik koleksi Olivia. Dan kini, dengan perasaan canggung, kaku sekaligus malu-malu, Irene berdiri di depan kamera yang akan mengabadikan gambarnya. Shelly membantunya memperagakan beberapa gaya berfoto.

Jujur, ini pertamakali bagi Irene bergaya di depan kamera seperti ini. Bukan hanya badannya yang kaku, mendadak ia pun merasa gugup. Apalagi di seberang, Olivia tampak memperhatikannya.

Tak ingin membuat Olivia kecewa, Irene akhirnya memberanikan diri mengikuti instruksi Shelly dan sang fotografer. Berusaha membiasakan diri bergaya di depan kamera. Awalnya tubuhnya memang terasa kaku. Tapi berkat Shelly yang selalu menyemangatinya dan memberinya kepercayaan diri. Akhirnya, perlahan Irene mulai terbiasa. Ia kini tampak luwes bergaya. Beberapa gambarnya pun berhasil diabadikan.

"Dia termasuk orang yang cepat belajar. Saya yakin, pelan dia akan terbiasa." Ujar Shelly begitu ia menghampiri Olivia.

Olivia mengulas senyumnya sambil terus memperhatikan Irene yang tampak luwes mengikuti arahan fotografer. Entah kenapa, sejak pertamakali melihat Irene, bayangan putrinya selalu saja datang mengganggu. Jika saja putrinya, Nadine, masih hidup, pasti saat ini sudah sebesar dan secantik Irene.

"Saran kamu sangat tepat kali ini. Koleksi katalog kita musim ini sangat cocok dengannya. Pembawaannya yang ceria, dan rendah hati menjadi daya tariknya tersendiri. Aku menyukainya."

"Saya yakin, dia pasti bisa seperti Clarissa." Ucap Shelly antusias.

Sementara Irene tengah menggeluti aktifitas barunya. Di lain tempat, di lokasi syuting hari ini tampak Axelle kurang berkonsentrasi. Adegan laga yang ia lakukan kali ini membutuhkan konsentrasi lebih. Namun Axelle, pikirannya justru melambung entah kemana. Hingga tanpa sengaja, wajahnya terkena bogem mentah dari lawan mainnya.

"Aw!" Axelle meringis kesakitan sambil memegangi pipinya yang tampak memerah. Lebam di bagian tulang pipi.

"Cut." Pekik sang sutradara. Kemudian bangun dari duduknya dan menghampiri Axelle.

"Konsentrasi dong Axelle. Pikiran kamu kemana sih? Ini sudah yang ketiga kalinya loh." Omel sang sutradara.

"Sorry."

"Baiklah. Kita istirahat sebentar." Sutradara meninggalkan Axelle yang masih meringis kesakitan.

Axelle beranjak ke tempat istirahatnya. Disusul oleh Boni yang tampak panik dan cemas. Axelle menghempaskan tubuhnya di kursi peristirahatannya. Sembari menghembuskan napasnya panjang, ia mengulurkan tangannya.

Seperti biasa, Boni menyodorkan sebotol air dingin.

"Bukan. Handphoneku mana." Ucap Axelle.

"Sorry Bos. Eike kira Bos minta air." Kemudian memberikan ponsel Axelle.

"Eike ambilkan kompresan ya Bos? Kayaknya muka Bos lebam deh." Tawar Boni. Namun mendapat penolakan. Axelle cukup mengangkat tangannya sebagai pertanda ia meminta Boni tak bersuara.

Axelle mulai sibuk dengan layar ponselnya. Mencari nama Irene dalam daftar kontaknya. Lalu mulai menghubunginya.

Sekali, panggilannya berakhir dalam panggilan tak terjawab.

Kedua kali, masih saja sama. Irene tak menjawab panggilan darinya.

Untuk ketiga kalinya, tetap saja sama. Hanya suara operator yang senantiasa mengabarinya.

Axelle kesal. Lalu memberikan kembali ponselnya pada Boni.

Pikirannya kini semakin bercabang. Antara kabar Clarissa akan kembali dan Irene yang tak tahu ke mana dan sedang melakukan apa. Terlebih lagi, Irene sedang bersama Zaky. Tentu saja Axelle jadi tak tenang. Sebab ia tahu, Zaky menyukai Irene. Meski Zaky tidak mengatakannya, tapi dari sorot matanya, caranya bersikap, sangat jelas terlihat pria itu menyukai Irene.

Zaky bukanlah pria kolot yang tak pandai mendekati wanita. Apalagi jika ada wanita yang ditaksirnya, Zaky akan berusaha mendekatinya. Irene adalah wanita baik-baik, lugu dan lemah lembut. Tipe wanita idaman Zaky. Wanita mana yang tak akan terpikat pada Zaky. Tampan, mapan, dewasa, dan berwibawa. Bukankah tipikal pria seperti itulah yang menjadi idaman wanita?

Axelle kembali menghembuskan napas panjang. Mencoba meluruhkan kekesalan di dada yang kian menusuk dasar hati.

Entah kenapa.

Ia seakan kesal melihat Irene bersama pria lain. Hati kecilnya seakan tak terima. Terlebih saat melihat Irene tersenyum manis pada pria lain. Ia seakan geram menyaksikannya.

Entah ini perasaan apa namanya. Ia tak tahu.

.

.

Jarum jam menunjukkan pukul 10.00 malam. Irene masih terduduk di depan TV. Sibuk memencet tombol remote. Menggonta-ganti siaran TV tak tentu. Bosan rasanya sendirian saja di rumah. Mungkin sebab terbiasa dengan keramaian suara canda tawa anak-anak panti, hingga sendirian di rumah sebesar ini terasa begitu menyiksa. Rasa sepi menyergap, hingga susana malam pun terasa mencekam.

Sebenarnya, Irene sudah sangat mengantuk. Namun tanpa Axelle di rumah itu, ia sedikit merasa ketakutan. Hingga ia pun memutuskan menunggu Axelle pulang. Dengan berpura-pura menonton TV.

Tak berapa lama, terdengar suara derum mobil. Disusul suara dentam pintu mobil yang dibanting.

Brak!

Suara dentam itu terdengar jelas.  Irene pun memalingkan wajahnya, saat terdengar derap langkah yang semakin menghampiri.

Tampak Axelle melangkah gontai dengan wajah tertunduk. Disusul oleh Boni di belakangnya. Menggeret koper besar, lalu menaruhnya di pojok ruangan.

"Bos, eike pulang dulu ya? Selamat malam." Pamit Boni lalu beranjak pergi.

Melihat Axelle pulang, sontak Irene bangun dari duduknya. Memandangi Axelle yang kini menghentikan langkahnya. Dan memandangi Irene. Sesaat, keduanya saling memandang.

Namun tiba-tiba, Irene mengernyit. Lalu beranjak menghampiri Axelle. Menelisik wajah Axelle yang tampak lebam.

Axelle mencoba memalingkan wajahnya. Menghindari tatapan Irene yang semakin menelisik dengan raut cemas.

"Muka kamu kenapa?" Tanya Irene.

"Sudah resiko melakukan adegan berbahaya tanpa  stuntman." Sahutnya datar.

"Biar aku obati."

"Tid_" belum sempat Axelle menolak, Irene sudah lebih dulu menarik pergelangan tangannya. Mengajaknya duduk di sofa.

Irene mempercepat langkah menuju kamar. Tak berapa lama ia kembali dengan kotak P3K di tangannya. Ia lalu duduk di samping Axelle. Lalu membuka kotak itu dan mengambil salep.

Pelan, Irene mulai mengolesi lebam di wajah Axelle dengan salep. Axelle meringis saat merasakan perih.

"Aw! Pelan-pelan."

"Tahan sebentar. Anak kecil saja bisa nahan sakit." Celetuk Irene sambil mengolesi salep.

"Kamu kemana tadi bersama Zaky?" Pertanyaan yang tak seharusnya ia tanyakan. Tapi Axelle tak tahan. Ia ingin tahu kemana Irene pergi.

"Aku tadi bertemu Bu Olivia. Dan Zaky hanya mengantarkan aku saja. Hanya itu, tidak lebih."

"Sejak kapan kamu langsung menyebut namanya? Biasanya kamu memangilnya Pak Zaky."

"Sejak tadi. Dia sendiri yang meminta agar tidak memanggilnya dengan sebutan Pak. Memangnya kenapa?" Irene menatap tajam Axelle. Hingga Axelle salah tingkah.

"Bu_bukan apa-apa." Axelle bahkan tergagap, saking gugup dan salah tingkah.

"Kamu sudah makan apa belum?" Pertanyaan Irene seketika merubah suasana hatinya.

Axelle tersenyum tipis, "belum."

"Kamu mau makan apa?"

"A_aku ..." Axelle tak mampu menjawab, sebab wajah Irene yang begitu dekat dengan wajahnya.

Irene telah selesai mengolesi salep. Dan kini, keduanya malah saling menatap dalam jarak yang teramat dekat. Saling menyelami sorot mata, saling menelisik setiap lekuk paras. Semakin lama semakin dalam.

Tanpa sadar, perlahan Axelle mulai memajukan wajahnya. Seketika Irene pun tegang. Bahkan hampir tak bisa bernapas. Wajah Axelle semakin mendekat. Refleks, Irene menjauhkan wajahnya. Namun tiba-tiba saja, dengan cepat, tangan Axelle meraih tengkuknya. Dalam sekejap sapuan hangat bibir Axelle mendarat di bibirnya.

Irene tak mampu menolak dan tak tahu harus berbuat apa. Ini pertamakali baginya. Bibirnya terkunci rapat. Tak membalas setiap ******an yang Axelle berikan. Sebab ini adalah ciuman pertamanya.

Sejenak, Axelle melepaskan pagutannya. Kembali menatap Irene dalam-dalam. Menyelami sorot matanya. Dengan detak jantung yang semakin tak terkendali. Napas yang memburu. Axelle tak mampu menahan godaan.

Untuk kedua kalinya, kembali ia mendaratkan bibirnya. Masih tak ada balasan dari Irene. Bibir Irene terkunci rapat. Dan kali ini, Axelle menggigit pelan bibir Irene. Otomatis, Irene pun membuka mulutnya. Hingga Axelle pun leluasa menerobos masuk. Menyesapnya semakin dalam.

Axelle tampak menikmatinya dengan penuh perasaan. Sampai saat terasa dorongan kuat di dadanya pun seketika menghentikan aksinya. Dan mengembalikan akal sehatnya.

Irene tampak terengah-engah. Memandang tak percaya. Ia tak habis pikir dengan apa yang baru saja terjadi. Bagaimana bisa ia membiarkan Axelle menyentuh bibirnya yang tak pernah terjamah.

"Maafkan aku." Ucap Axelle lirih.

Cepat, Irene bangkit. Lalu melenggang ke kamarnya. Mengunci pintunya rapat. Ia menghempaskan tubuhnya di tempat tidur. Membenamkan wajahnya dalam-dalam pada bantal. Ia hanya bisa merutuki kebodohannya sendiri. Yang tanpa berpikir panjang membiarkan Axelle mencumbunya.

Astaga!

Apa yang terjadi denganmu Irene?

Irene terus saja merutuki kebodohannya. Menyesali kekhilafannya.

Sementara Axelle, justru tersenyum tipis. Sangat jelas terlihat seperti apa perasaannya saat ini.

TBC

1
Tamima
terpesona akhirnya 🤭🤭🤭
Sugi Arso
lanjut
Sugi Arso
kasian
Arenna Dorenna
kenapa sy x like lbh awaal seperti selalu sbb sy mo melihat keseluruhan jln ceritnya baru la akn komen...cerita yg bagus..d dasari permulaan yg cantik...bahkan setiap bab sy enjoy menghayati setiap watak yg d suguhkan...welldone author...anda hebat...
🌺Fhatt Trah🌺: ☺️☺️ Terima kasih kk udah mampir di cerita receh author abal² ini🙏
total 1 replies
Youleannaa
bagus ceritanya,, 😘
Muniroh Mumun
extra part mana thorrrr .....iren blm hamil lg loh ....masak Olivia yg hamil lagi 😂😂😂😂😂
🌺Fhatt Trah🌺: 🤭🤭🤭🤭🤣ampun ngkk aku
total 1 replies
Muniroh Mumun
Zaky ...yg gentle dong jd org .......g kasihan sama iren .....nasib anaknya ada di tanganmu loh .....
Muniroh Mumun
iren anakny Olivia .....Axelle anakny Ranti ......wooww ......amazing
Ria An
dilarang keras plagiat
seperti novel bagus ajah wkwkkwwk
We💜💙
wah.. kereen ni ceritanya. gak bertele-tele. sat set sat set terungkap semua. drama misteri romantis action gak lebay kayak sinetron. syukaak 💜
🌺Fhatt Trah🌺: terimakasih sudah mampir
total 1 replies
Fafaaa
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
lovely
lah kurang 🔥🔥🥵
lovely
gimna mau bosan s exel ma s Risa 3 taun sudah tau luar dlm namanya laki² tau yg masih segelan pasti akan berpaling 😜🥵
lovely
dih s axel main sosor aja g dimana² 🥴
lovely
OMG main sosor aja s exell ky bebek 😜
lovely
gak apa² lah toh dah halal 🥴
lovely
bagus ceritanya cm terlalu banyak narasinya jadi ngos²an bacanya 🥴
lovely
good job Irene cewek yang jual mahal SM cowok sombong macam exel
ainatul hasanah
iyalah... tunjukkan saja buku nikah mereka berdua, gigit jari entar Clarissa.
sportif sajalah bang Zaky... entar ada pasangan terbaik untukmu, bukan Irene.karena Irene milik bang Aldo.
ainatul hasanah
tuh kan beneran.... jadi yang disembunyikan Zaky itu buku nikah Irene sama Axell .
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!