Aulia, gadis sederhana yang baru saja bekerja sebagai office girl di kantor megah milik CEO ternama yang dikenal kaku dan sulit didekati, tiba-tiba menjadi pesuruh pribadinya hanya karena kopi buatan Aulia.
Hayalannya menjadi karyawan yang baik dan tenang hancur seketika akibat bosnya yang tukang suruh-suruh hal yang tidak-tidak semakin membuatnya jengkel.
Sifatnya yang ceria dan kelewat batas menjadi bulan-bulanan bosnya. Akankah ia mampu bertahan demi uang yang berlimpah? Atau...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alensvy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gosip yang makin menjadi
...****************...
"Itu lho, si Aulia… tadi malem DIANTARIN SAMA SEKRETARIS BOS!"
Aulia yang sedang minum langsung keselek.
BATUK-BATUK
Ia buru-buru menoleh ke arah suara dan melihat Fuji serta beberapa temannya sedang berkerumun. Dan yang mereka bahas ternyata… dirinya sendiri?!
Rani yang duduk di meja sambil mengunyah roti melirik Aulia, lalu nyengir lebar.
"Auliaaa… gimana rasanya diantar Pak Teddy semalam?" godanya.
Aulia masih sibuk membersihkan tenggorokannya sebelum bisa menjawab. "Batuk dulu, bisa nggak sih?!"
Rani dan yang lain malah tertawa.
Fuji makin semangat. "Seriusan, Lu. Kita lihat sendiri Pak Teddy nganterin lo sampe depan gang kosan. Wah, wah, wah… ada hubungan apa nih?!"
Aulia melotot. "HUBUNGAN Pala LU PEYANG! GAK ADA APA-APA!"
"Tapi kenapa dia tiba-tiba baik banget sama lo?" sahut salah satu teman yang lain.
Aulia mendesah. "Dia cuma kasihan ngelihat gue capek kali. Lagian, gue juga nggak minta dianterin, dia yang nawarin!"
Rani terkekeh. "Awww… perhatian yaaa."
"PERHATIAN PALA LU PEYANG JUGA!" Aulia hampir melempar botol ke arah Rani.
Fuji menepuk dagunya dengan ekspresi berpikir. "Hmm… tapi aneh juga, sih. Bos kita yang satu itu kan nggak sembarangan dekat sama orang, apalagi pegawai biasa. Tapi kenapa sekretaris pribadinya tiba-tiba baik sama Lu, Li?"
Aulia mengangkat bahu, mencoba tetap tenang. "Gue juga nggak tau, dan gue nggak peduli. Udahlah, jangan dibesar-besarin!"
Namun, jelas gosip ini tidak akan cepat mereda.
Apalagi, setelah insiden "wanita misterius" yang terlihat masuk ke mobil Aldiano kemarin malam, sekarang justru Aulia yang jadi sorotan.
Aulia hanya bisa mendesah panjang. "Kenapa hidup gue selalu penuh drama?!" keluhnya.
...****************...
Siang hari seperti biasa, Aulia masuk ke dapur karyawan untuk menyiapkan makan siang bosnya yang super menyebalkan itu.
Sambil mengiris bawang, ia bergumam kesal.
"Kenapa juga gue harus masakin dia tiap hari? Gue kan office girl, bukan koki pribadinya!"
Tapi, meskipun ngomel-ngomel, tangannya tetap cekatan. Ia memutuskan untuk membuat ayam kecap dan sup jagung hari ini. Simpel, tapi tetap enak.
Setelah selesai, ia menata makanan di nampan dan membawanya ke ruangan Aldiano.
Setibanya di ruangan, Aldiano sudah duduk dengan elegan di balik mejanya, menatap layar laptop dengan ekspresi datarnya.
Aulia menaruh makanan di atas meja tanpa banyak basa-basi.
"Nih, makan siangnya, Pak Bos."
Aldiano akhirnya menoleh, menatap makanan itu sejenak, lalu menatap Aulia. "Ayam kecap?"
Aulia melipat tangan di dada. "Kenapa? Ada yang salah?"
Aldiano tidak menjawab. Ia mengambil sumpit dan mulai makan tanpa komentar lebih lanjut.
Aulia yang awalnya ingin pergi malah mengerutkan kening. 'Lho, kok gue malah diem di sini?' batinnya.
Setelah berpikir sejenak, ia akhirnya mengambil kursi di depan meja Aldiano dan duduk dengan santai.
"Lagian gue juga belum makan," gumamnya, lalu mulai menyendok nasi ke piringnya sendiri.
Aldiano hanya meliriknya sekilas tapi tidak berkata apa-apa.
Mereka makan dalam diam selama beberapa menit, sampai akhirnya Aldiano membuka mulut.
"Ada gosip menarik di kantor," katanya santai.
Aulia yang sedang mengunyah langsung melirik. "Gosip apaan?"
Aldiano meletakkan sumpitnya sejenak, menatap Aulia dengan ekspresi datar.
"Kamu dan Teddy."
GUBRAK.
Aulia hampir keselek.
"Apa?!"
Aldiano mengangkat alis. "Kamu tidak tahu? Hampir semua orang membicarakannya. Katanya Teddy mengantarmu pulang semalam."
Aulia buru-buru minum air, lalu menatap Aldiano dengan ekspresi frustasi. "Bapak juga ikut-ikutan?! Itu tuh cuma gosip nggak jelas!"
Aldiano tidak bereaksi. "Benarkah?"
"Ya iyalah! Dia cuma kebetulan nawarin tumpangan, saya juga lagi capek. Lagian, kalo pun dia baik sama saya, emang kenapa? Masalah buat bapak?"
Aldiano menatapnya lama. "Tidak."
Aulia mengerang kesal. "Terus ngapain bapak nanya?! Jangan-jangan bapak ya yang mulai gosip ini biar hidup saya makin sengsara?!"
Aldiano menghela napas. "Aku hanya ingin tahu sejauh mana rumor ini berkembang."
Aulia mendecak. "Terserah, deh! Mau gosip kek, mau skandal kek, bodo amat!"
Ia lalu kembali fokus pada makanannya, tapi tetap merasa sedikit jengkel. Kenapa juga bosnya ikut-ikutan bahas gosip ini?!
.
.
Next👉🏻
Dalam dunia kerja, tidak ada adaptasi dengan dikasih waktu berkeliling. Perusahaan manapun waktu adalah uang, dan mereka tidak mau yang namanya rugi.
kalo diterima itu artinya sudah siap langsung bekerja. perkara tidak tahu, biasanya diminta untuk bertanya pada senior/pegawai yang sudah lama bekerja. itu logik bukan hujatan ya.
Tolong riset dulu ya biar logik ceritanya
dibandingkan temui, pilih kata 'menghadap' karena ini lingkungan kerja. Ada SOP jelas yang harus diperhatikan dan ditaati pegawai.
"Silahkan langsung menuju lantai lima belas. Kamu menghadap ke Pak Edwin bagian HRD," jawabnya bla bla
"Permisi. Saya Aulia, Office Girl yang baru. Mau lapor dulu nih, biar dibilang rajin," ujarnya