Perjuangan seorang Nayra Kalista yang menghadapi begitu kerasnya dunia ini, dunia yang tak adil untuk dirinya hidup. Dari kecil menjadi seorang yatim-piatu, hidup di panti asuhan, rela putus sekolah demi menjadi tulang punggung bagi saudaranya di panti asuhan. Sampai akhirnya harta satu-satunya yang dijaga selama ini direnggut oleh pria asing yang Nayra sama sekali tak kenal.
Hidupnya hancur bertubi-tubi. Apakah ia bisa menjalani hidup nya kembali setelah apa yang ia alami selama ini? Apakah Nayra bisa bahagia dengan cobaan yang begitu berat ini?
yuk mampir biar tau perjalanan hidup Nayra!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cacil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 33
🍁🍁🍁
"Dari tadi gue perhatiin lo hanya membahas tentang asisten lo itu aja, apakah lo suka sama dia?"
"Siapa bilang aku suka sama Nayra?."
"Ucapan lo memang mengatakan tidak tapi mata lo nggak bisa berbohong bahwa ada rasa cinta di hati lo untuk asisten lo itu."
"I-itu... a-aku..." Andrian gugup mengatakan sebenarnya.
"Baru kali ini gue lihat sahabat gue suka sama cewek setelah sekian lama," ujar Kelvin meledek Andrian.
"Memangnya kamu pikir aku tak suka sama cewek lain? Atau jangan-jangan kau menganggap ku gay?" tanya Andrian sambil melototkan matanya.
"Hahaha... gue nggak pernah ngatain lo gay, tapi lo sendiri yang mengatakan itu tadi. Kalau lo merasa ya mau gimana?" ujar Kelvin dengan entengnya sambil mengolok-olok Andrian.
"Sialan!" Andrian membuang mukanya untuk memalingkan ke arah Kelvin.
"Sorry kalau lo tersinggung! Dibandingkan lo frustasi sendiri seperti ini, lebih baik lo samperin Nayra lalu nyatakan perasaan lo."
Mendegar perkataan Kelvin, Andrian kembali mengarahkan wajahnya kehadapan Kelvin.
"Maksud kamu?"
"Lo suka kan sama Nayra?" tanya Kelvin sudah menebak. Tapi Andrian merasa gengsi mengatakan bahwa dia suka sama asistennya itu.
"Sudahlah! Jangan bohongin perasaan lo seperti ini, lebih baik lo jujur dibandingkan menyesal kedepannya.
"Iya aku suma Nayra!!!"
"Kalau gitu lebih baik lo temui dia sekarang dan nyatakan perasaan lo kepadanya, lebih baik ditolak dibandingkan lo menyesal kedepannya karena sudah ada cowok yang lebih dulu menyatakan cinta terhadap Nayra."
"Tapi..." Andrian masih ragu-ragu untuk mengatakannya langsung di depan Nayra.
"Lo cowok dan lo harus mengatakan lebih dulu, jangan sampai gara-gara gengsi lo membuat kesempatan ini diambil oleh laki-laki lain."
"Huffftt..." Andrian menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskanya dengan perlahan-lahan.
"Oke, aku akan menghampirinya sekarang juga!"
Tanpa lama-lama Andrian mengambil jasnya yang tadi sempat dia lepas. Lalu tanpa menghiraukan Kelvin yang ada di sana Andrian langsung saja pergi dari sana menuju parkiran untuk mengambil mobilnya.
"Cinta itu memang buta, seseorang seperti Andrian yang terkenal dingin terhadap wanita bisa sebodoh itu ketika mencintai seorang wanita. Untung saja aku tak pernah sebodoh itu seperti sahabat ku itu," ujar Kelvin yang melihat Andrian sudah menjauh.
Beberapa menit kemudian tak lama Andrian sampai di depan kontrakannya Nayra, terlihat di kontrakannya Nayra sepi. Mungkin dia ada di dalam pikir Andrian.
Sudah beberapa lama Andrian masih berada di dalam mobil. Ia masih grogi untuk keluar dari mobilnya. Ia menarik nafas dalam-dalam lalu membuangnya dengan perlahan-lahan, ia sengaja melakukan itu agar ketika bertemu Nayra dirinya bisa rileks dan tak grogi.
"Huh! Semoga Nayra ada di dalam."
Andrian keluar dari mobilnya lalu menuju ke kontrakan Nayra. Dengan perlahan-lahan ia mengetuk pintu kontrakan Nayra tapi tak ada sama sekali yang membukakannya pintu.
Kedua kalinya Andrian mencoba untuk mengetuk pintunya, ia berharap bahwa Nayra ada di dalam dan membukakannya pintu.
Tak lama mengetuk pintu, terdengar dari arah dalam seseorang berlari untuk membukakannya pintu.
"Siapa?" tanya seseorang yang tadi membukakan pintu untuk Andrian.
Andrian tersenyum lebar karena melihat seseorang yang membukakannya pintu. Bukan Nayra melainkan Alden yang membukakan Andrian pintu.
"Hallo jagoan!" Andrian berjongkok agar meyepadani tinggi Alden.
"Om ganteng!" Alden masih ingat wajah pria yang telah memberikannya es cream itu.
"Bagaimana kabar nya sekarang? Udah nggak sakit lagi?" tanya Andrian sambil mengusap-usap rambut Alden.
"Baik Om."
"Di mana Mamanya? Apakah Mama Nayra ada di rumah?" tanya lagi Andrian sambil sekilas melirik ke arah dalam memastikan Nayra ada di sana.
"Ada di dalam."
Sebelum Andrian mengatakan sesuatu lagi, terlebih dahulu Nayra menghampiri mereka berdua.
"Pak Andrian..." Nayra terkejut melihat Andrian berada di kontraknya.
Terlebih lagi ia melihat Alden dekat-dekat dengan Andrian membuat Nayra menjadi khawatir. Dengan cepat Nayra menarik Alden menjauh dari Andrian. Nayra takut bila Andrian mengetahui bahwa Alden anaknya lalu akan berencana mengambil Alden darinya.
"Bapak ada urusan apa ke sini?"
"Ada yang ingin aku katakan ke kamu."
"Alden masuk ke dalam, Mama ada urusan sama Om Andrian," seru Nayra menyuruh anaknya masuk ke dalam."
"Baik Mah..." Alden yang diperintahkan seperti itu langsung masuk ke dalam.
Sedangkan mereka berdua berbicara di depan teras.
"Maaf Pak, saya tidak bisa mempersilahkan Bapak masuk ke dalam karena nanti takut timbul fitnah bila berdua saja di dalam."
"Iya tidak pa-pa!"
"Ngomong-gomong Bapak mau bicara apa ya dengan saya?"
Andrian sedikit grogi mengatakan ini terhadap Nayra, karena ini baru pertama kalinya mengatakan cinta terhadap wanita.
"Kenapa Bapak diam saja?" tanya Nayra yang melihat Andrian melamun sambil diam dari tadi.
"Sebenarnya saya suka sama kamu," Andrian dengan cepat-cepat mengatakan itu agar tak merasa grogi walaupun terdengar Andrian begitu kaku mengatakan cinta terhadap seorang wanita.
"Hah? Maksud Bapak apa ya?" Nayra tak mau mengambil kesimpulan dengan perkataan Andrian tadi, karena sebelumnya Andrian sudah mengatakan itu karena dia suka dengan hasil kinerja nya saja.
"Aku cinta sama kamu!" ucap Andrian lagi.
"Hah! M-maksud Bapak_" Nayra masih belum percaya dengan perkataan Andrian.
"Kamu tak dengar perkataan ku tadi bahwa aku cinta sama kamu, aku suka sama kamu..." terdengar Andrian agak memaksa mengatakan itu karena merasa kesal dengan Nayra yang begitu lemot menangkap maksud dari perkataannya tadi.
Memang Andrian sedikit tempramen dalam segala hal, jadi wajar tadi dia agak emosi mengatakannya karena Nayra belum mengerti sama sekali.
Sedangkan Nayra menelan salivnya mendengarkan perkataan Andrian yang ketiga kalinya. Bukan karena volume Andrian yang terdengar kasar tapi dia tak menyangka bahwa Andrian suka sama dirinya.
"Bapak pasti sedang bercanda, hahaha..." Nayra sengaja mengatakan itu agar dirinya tak merasa tegang dengan suasana ini.
"Apakah aku pernah bercanda selama ini?" ujar Andrian dengan serius.
"Cobak tatap mataku saat ini apakah aku terlihat bercanda?" Andrian memegang kedua lengan Nayra agar Nayra bisa mendang dirinya lebih dekat lagi.
Dengan keadaan dirinya yang dekat dengan Andrian membuat jantung Nayra berdetak dengan cepat, ia berharap semoga Andrian tak mendengar jantungnya yang berdetak kencang.
"A-aku... I-itu..." Nayra tak tau harus menjawab apa, ia malah memalingkan wajahnya ke arah bawah.
"Tatap aku! Aku mohon lihat mataku! Apakah ada tersirat kebohongan di mataku tentang perasaanku ini?"
Nayra takut menatap mata laki-laki di depannya ini. Ia masih trauma dengan kejadian dulu, apalagi sekarang ia kembali merasakan sentuhan laki-laki itu membuat tubuhnya menjadi panas dingin.
"Ayok tatap! Aku ingin mendengarkan jawaban mu sekarang!" Andrian mengoyakkan tubuh Nayra agar mau menatapnya.
See you again...
LIKE DAN KOMEN YA! KALAU IKHLAS BOLEH DI VOTE JUGA ^_^