Kayla seorang perempuan yang memiliki 3 Saudara, mereka telah yatim piatu sejak kecil, Adik bungsunya merupakan anak istimewa yang membutuhkan perhatian khusus. Perjuangan mereka yang penuh dengan tangis, penderitaan akankah bisa menuju kesuksesan??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pindah
Mereka akhirnya pulang kerumah Rina di desa seberang, tapi sebelumnya Kayla beserta adik-adik nya mengambil barang-barang mereka dirumah angk pak desa.
"Ibu pasti kesepian karena tidak ada kalian disini". Ucap Ibu Rasmi dengan sedih saat membantu membereskan barang mereka.
"Tidak apa-apa bu, kami akan kesini mengurus sayur setiap hari dan pulang jika selesai, kasian tante Rina kalau sendirian dirumah dengan kondisinya seperti itu". Kayla tersenyum menenangkan.
"Kamu yakin nak mau merawat tantemu setelah apa yang dia lakukan padamu". Bu Rasmi menatap sinis kearah Rina yang menunduk.
"Kami adalah keluarganya satu-satunya yang beliau punya bu, begitupun sebaliknya, bukankah kita harus saling memaafkan, kita tidak boleh dendam, selama tante Rina mau berubah kami tidak masalah merawatnya".
Rina menatap keponakannya dengan mata berkaca-kaca dan siap menangis, setelah apa yang dia perbuat pada mereka , mereka masih mau memaafkan dan merawatnya.
"Kamu lihat Rina, setelah semua perbuatanmu pada mereka, mereka masih mau memaafkanmu, kau liatkan, sekarang apa kau masih mau berbuat seperti itu lagi, mereka tidak membencimu Rina, kau sangat beruntung memiliki mereka". Bu Rasmi kini berkaca-kaca.
Dia berharap ketika dia tua nanti anaknya juga bisa seperti Kayla bersaudara mau mengurus mereka dengan baik.
"Maafkan tante nak, maafkan tante". Kini Rina menangis histeris penuh penyesalan.
"Tidak apa-apa tante, kami memberi tante kesempatan karena setiap orang berhak mendapatkan nya, kami akan menjadi anak Tante seumur hidup, merawat dan mengurus tante selama kami bisa, tante akan menjadi pengganti orangtua kami kedepannya". Kanaya mengelus tangan sang tante kemudian tersenyum.
Rina mengangguk dan kembali menangis dan memeluk keponakannya itu. Bu Rasmi dan suaminya pun hanya bisa menangis Haru.
"Ayo nak, kami akan mengantarkan kalian ketempat tinggal kalian yang baru, petisi mengusir Rina dibatalkan oleh warga desa".
"Benarkah itu pak desa?? Tanya Kayla dengan wajah berbinar.
"Iya nak, ini berkat kalian meminta pada mereka kemaren, mereka membatalkan nya karena permintaan kalian, jadi jika Rina mengulanginya lagi, dia akan terusir tanpa kata lagi ".
"Terima kasih pak, tolong sampaikan maaf ku pada warga desa dan juga orang-orang yang aku sakiti, bisaka saya meminta maaf pada mereka sebelum kami kerumah?? Tanya Rina dengan penuh harap.
"Tentu Rina, mereka memang sudah menunggumu karena Kayla lah yang mengumpulkan mereka untuk berpamitan".
"Baiklah, ayo nak, kita jalan saja, bagaimana??
"Iya tante kami akan mendorong Tante sampai balai desa".
"Tidak perlu nak, jalannya jelek jika kesana, kasian Tante kamu perut dan kakinya belum bisa terbentur apapun". Ibu Rasmi menggelengkan kepalanya tanda tak setuju.
"Benar yang dikatakan istri saya kata dokter tantemu belum bisa bergerak banyak dan terkena benturan pada kaki dan juga tangannya, jadi jangan dulu yah". Pak desa tersenyum pada ketiganya.
"Baiklah pak, jika seperti itu, kita naik mobil saja tante, kasihan tante jika terluka lagi".
Rina mengangguk dan tersenyum Haru atas kepedulian orang-orang ini padahal dirinya selalu membuat masalah. Sesampainya di balai Desa Rina bisa melihat orang-orang menetapnya dengan berbagai tatapan.
"Terima kasih telah datang kesini, hari ini aku duduk di sini dan mengumpulkan kalian untuk meminta maaf atas perbuatanku dimasa lalu, dan sertifikat tanah yang kuambil secara paksa akan ku kembalikan hanya saja aku ingin dana ku yang kalian pinjam dikembalikan sebagai gantinya tanah kalian akan kembali, hanya uang yang kalian ambil saja tanpa bunga" .
"Kenapa seperti itu, itu sama saja bohong".
"Sekarang saya tidak bisa bekerja dan membutuhkan dana untuk berobat dan hidup serta menghidupi ketiga keponakanku, aku tidak ingin menjual tanah kalian itu sebabnya aku mengembalikannya, aku bisa saja melakukannya untuk mendapatkan keuntungan tapi kali ini aku ingin segala sesuatunya murni uang halal, dan berkah itu sebabnya saya hanya meminta uang yang kalian pinjam saja tanpa bunga".
"Yang dikatakan Rina benar ibu-ibu, jika dia menjual tanah kalian dia akan mendapatkan 5 kali lipat dari uang kalian, itu sebabnya dia mengembalikannya dan mengambil uang pokoknya saja sesuai pinjaman kalian".
"Baiklah pak, kami setuju karena biar bagaimanapun kami sangat senang tanah kami kembali tanpa terperas seperti sebelumnya".
Rina pun menunggu warga membayar semua utang mereka dengan lunas, dia tersenyum senang karena uangnya telah kembali, dia bahkan sudah memanen sawah mereka sebelumnya dan dananya juga sudah masuk ke rekeningnya. Dia memiliki dana yang cukup untuk dirinya dan anak-anak serta stok beras yang melimpah di gudang nya.
Setelah ini dia akan menjadi pedagang sembako dan meminta Kayla dan Kanaya nanti membantunya mengurusnya. Dia juga memiliki pabrik penggilingan beras jadi dia akan membuat usaha sembako.
"Jika kalian tidak keberatan, kalian bisa menjual gabah kalian padaku, aku akan membelinya sesuai harga yang ditentukan pemerintah, jadi tolong bantu aku, Kanaya dan Kayla lah yang akan membantuku mengurusnya". Ucap Rina menatap sendu dan permohonan kepada mereka.
"Kau akan jadi pedagang??
"Aku akan membuka usaha Nantinya dan yang akan mengelolanya adlah keponakanku, aku tidak bisa bergerak banyak hanya bisa duduk di kursi roda seumur hidup jadi mereka lab yang akan kau percayakan mengurusnya". Rina mengelus kepala ketiganya bergantian dan tersenyum.
"Baiklah jangan sakiti mereka, jika kau melakukannya kami tidak akan segan-segan mengusir mu tanpa ampun".
"Silahkan, aku tidak akan melawan jika kalian melakukannya". Rina menatap mereka dengan penuh kesungguhan.
"Bagaimana Rina, apa sudah semuanya?? Tanya kepala desa yang melihat banyaknya uang diatas meja depan Rina.
"Seperti nya sudah pak, catatan saya sudah saya ceklis semuanya tadi saat mereka membayar".
"Oh kalau begitu baiklah,, kita pamit dulu, kita akan singgah kan??
"Iya pak, setelah ini aku akan membuka usahaku itu dan akan mengambil sopir untuk mengantarkan jemput anak-anak sekolah serta mengambil hasil panen mereka nantinya, bagaimana nak, kalian setuju".
"Kami setuju tante, kami akan membantu tante mencatat dan menghitung gabah yang akan dijual pada kita nantinya, tante hanya perlu kuli panggul dan sopir untuk membawa mobil".
"Tentu nak, tante akan mendampingi kalian setelah 2 atau 3 bulan kedepannya".
"Iya tante".
"Sesampainya dirumah tempat tinggal mereka kini, Kayla dan kedua adiknya melongo betapa luas dan besarnya rumah sang tante, halamannya juga sangat luas dan terdapat pabrik beras didepan jalan saat berhadapan dengan rumah tantenya.
"Ya ampun rumahmu besar sekali Rina". Ucap mereka terkagum-kagum.
"Ya seperti itulah, ini adalah rumah kalian setelah ini nak, jangan pernah sungkan yah, didepan sana itu pabrik beras kita".
Saat mereka sedang mengobrol suara lantang dan teriaknya terdengar dari luar rumah dengan penuh luapan emosi.
"Rina keluar kau". Teriak seorang wanita