Zara Nabila gadis cantik yang berasal dari desa yang merantau ke Jakarta untuk mengadu nasip di sana untuk bisa membiayai kedua orangtuanya yang sedang sakit.
Tiba-tiba terjadi sesuatu yang membuatnya terpaksa harus menikahi CEO muda dan tampan namun begitu angkuh di perusahaannya saat ia sedang membutuhkan banyak uang untuk pengobatan bapaknya di kampung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Sesampainya dikantor, Zahra langsung menuju ruangan sang bos untuk memberikan pesanan bosnya. Saat membuka pintu, Zahra dikejutkan oleh suara bariton seorang pria yang tak lain adalah Alfa sang bosnya yang kutub itu.
"Beli KFC aja lama banget, beli KFC dimana kamu?" Tanya Alfa dingin.
"Beli KFC yang sebrang kantor tuan," Jawab Zahra.
"Disebrang? Antrian sebrang itu ga nyampe 20 menit, kalo jalan kaki dari kantor kesana paling 5 menit bolak balik 10 menit, dan kamu memakan waktu lebih dari 1 am. Ngapain aja kamu disana? Pacaran dulu?" Cercah Alfa.
"Cerocos terus tuh mulut kaya kenalpot motor aja," gerutu Zahra di dalam hatinya.
"Maaf tuan, tadi ada sedikit insiden jadi lebih lama," Jawab Zahra dengan jujur.
"Saya ga mau tau apapun alasannya. Gara-gara kamu, saya harus mengundur meeting dengan client penting karna saya tidak bisa meeting dengan perut yang masih kosong. Dan kalau sampai kerjasama ini gagal, kamu harus tanggungjawab!" Ucapan Alfa membuat Zahra merasa bersalah.
"Maafkan saya tuan," ucap Zahra menundukan kepala sembari meminta maaf dengan sangat tulus.
Alfa tidak menghiraukan ucapan Zahra, dia mengambil bungkus makanan dari tangan nisa dan membawanya ke sofa untuk dimakan. Diapun membuka kotak KFC itu dan memakannya. Baru satu gigitan ayam KFC itu dimakan, Alfa baru menyadari bahwa Zahra sedari tadi masih berdiri didekat pintu.
"Ngapain disitu? Kamu mau? Bukannya tadi kamu juga beli makan buat kamu sendiri?" Tanya Alfa.
"Ngga tuan, saya masih kenyang," Jawab Zahra berbohong dan gugup.
"Terus ngapain kamu masih disitu?" Tanya Alfa lagi.
"Baik kalau begitu saya keluar dulu tuan, permisi," Ucap Zahra disambut dengan lambaian tangan Alfa yang menandakan bahwa dia boleh keluar dari ruangan itu.
Zahra berjalan gontai menuju pantri. Karna hanya ruang pantri yang bisa buat dia beristirahat sejenak. Ingin ke kantin tapi dia tidak punya uang untuk membeli makanan atau minuman. Uang yang dia punya hanya cukup untuk ongkos pulang aja. Sesampainya dipantri Zahra mengambil gelas dan mengisinya dengan air minum, saat hendak duduk di salah satu kursi, datang karyawan lain yang juga ingin mengambil air minum.
"Muka kampungan aja bangga jadi pelayan bos, palingan juga dimanfaatin atau Lo jual diri Lo ya?" Ucap salah satu karyawati yang bernama Zaskia.
"Iya bener, ga mungkin lah bos kita mau sama cwe seperti dia. Palingan juga terpaksa nerima diadia atau bos kita di pelet sama dia?" Ucap karyawati yang bernama Siska sembari melirik kearah Zahra.
"Kayaknya si cewenya yang melet bos deh, liat aja penampilannya kaya gitu, gak banget ya kan, kampungan." Kata Zakia lagi.
"Udah yuk pergi aja, nanti dia ngadu sama bos, kita yang kena takut," Sambung Zaskia melirik sinis ke arah Zahra. Merekapun pergi dari pantri setelah mengambil air minum. Zahra tau yang mereka bicarakan adalah dirinya, tapi dia tidak ambil pusing dengan ucapan mereka karna apa yang mereka ucapkan sama sekali tidak benar. Seandainya ia tidak punya hutang pada sang bos, pastinya ia tidak akan berada di situasi ini. Karna dia akan lebih memilih kerja jadi pelayan direstoran atau cafe daripada harus bekerja dengan Alfa yang kejam dan sombong.
Zahra menengguk air minumnya saat Roy datang memberitahu bahwa sang bos membutuhkan bantuan Zahra. Gadis itu kemudian berdiri dari duduknya, meletakkan gelas kosong itu lalu berlalu meninggalkan pantri.
Sesampainya diruangan bos, Zahra diperintahkan untuk membuang sampah-sampah kertas yang entah sejak kapan berserakan. Padahal pagi tadi ruang bos nya itu itu sudah sangat rapih.
"Beresin semua kertas-kertas itu," Ucap Alfa dingin dan datar.
"Baik tuan," Jawab Zahra sembari melangkah menuju kertas-kertas tersebut.
"Suka banget bikin repot orang, jelas-jelas tadi pagi udah nggak banyak sampai seperti ini," Omel Zahra lirih takut sang bos mendengar omelannya.
"Kok ada ya di dunia ini manusia kaya tuan Alfa yang sangat dingin dan datar itu, istrinya kok mau menikah sama dia orang dia nyebelin banget-banget," ucap Zahra di dalam hatinya.
Zahra pun membuang kertas-kertas sampai tersebut. Namun ketika dia ingin berjalan ke penjara akan mengambil sampah tersebut dan tanpa ia sadari dilantai ada air basah membuat keseimbangan tubuhnya tidak pas sehingga membuat tubuh Zahra hampir terjatuh jika Alfa tidak dengan sigap menangkapnya. Seketika mereka berdua terlihat seperti berpelukan dengan tangan Alfa memegangi pinggang Zahra dan satu tangan Zahra melingkar dileher Alfa sedangkan satu tangannya berada di dada bidang Alfa, tatapan mereka bertemu. Ada desiran aneh didalam dada keduanya yang membuat mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing.
"Cantik," Ucap Alfa dalam hati.
"Ada sama jantung aku, kenapa jatung aku seraya mau keluar," Gumam Zahra dalam hati.
Mereka tersadar saat ketukan pintu terdengar berkali-kali. Alfa melepaskan pegangannya membuat Zahra terjatuh kelantai.
"Aduuuhh, awww. Kalau nggak ikhlas nolong saya nggak usah," Gumam Zahra sambil bangun untuk berdiri.
"Ehm, masuk." Alfa berdehem merapihkan kembali jasnya dan mempersilahkan orang yg mengetuk pintu untuk masuk. Pintu terbuka dan ternyata orang itu adalah Roy, dia masuk kedalam membawa beberapa tumpuk map ditangannya.
"Ini berkas yang harus ditandatangani tuan" Roy menyerahkan berkas itu kepada Alfa sembari melirik sekilas kepada Zahra dan bosnya, Roy yakin telah terjadi sesuatu antara bosnya dan gadis itu. Tapi dia tidak berani untuk menanyakan hal demikian.
"Baiklah, nanti saya tandatangani"
Alfa mengambil berkas itu dari tangan asistennya.
"Jangan lupa tuan, nanti pukul 5 sore ada meeting dengan perusahaan pak Yanto," Roy mengingatkan bosnya kembali.
"Ya," Jawab Alfa singkat.
Roy pun pamit keluar ruangan setelah menyampaikan informasi kepada sang bos.
Roy menutup pintu ruangan itu dan berdiri sejenak "akhirnya Alfa ada peningkatan juga. Aku yakin Zahra bisa meluluhkan hati Alfa kembali. Aku yakin Zahra juga bisa bikin Alfa move on dari masa lalunya," Gumam Roy dalam hati sembari tersenyum penuh harap. Karna Roy melihat, kedatangan Zahra membawa pengaruh besar pada bosnya walaupun baru beberapa hari tapi perubahan itu sudah terlihat dimata Roy. Alfa memang belum menyadari akan semua yang terjadi, tapi Roy yang asisten sangat paham karakter bosnya sehingga perubahan sedikitpun akan terlihat dimata Rendi.
"Sepertinya aku harus mendekatkan mereka berdua, biar mereka bisa bersatu. Tapi gimana ya caranya, apalagi Alfa sangat dingin dan datar. Tapi aku harus bisa buat menyatukan mereka berdua." Roy masi bergumam seraya berjalan menuju ruangannya sendiri yang terletak tidak jauh dari ruangan bosnya.
semoga cepet sadar de alfa kalo dia suka sama zahra...