NovelToon NovelToon
ARAKA

ARAKA

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Komedi / Tamat / cintamanis / Teen School/College
Popularitas:2.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: Mae_jer

Hubungan Ara dan Ravel sih aktor terkenal yang juga adalah kakak kandungnya berubah semenjak mama mereka meninggal. Kakaknya menjadi sangat dingin padanya.

Meskipun begitu, Ara tumbuh menjadi gadis yang ceria. Ia juga banyak teman di sekolah dan suka berbuat onar.

Suatu hari, ketika ia sedang menjalani hukuman, sekolah mereka tiba-tiba diserang preman. Hari sudah gelap dan semua orang sudah sudah pulang, hanya ada Ara dan cowok yang berpapasan dengannya tadi,

Karrel, cowok populer di sekolah itu yang terkenal dingin.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33

Pulang sekolah, Devin tak berhenti-berhenti menatap Karrel dengan wajah heran. Entah sudah berapa menit waktu yang mereka lewati hanya dengan berdiri tanpa tujuan di sebelah pilar besar yang berhadapan langsung dengan lapangan sekolah. Yang pasti sudah lebih dari tiga puluh menit mereka berdiri di tempat itu.

Sesekali Karrel akan melirik jam tangannya dan menatap ke arah kiri. Awalnya Devin masih tidak mengerti, namun ketika dirinya melihat Ara yang muncul dari ujung sana, sepertinya ia punya jawabannya sekarang. Devin tersenyum penuh arti.

Rupanya Karrel sedang menunggu Ara. Siapa lagi kalau bukan gadis itu. Jelas sekali. Pantas cowok itu setia berdiri di tempat itu. Ternyata ada maksudnya. Dia pikir Karrel hanya berdiri tanpa tujuan. Lihat sekarang, walau sangat tipis, Devin tahu sahabatnya itu sedang tersenyum.

"Ohh.., jadi begini tampangmu kalau lagi mabuk perempuan." bisik Devin pelan sambil menunjuk-nunjuk Karrel. Sedang lelaki didepannya itu menatapnya cuek, hanya sekilas. Pandangannya kembali tertuju pada Ara yang makin dekat. Gadis itu berjalan sendiri, juga mencak-mencak sendiri yang makin menambah kesan lucu.

"Ara!" suara Devin menghentikan langkah Ara. Gadis itu mengangkat wajahnya, menatap bergantian kedua cogan yang kini berdiri tepat didepannya. Waktu berjalan keluar kelas tadi ia tidak melihat mereka. Bagaimana mau lihat coba kalau dirinya berjalan sambil menunduk.

"Hai," sapanya pada Devin dengan nada malas. Ia sudah lelah karena hari ini dirinya full mengikuti pelajaran di kelas, bahkan tanpa tidur. Ia juga mendengar penjelasan guru dengan serius. Salah satu guru yang mengajar kelas mereka sampai-sampai merasa keheranan karena gadis itu tidak berulah hari ini. Teman-teman sekelasnya juga. Mereka tidak tahu saja dia sudah di ancam sang kakak yang very famous itu.

"Eh, ketemu lagi kita." kali ini Ara bicara pada Karrel sambil mencolek lengan cowok itu pelan. Bukannya terganggu, Karrel malah merasa senang. Devin jad senyum-senyum sendiri menatap keduanya.

"Ciee yang makin akrab." godanya. Harusnya ada Bintang di sini biar dia tidak jadi nyamuk.

"Kalian kenapa di sini? Mau nontonin para orang-orang terkenal itu syuting?" tanya Ara kemudian. Dagunya ikut menunjuk ke taman kecil samping lapangan yang dipenuhi kru, beberapa aktor dan aktris juga murid-murid lainnya yang  berdiri di garis batas yang herannya tak ada capek-capeknya menjadi penonton setia. Pasti Laras dan Manda ada disitu juga, dalam kerumunan. Heran deh, memangnya mereka tidak bosan apa tiap hari begitu.

Devin tertawa. Memangnya mereka cowok apaan. Buang-buang waktu saja menonton yang tidak penting.

"Ara, jangan samain kita sama anak-anak nggak ada kerjaan itu dong. Kita disini itu karena nungguin kamu tahu." balas Devin. Ara mengernyitkan kening.

"Nungguin aku? Kenapa?" tanyanya ingin tahu.

"Tanya ke Karrel aja. Aku juga bingung kita nungguin kamu karena apa." Devin menunjuk Karrel. Pandangan Ara berpindah ke Karrel seolah menunggu jawaban dari cowok itu.

"Kau masih ingat ucapanku di rooftop tadi kan?" ujar Karrel balas menatap Ara. Gadis itu terlihat mengingat-ingat. Beberapa detik kemudian ia kembali menatap Karrel dengan wajah kesalnya.

"Nggak. Kau hanya mengarang saja. Aku tidak percaya!" ketusnya. Karrel malah tersenyum lebar, sementara Devin yang tidak tahu apa-apa jadi penasaran. Entah apa yang di bicarakan dua orang itu. Ia tiba-tiba jadi ingin tahu.

Karena kesal Ara lalu berjalan meninggalkan Karrel dan Devin. Memang ada jalan lain menuju gerbang keluar sekolah, namun tiap hari gadis itu selalu potong jalan lewat lapangan karena jauh lebih dekat lewat situ. Dua cowok itu ikut berjalan dibelakangnya. Saat berada di lapangan Karrel berseru kuat hingga membuat Ara refleks mengikuti apa yang di katakannya.

"Jongkok!"

Refleks Ara langsung berjongkok sambil menutup telinga. Perkataan Karrel di rooftop tadi kembali terngiang di kepalanya. Namun hanya sesaat. Ia mengangkat wajahnya menatap Karrel yang kini tertawa menatapnya. 

Sial. Dia di kerjain lagi. Gadis itu merutuki dirinya sendiri yang bisa-bisanya kena tipu cowok itu lagi. Saking kesalnya, Ara sampai tidak sadar banyak pasang mata yang tengah memperhatikan mereka dan malah berdiri mendekat ke Karrel  lalu memukul-mukul cowok itu dengan ranselnya.

"Rasakan ini! Memangnya kamu pikir bagus kerjain aku kayak gitu. Pokoknya aku bakalan bikin kamu kapok ngerjain aku!" omel Ara terus memukuli Karrel yang anehnya malah menikmati.

Devin menggeleng-geleng. Ia masih tidak menyangka Karrel akan jadi kekanakkan begini kalau bersama Ara. Padahal ia lelaki yang paling serius. Lihat saja sekarang, Ara terus memukuli sahabatnya itu sampai parkiran dan Karrel santai-santai saja terkesan menikmati.

                                  ***

"Kenapa lagi sih mereka. Bisa yah, Ara berani banget mukulin Karrel kayak gitu." kata Laras dari dekat taman tempat para artis syuting. Fokus mereka berpindah ke lapangan karena seruan Karrel tadi dan berakhir dengan Ara memukuli cowok itu.

"Kan kamu tahu aja mereka udah deket. Terserah dia dong. Kalo aku liat sih, emang Karrel yang sengaja jahilin Ara duluan tadi." balas Manda.

Perkataan dua gadis itu tak luput dari pendengaran Tristan yang berdiri di dekat situ. Pria itu merasa agak sedikit terganggu. Ia tahu Ara dan lelaki bernama Karrel itu cukup dekat, namun jika mendengarnya dari orang lain, entah kenapa hatinya terasa sakit. Jujur saja sudah cukup lama dirinya menyukai Ara. Tapi sekalipun kini bisa dibilang ia dan gadis itu cukup akrab, tapi kedekatan yang sampai bercanda-bercanda seperti itu tidak pernah ia lakukan. Kalau di pikir-pikir, Ara tidak sebebas itu memperlakukannya.

Ada juga Ravel. Walau tidak mendengar perkataan Manda dan Laras karena jaraknya cukup jauh dari mereka, namun ia sempat melihat Karrel dan adiknya di lapangan tadi. Ekspresinya samar-samar.

1
westi
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Ismi Anah
baca kedua kalinya setelah akun yg lama hilang
Nur Oktaviana
Ara😭😭
UniLatjuba
kok ending-nya nanggung banget thor
Ice Sulistina
mana season 2 nya tor
feli dwisantika
kapan yahh novelku bisa serame ini ?:)
tini_evel
episode awal udah seru
Cod Cod Dulu
thor aku pngn cubit ginjal pa tua ,, bolehkah.
Rina Delfita
Luar biasa
Ana
sedih q
Norma Koelima
br mampir... kayaknya seru nieh
Tiwi
ok
rere
bagusssss
Anik Hidayat
Luar biasa
Angin sepoi-sepoi
nenek lampir mana yang punya hati selembut itu kalo bukan Lily 😭 i like it
Angin sepoi-sepoi
hmmmm
🌺Ulie
Luar biasa
Fitrothul Auliya
filingku mh ad hubungan nya sma bintang
Angin sepoi-sepoi
ini paling penghemat tenagaa/Sob/
Hadyan Ghauzan
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!