Putri yang bahagia dan ceria kini hilang di wajahnya karena usaha ayahnya yang bangkrut Adel bersedia menikah dengan pria yang baru di kenal demi kembalinya usaha ayahnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kienli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 18...
Jesi memeluk Delia adiknya sangat bergetar seperti ketakutan... Jesi sebenarnya sangat bingung apa yang terjadi pada Delia sampai ketakutan seperti ini...
"Kak, aku takut..." ucap Delia.
"Del ada kaka kamu jangan takut..." ucap Jesi.
"Aku ingin ikut mama dan kak Agung saja aku sudah tidak punya apa apa lagi harga diri ku sudah tidak..." ucap Delia.
"Del, jangan bicara seperti itu kamu ada kakak dan Jeni Del." ucap Jesi memeluk.
"Kak biar Nuri yang temani Delia." ucap Nuri.
"Tapi Nur, kamu yakin.?" ucap Jesi.
"Iya kak, kalau ada apa apa biar Nuri akan hubungi kakak, kakak juga pasti capek." ucap Nuri.
"Baiklah." ucap Jesi... Dia juga harus ganti baju yang lebih nyaman.
Di kamar Vano ada Jimmy dan nyonya Ema serta tuan Beni mereka baru datang... Sungguh tidak percaya dengan apa yang di lakukan putranya, Vano masih terasa mabok dan pusing.... Nyonya Ema tidak percaya putra nya melakukan hal bodoh tuan Beni akhirnya membuka kamar satu untuk mereka karena tidak baik malam malam membahas semua ini Vano juga malah tidur lagi.
"Ramon apa yang terjadi.?" tanya Jesi setelah mereka di kamar.
"Delia di perkosa oleh Devano sepupu ku." ucap Ramon.
"Apa.?" ucap Jesi menutup mulutnya dia tidak habis pikir dan apa yang akan terjadi pada Delia... Air mata turun.
"Aku ingin sepupu mu tanggung jawab..." ucap Jesi.
"Aku sudah menghubungi Tante Ema dan mereka sudah ada disini, Vano mabuk." ucap Ramon langsung di potong Jesi.
"Aku tidak peduli dia mabuk atau tidak, dia harus tetap tanggung jawab... Delia gadis baik baik..." ucap Jesi.
"Iya saya mengerti sayang, kamu harus tenang dulu." ucap Ramon.
"Kamu bilang tenang.? Bagaimana bisa aku tenang secara adik ku, dia perkosa dengan pria yang tidak di kenalnya." ucap Jesi.
"Kamu tenang Devano masih singel..." ucap Ramon.
"Ramon..." ucap Jesi.
"Oke... Oke... Besok kita akan bahas lagi sayang sekarang kita istirahat..." ucap Ramon.
Jesi tidak bisa tenang dan akhirnya mengambil ponselnya menghubungi Nuri setelah mendapat kabar dari Nuri bahwa Delia sudah tidur... Karena rasa capek habis berhubungan dan menangis yang hampir 2 jam dan 20 menit di kamar mandi di guyur air...
Ponsel Jesi berbunyi, jam 3 subuh Jesi melihat jam di lihat Nuri, Jesi dengan cepat mengangkatnya... Jesi langsung bangun dan segera ke kamar Delia dan Nuri, di sana Delia yang sudah berbaring dengan lengan yang teriris.
"Nuri apa yang terjadi.?" ucap Jesi melihat Delia.
Ramon segera mengangkat tubuh Delia... Sementara Jesi dan Nuri ikut dari belakang Ramon... Jesi bisa bawa mobil setelah meletakan Delia di belakang kini Ramon yang menyetir. Di perjalanan Nuri menjelaskan apa yang terjadi..
"Aku juga tidak tahu, aku terbangun karena merasa Delia tidak ada di sebelah aku, dan saat aku lihat sudah seperti ini." ucap Nuri.
"Ramon aku ingin bertemu pria itu." ucap Jesi.
"Iya sayang..." ucap Ramon, mereka sudah sampai rumah sakit Delia segera di tangani oleh dokter jaga di rumah sakit ini.
Untung saja tidak terlambat kalau tidak Delia akan kehabisan darah... Pukul jam 6 Ramon sudah ada di kamar Devano Jimmy sungguh kaget Ramon penuh dengan amarah seakan siap memakan mangsanya.
"Mon kamu kenapa.?" tanya Jimmy.
"Apa dia sudah bangun.?" tanya Ramon.
Devano lagi duduk santai memeriksa ponselnya saat Ramon masuk nyonya Ema baru tiba bersama tuan Beni... Vano terkejut dengan ke datangan Ramon yang mencengkram bajunya dan memberi tujuan Jimmy tidak menghentikannya karena Jimmy juga ingin memukul Vano.
"Kamu gila.?" ucap Devano.
