NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahi Duda Tampan

Terpaksa Menikahi Duda Tampan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Ibu Pengganti
Popularitas:31.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: Nadziroh

Lintang Anastasya, gadis yang bekerja sebagai karyawan itu terpaksa menikah dengan Yudha Anggara atas desakan anak Yudha yang bernama Lion Anggara.

Yudha yang berstatus duda sangat mencintai Lintang yang mengurus anaknya dengan baik dan mau menjadi istrinya. Meskipun gadis itu terus mengutarakan kebenciannya pada sang suami, tak menyurutkan cinta Yudha yang sangat besar.

Kenapa Lintang sangat membenci Yudha?
Ada apa di masa lalu mereka?
Apakah Yudha mampu meluluhkan hati Lintang yang sekeras batu dengan cinta tulus yang ia miliki?

Simak selengkapnya hanya di sini!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadziroh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33. Motor baru

Seharian penuh pak Juli berada di depan gerbang. Melawan terik yang membakar kulit. Panasnya matahari tak menyurutkan niatnya yang ingin bertemu dengan Yudha. Ia tak mau pekerjaan yang dirintis dari nol itu hancur sia-sia karena sebuah kecerobohannya. Demi apapun, hari ini adalah penentuan semuanya. Dimaafkan dan tetap hidup tenang, atau harus bernasib sial. Yang artinya tidak mendapatkan ampunan dari sang calon menantu. 

Pintu gerbang dibuka kembali. Beberapa orang sudah mulai berhamburan keluar dari kantor. Seperti biasa, semua karyawan tertib saat mengambil kendaraan yang terparkir. 

Lintang yang masih ada di ruangan pun sudah merapikan semua barang-barangnya. Menumpuk beberapa map yang ada di meja. Menutup laptop dan meraih tas serta ponsel. 

Tak seperti biasa yang langsung pergi, kali ini ia memberi tahu Yudha untuk pulang lebih dulu. Sebab, pria itu bilang sudah mengantarkan motornya di kantor. 

Pak, saya pulang dulu, takut Lion nyariin. 

Itulah pesan dari Lintang yang langsung dibaca oleh Yudha. Tersenyum, mulai ada rute jalan menuju pintu maaf untuknya. Sinyal-sinyal berdamai mulai terpancar dari seorang Lintang. 

Hati-hati, jawab Yudha dengan pesan teks yang ditandai emot senyum. 

"Apaan pakai emot segala, sok kemanisan," gerutu Lintang memasukkan ponselnya tanpa membalas. 

"Lintang, kita pulang bareng, yuk!" 

Ajak Gita menyembulkan kepalanya yang membuat Lintang kaget.

Setelah sekian lama mereka tak berkumpul, kini Gita merindukan momen di mana mereka melepas penat setelah bergelut dengan pekerjaan.

Aduh, gimana ini, nggak enak juga kalau aku menolak ajakan Gita. 

Lintang menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan tersenyum kecut. Menghampiri Gita yang ada di ambang pintu. Melihat jam yang melingkar di tangannya. 

"Gimana, ya?" Lintang nampak bimbang.

"Ayolah Lin, udah lama banget kamu nggak main, itung-itung refreshing," desak Lintang menaik turunkan alisnya.

"Baiklah, kamu tunggu di depan. Nanti aku nyusul."

Setelah punggung Gita menghilang di balik pintu lift, Lintang merogoh ponselnya lagi dan menghubungi Yudha. 

"Ada apa?" tanya Yudha dengan lembut. Menghentikan aktivitasnya untuk sekedar fokus pada ucapan Lintang.

"Pak, Gita ngajak keluar sebentar. Kalau saya nggak mau, takutnya dia marah."

Itu doang, aku kira mau pulang bareng. Yudha mengucap dalam hati. 

"Nggak papa, nanti biar aku yang bilang pada Lion. Kamu pergi saja, hati-hati dijalan, jangan lupa pakai helm." 

Jantung Lintang berdegup kencang saat Yudha menunjukkan perhatian padanya. Mengucapkan terima kasih dengan malu lalu menutup teleponnya, tak ingin terhanyut dalam suasana yang belum diinginkan sepenuhnya.

Setelah tiba di depan gedung, Lintang menghampiri satpam yang bertugas. 

"Pak, saya mau ambil kunci, katanya di titipkan ke, Bapak."

"Oh, ini mbak." Menyodorkan kunci yang menurut Lintang sangat asing. Itu bukan miliknya yang biasa, namun nampak baru. 

"Bapak yakin ini punya saya?"

"Yakin, Mbak. Cuma kunci motor mbak yang di titipkan ke saya," jelas satpam itu tanpa ragu.

Lintang berlalu menghampiri Gita yang sudah siap meluncur.

Hanya tinggal beberapa motor di sana, ia terus mengabsen satu persatu untuk mencari motor miliknya. Namun, di antara kuda besi yang berjejer rapi itu tidak ada satu pun  yang ia cari. 

"Kenapa, Lin?" tanya Gita kembali melepas helmnya, menghampiri Lintang yang nampak panik. 

"Motorku nggak ada, Git."

Gita ikut mendekat dan membantu Lintang. Benar saja, motor sang sahabat yang berwarna pink ternyata tidak ada. Namun ada satu motor matic yang masih baru. 

Ini pasti ulah pak Yudha. 

Lintang berlari menuju samping kantor, mencari tempat yang sepi untuk menghubungi Yudha. 

"Ada apa lagi?" cicit Yudha sambil cengar-cengir, membayangkan ekspresi jutek Lintang yang tak menemukan motor lamanya. 

"Motor saya nggak ada, Pak. Mungkin bapak salah kirim." 

Menghela napas panjang. Yudha membuka tirai ruangannya lalu melangkah ke balkon yang menghubungkan langsung  dengan tempat parkir.

"Ada, kok. Sekarang kamu cepat ke parkiran, biar aku tunjukin." 

Lintang kembali ke tempat parkir motor tanpa memutus sambungan nya. 

Dari atas Yudha tersenyum bisa melihat calon istrinya berjalan pelan sambil memegang benda pipih yang masih menempel di telinga. 

"Yang warna putih bagian kiri," ucap Yudha. Lintang menatap motor baru seperti yang diucapkan Yudha. Seperti yang ia tebak, pasti Yudha lah yang membuat dirinya kebingungan. 

"Tapi ini bukan __"

"Kenapa, Lin?" tanya Gita tiba-tiba memotong ucapan Lintang yang hampir saja keceplosan.

Lintang tertawa palsu. Menurunkan ponselnya dan menyembunyikan di belakang.

"Tidak apa-apa, aku lupa, ternyata aku sudah ganti motor." 

Gita manggut-manggut, melirik ke arah kedua tangan Lintang yang tampak mencurigakan.

Ini kan motor pengeluaran terbaru, pasti harganya mahal. Dia dapat duwit dari mana?

"Baiklah, kalau gitu kita berangkat sekarang, keburu malam." 

Setelah Gita naik motor, Lintang kembali melanjutkan ocehan nya.

"Lain kali bapak jangan bikin saya bingung. Kalau Gita sampai tahu, bisa-bisa dia nggak mau berteman dengan saya," celetuk Lintang ketus. 

"Oke, tapi ada syaratnya, sekarang kamu lihat ke atas!" titah Yudha yang masih menatap Lintang dari balkon ruangannya. 

Lintang mendongak. Menatap Yudha yang melambaikan tangan ke arahnya.

Bisa-bisanya, aku disini kebingungan di malah santai.

Tanpa pikir panjang, Lintang mematikan  ponselnya. Memakai helm lalu memutar motor menghadap gerbang. Tak mau lama-lama meladeni Yudha yang tak ada habisnya.

Pak Juli yang masih ada di depan gerbang itu pun tidak sengaja melihat Lintang yang melajukan motornya dengan pelan. 

Itu kan Lintang, ternyata dia juga bekerja di sini, ini kesempatan yang bagus. Aku bisa meminta bantuannya.

Sontak Lintang mengerem mendadak saat Pak Juli berdiri di depan motornya.

Matanya terbelalak menatap wajah lelah dan kusam karena debu kendaraan yang berlalu lalang. 

"Ngapain ayah masih di sini?" tanya Lintang tanpa turun dari motor. 

"Ayah mau bertemu kamu," ucap Pak Juli yang melenceng dari tujuan awal. Setidaknya ada sebuah harapan baru melihat putrinya bekerja di kantor Yudha. 

"Maaf, aku nggak ada waktu. Minggir!" bentak Lintang dengan lantang. 

Dada Lintang meletup-letup mengingat saat pria di depannya itu dengan tega mengusirnya dengan tidak sopan, juga kejadian lain yang membuat hatinya memar. 

"Lintang, ayah mohon, bantu ayah kali ini saja," ucap pak Juli memasang wajah memelas. 

"Sekarang ayah minggir atau aku akan mempermalukan ayah di depan umum," ancam Lintang dengan wajah yang berapi-api. Memendam amarah yang menggebu. 

Meskipun ada rasa iba, Lintang tak peduli, dalam hidupnya tidak ada orang yang penting selain sang ibu dan Lion, bahkan Yudha pun belum terdaftar menjadi orang yang ada di hati Lintang. 

Terpaksa pak Juli menggeser tubuhnya dan memberi Lintang jalan, takut gadis itu  akan lebih murka. Sebab, Lintang bukan orang yang suka main-main dengan ucapannya. 

1
Sophia Aya
mampir Thor
M. Namikaze
meranalaaaaah... aku merana....
M. Namikaze
teriak aja reader juga pada tahu
M. Namikaze
tahu lantai 10, kan kemarin ikut nyari
🌹🪴eiv🪴🌹
astoge, apa ini
🤡 lawak kali kau thor
🌹🪴eiv🪴🌹
aku tidak pernah
🌹🪴eiv🪴🌹
sialan si Yudha, sudah kena pelet cinta mama e lion (kok lali aku karo jenenge) 😜
🌹🪴eiv🪴🌹
wah,,ada prahara di balik nama Anggara
Dinda Putri
Luar biasa
Mita Karolina
Tak kiro bilang gini “kamu siapa?”
Bunda Aish
🤦 astaga......
Bunda Aish
gila' si Claire ini,laki orang disembunyikan, segitu terobsesi nya sampai tega begitu😡
Hayati
sampai pembaca pun ikut nangis 🤭🤭🤭
Bunda Aish
ceroboh 🤦
Bunda Aish
capek lho Lin kayak gitu terus, mending jujur deh, kalau memang sahabat sejati gak mungkin mereka nuduh kamu yg bukan-bukan
Bunda Aish
wanita pilihan kakek mu malah jauh lebih baik dari pilihan mu sendiri ya Yudha
Bunda Aish
diatas langit masih ada langit pak jul..... sombong amat 😡
Bunda Aish
tidak semua wanita silau dengan harta
Bunda Aish
perlakuan Yudha setidaknya disadarkan lewat anaknya sendiri
Bunda Aish
sekarang berbalik ya Yudha....anak mu yang bergantung pada orang miskin yang pernah kamu hina
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!