Mengejar Cinta Yang Ditinggalkan

Elia membuka matanya, pandangannya menyapu seluruh ruangan. Terlihat gorden sudah terbuka, ia dapat melihat mentari pagi bersinar dengan cerah.

Terlihat Reyhan sudah memakai setelan jas resmi lengkap dengan dasi, dan sudah menggunakan sepatu.

Elia duduk menatap suaminya yang sedang menyisir rambutnya, terlihat sangat tampan menurut pandangan Elia. Tercium aroma parfum yang di semprotkan ke tubuh Reyhan, Elia sangat menyukainya.

Reyhan yang tahu sedang di tatap istrinya, menghentikan aktifitasnya. Dia tersenyum dari pantulan cermin dan membalikan badan menghampiri istrinya.

" Kenapa? " tanya Reyhan yang sudah berdiri di hadapan Elia

Elia melingkarkan tangannya di pinggang Reyhan.

" Apa aku boleh ikut kak? " tanya Elia

Reyhan mengurai pelukannya. Dia menatap heran dengan kelakuan Elia akhir akhir ini, sering bersikap manja, bahkan lebih agresif dari biasanya. Ia tak malu malu lagi mencurahkan perasaan nya terhadap Reyhan.

" Hari ini aku ada pertemuan penting dengan Klient Elia. Aku sudah tiga kali pertemuan namun belum menemukan kesepakatan. Aku harus menyelesaikan pagi ini juga. Karena nanti malam kita akan terbang ke Indo bukan ? " jawab Reyhan

" Apa itu tandanya aku tak boleh ikut? " tanya Elia kecewa

" Bukan begitu Elia, aku takut kamu akan bosan saat menungguku. Seperti saat acara perjamuan kemarin. " jawab Reyhan

" Aku tak akan bosan, asalkan itu bersama kakak. " kata Elia

Reyhan menatap intens istrinya. Ia benar benar di buat heran dengan perubahan Elia.

" Baiklah, bersihkan dirimu. Aku akan menunggu di luar. " kata Reyhan dengan mengusap pipi istrinya.

Elia segera bangun, dan berjalan menuju kamar mandi namun sesaat ia berbalik badan lagi menatap suaminya. Reyhan mengisyaratkan dengan mata, pertanyaan kenapa istrinya menatapnya seperti itu.

Elia berjalan cepat menghampiri Reyhan kembali dan berjinjit lalu mencium bibir Reyhan.

" Morning Kiss ! " kata Elia

Reyhan tersenyum menatap istrinya yang sudah masuk ke kamar mandi dan menutup pintunya. Ia memegang bibir yang di cium Elia, Reyhan semakin mengembangkan senyumnya.

Elia sudah siap dengan memakai kemeja merah panjang dan rok hitam selutut. Ia terlihat sangat cantik dan bersih. Reyhan menatap takjub Elia, terlihat begitu cantik dan terlihat sexy, karena sekarang terlihat lebih berisi.

Elia melihat Reyhan yang sedang menyuruh Elwas untuk mengurus kantor, karena dia akan meeting dengan Mr Smith, lewat sambungan telepon.

Reyhan mendekati Elia, di raih dagu Elia dan di cium bibir mungil istrinya. Elia pun membalas ciuman suaminya. Reyhan menjadi semakin heran biasanya Elia akan menolak dan menyuruh bergegas, tapi sekarang malah melayani ciuman panas yang ia tujukan.

Reyhan mulai menguasai diri, Ia tak mau membuang kesempatan kerja sama yang sangat menguntungkan perusahaannya. sebelum kembali ke Indonesia. Reyhan membelai rambut Elia dan terseyum.

" Kita berangkat. " jawab Reyhan yang di balas anggukan oleh Elia.

Di dalam mobil, Elia membenarkan riasan yang berantakan akibat ciuman panas suaminya.

" Apa perlu kamu berdandan secantik itu, hanya untuk bertemu klientku? " kata Reyhan yang tak rela tuan Smith melihat kecantikan istrinya.

Elia tersenyum, ia sangat senang jika Reyhan memperhatikannya.

" Aku hanya membetulkan lipstik yang kamu rusak. " kata Elia sambil mengelap bibir suaminya yang ikut terkena lipstiknya.

Sampai di sebuah Resto mewah, Reyhan memarkirkan mobilnya. Mungkin di sini tempat janjian mereka' pikir Elia.

Elia mengambil ponselnya yang bergetar, terlihat panggilan dari Rabel. Elia menatap Reyhan sedang tidak memperhatikannya. Elia mematikan panggilan itu, agar tidak terjadi masalah dengan Reyhan.

" Pesan saja, jangan telpon. Kenapa? "

Elia mengirim pesan dari Rabel. yang di balas Rabel ingin bertemu sebelum kembali ke Indonesia.

Elia sibuk berbalas pesan dengan Rabel yang ngotot ingin bertemu sebelum Elia kembali ke Indonesia, karena ada hal yang ingin di bicarakan, tanpa bisa di kabarkan lewat ponsel.

Rryhan berjabat tangan dengan Mr Smith, tapi pandangan Klientnya itu selalu tertuju pada Elia yang membuat Reyhan gerah, dengan basa basi Reyhan memperkenalkan istrinya pada Mr Smith. Yang dibalas sambutan tangan dari Elia tanpa memperhatikan dengan seksama siapa orang di hadapannya sekarang ini.

Dalam perbincangan, Mr Smith nampak selalu memandang Elia, yang membuat Reyhan kepanasan. Ingin rasanya dia mengagalkan kerja sama ini. Apalagi di lihat Elia sibuk dengan ponselnya membuat Reyhan semakin kepanasan dan bertanya tanya. Dengan siapa gerangan Elia berbalas pesan.

Akhirnya Mr Smith membuka percakapan dengan Elia, karena rasa penasarannya.

" Bukankah anda dokter Elia ? " tanya Mr Smith yang masih penasaran

Elia menatap dengan seksama, siapa seseorang yang mengetahui identitas sebagai dokter di sini. Elia memegang pelipisnya dengan telunjuk jari, seperti mengingat ingat sesuatu.

" A..... Anda adalah suami Miss Rebecca bukan ? " tanya Elia

" Benar sekali. Anda tahu istri saya sangat ingin bertemu dengan anda. Sampai di datang ke Indonesia mencari Anda. " kata Mr Smith yang tak menyangka akan bertemu dengan orang yang di cari istrinya.

" Benarkah. Saya kembali ke Jerman sudah hampir dua tahun ini. " kata Elia

" Bagaimana keadaan Ms Rebecca sekarang, apakah sang jagoan sudah besar sekarang? " tambah Elia

Reyhan menatap perbincangan hangat antara Elia dengan Mr Smith, sampai akhirnya ia dapat mengerti jika Elialah yang menyelamatkan istrinya saat hampir keguguran. Berkat ke piawainya, Elia mampu mempertahankan janin yang sudah di diagnosa harus di operasi. Karena jasa itulah pasangan tersebut sangat berterima kasih karena sudah menyelamatkan anaknya. Padahal saat itu status Elia masih dokter magang.

" Anak saya sudah besar, dia sangat tampan seperti Tuan Reyhan. " kata Mr Smith, yang di balas senyuman oleh Reyhan dan Elia.

" Saya tidak menyangka, orang yang saya cari selama ini adalah istri dari klient kerja saya. Dan hampir setiap saat bisa bertemu. Sayangnya kita jarang bertemu Ms Elia. " kata Mr Smith sangat menyayangkan.

" Asalkan semua sudah baik baik saja, tak perlu di sesalkan. " jawab Elia.

Karena Mr Smith sangat berhutang budi pada Elia, kerja sama ini di terima olehnya tanpa kompensasi apapun. Reyhan bahkan sangat terkejut dengan keputusan Mr Smith, karena sebelumnya mereka belum mencapai kesepakatan, bahkan mereka sudah melakukan pertemuan sebanyak enam kali. Dan hanya dengan rasa terima kasih dengan Elia, ia mau bekerja sama tanpa kompensasi apapun.

" Saya sangat menyesal, karena tidak bisa menerima undangan Anda, karena nanti malam, kami harus kembali ke Indonesi. " kata Reyhan yang menolak saat Mr Smith mengundang keduanya untuk makan malam bersama di kediamannya.

Semula Mr Smith memaksa, tapi karena keadaan Mr Smith mengalah dengan keputusan mereka berdua, dan berjanji akan mengunjungi mereka ke Indonesia bersama istri dan anaknya yang baru berusia empat tahun. Setelah selesai perbincangan Reyhan dan Elia memutuskan akan kembali ke kantor untuk menyelesaikan pekerjaan yang harus dirapatkan sebelum kepergiannya.