Kehidupan berat dan pahit harus dirasakan Cristal Aaron setelah kematian suaminya. Kematian sang suami yang mendadak meninggalkan banyak hutang yang membuatnya harus pontang panting mencari uang dan menjadi seorang penari striptis untuk membayar hutang yang ditinggalkan oleh suaminya dan menghidupi putri kecilnya yang berusia 3 tahun juga ibu mertuanya yang sakit-sakitan.
Gail Bernard seorang mantan mafia yang tidak mengenal cinta selalu memperhatikan Cristal saat sore hari dan pada akhirnya menyadari jika dia telah jatuh cinta pada wanita itu.
Semula dia patah hati karena mengira Cristal seorang jal*ng dan melupakan cintanya namun suatu hari Gail bertemu dengan Cristal yang sedang dalam masalah karena dia diincar oleh mafia yang menginginkan tubuhnya.
Akankah Gail kembali ke dunia hitam yang sudah dia tinggalkan sejak lama untuk membantu Cristal dan apakah dia mau memperjuangkan wanita itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 23
Rumah yang biasanya sepi jadi terasa aneh karena terdengar suara teriakan anak kecil di taman belakang di mana Angela dan ibunya sedang bermain di sisi kolam renang. Mereka berdua terlihat begitu menikmati waktu mereka, sedangkan Gail berdiri di depan jendela dan memandangi mereka berdua.
Selama ini dia selalu tinggal sendirian. Jangan bertanya di mana kedua orangtuanya, dia tidak memiliki orangtua karena dia adalah seorang gelandangan yang dipungut oleh bosnya yang terdahulu. Gail tumbuh dan besar di jalanan, dia diasuh oleh seorang nenek tua namun ketika nenek tua itu sudah meninggal, dia hidup sebatang kara di jalanan.
Dia tidak tahu siapa kedua orangtuanya, dia ditemukan di tong sampah oleh nenek tua itu. Beruntungnya nenek tua itu mau mengasuhnya, jika tidak mungkin dia sudah menjadi makanan anjing liar dan berakhir menjadi kotoran mereka yang bau.
Selama hidup di jalanan, sudah banyak kejahatan yang dia lakukan. Dia tidak segan mencuri saat lapar, memukul seseorang untuk mengambil uangnya. Dia terlibat dengan banyak penjahat yang melakukan transaksi penjualan narkoba, semua itu dia lakukan untuk mengisi perutnya yang lapar. Hidup di jalanan begitu keras, dia bahkan sudah ahli melarikan diri dari kejaran polisi. Jika dia tidak pandai mendapatkan uang maka dia akan kelaparan dan mati di jalan tanpa ada yang peduli.
Karena potensi yang ada pada dirinya, dia diajak untuk bergabung di dalam sebuah organisasi oleh bos lamanya yang secara kebetulan bertemu dengannya. Dia bahkan kembali dibentuk menjadi seorang mesin pembunuh yang tidak mengenal belas kasihan dan cinta. Dia masih ingat tugas pertamanya adalah membunuh seorang penjabat. Bosnya mengira Gail tidak mampu tapi siapa yang menduga, Gail kembali sambil membawa kepala korbannya. Kehidupan keras membentuknya menjadi sosok kejam tanpa perasaan dan dari sanalah, dia menjadi orang kepercayaan sang mafia.
Entah sudah berapa banyak orang yang dia bunuh, dia tidak ingat. Setiap musuh yang diinginkan oleh bosnya pasti akan berakhir di tangannya. Kepala mereka selalu dia bawa sebab itu dia menjadi orang kepercayaan sang bos yang sulit tergantikan namun kehidupan yang dia jalani membuatnya bosan. Uang sudah ada, dia ingin jadi pemuda biasa. Gail ingin mengundurkan diri, tapi bosnya tidak terima karena tidak ada yang sebaik dirinya saat menjalankan misi.
Oleh sebab itu, dia harus mengalahkan dua puluh lima orang yang sudah terlatih sekaligus dengan harapan dia akan kalah sehingga dia tidak jadi mengundurkan diri tapi apa yang terjadi, dia bisa melewati semua itu dan bisa seperti saat ini. Dia tidak menyesal keluar dari organisasi karena sepanjang hidupnya dia sudah bergelut di dunia kejahatan dan sekarang, dia mulai mengenal cinta yang selama ini tidak dia kenal.
Tatapan mata Gail tidak lepas dari Cristal, janda muda itu benar-benar menjungkirbalikkan hatinya yang beku. Entah Cristal bisa menerima dirinya atau tidak yang sudah lama bergelut di dunia hitam, dia tidak tahu. Dia bukan Coe pemilik perusahaan besar, dia hanya seorang asisten pribadi saja. Entah seperti apa reaksi Cristal saat tahu siapa dirinya, sungguh dia sangat ingin tahu.
Kakinya mulai melangkah, dia ingin menghampiri ibu dan anak yang terlihat ceria. Gail menggoyang rahangnya, senyum, itu yang dia perlukan agar Angela tidak takut dengannya. Jika dia menginginkan Cristal, maka kemungkinan besar Angela akan menjadi putri sambungnya.
Gail semakin melangkah mendekat, bibir pun ditarik ke kanan dengan susah payah. Senyum, dia meyakinkan dirinya untuk tersenyum namun apa yang terjadi, senyum mengerikan yang dia tunjukkan dan tentunya Angela ketakutan sehingga gadis itu bersembunyi di belakang ibunya.
"Mommy, takut," ucapnya.
"Sial!" umpatan Gail terdengar walau pelan.
"Tidak apa-apa, Sayang. Uncle sedang berusaha tersenyum pada Angela."
"Benarkah?" Angela keluar dari persembunyian.
"Yes, jangan takut. Oke?"
Angela mengangguk, Gail kembali menggoyang rahangnya. Sial. Kenapa untuk tersenyum saja dia tidak bisa? Itu wajar, sejak dulu dia memang tidak pernah tersenyum akibat kerasnya kehidupan yang harus dia jalani.
"Apa yang kalian lakukan di sini?" tanya Gail basa basi seraya duduk di sisi Cristal, sedangkan Angela sedang bermain mengejar kupu-kupu.
"Kau bisa melihatnya. Maaf jika membuat keributan di rumahmu."
"Tidak masalah, aku tinggal sendiri jadi tidak perlu sungkan."
"Oh, ya? Mana kedua orangtuamu?" tanya Cristal ingin tahu.
Gail tidak menjawab, sebatang rokok dikeluarkan dan dinyalakan. Benda itu di hisap dan asap pun dihembuskan. Pertanyaan yang paling tidak dia sukai karena dia tidak memiliki orangtua.
"Entahlah," ucap Gail seraya menghembuskan asap rokoknya.
"Ma-Maaf, aku tidak bermaksud? Maaf jika pertanyaanku menyinggung," ucap Cristal tidak enak hati.
"Tidak apa-apa, berapa usiamu?" Gail meliriknya sejenak dan kembali menghisap rokoknya.
"Aku, dua puluh tujuh tahun. Bagaimana denganmu?" tanya Cristal ingin tahu.
"Tiga puluh tiga, tiga puluh empat, entahlah," ucapnya.
"Apa maksudmu?" Cristal tampak tidak mengerti.
"Kau mau tahu kenapa?" Gail meliriknya, sepertinya sudah waktunya mengatakan pada Cristal siapa dirinya sehingga wanita itu bisa mengambil keputusan apakah dia ingin tetap tinggal atau dia akan pergi bersama dengan putrinya.
"Tentu saja, tidak adil rasanya karena kau sudah tahu semua tentang aku sedangkan aku tidak tahu apa pun tentangmu," ucap Cristal.
"Asal kau tahu, aku bukan Ceo pemilik perusahaan besar," ucap Gail. Rokok kembali di hisap, asapnya kembali dihembuskan.
"Apa maksudmu berkata demikian?" apakah Gail mengira dia wanita mata duitan yang mau mengikutinya karena uang? Dia tahu tidak akan ada kemungkinan seperti itu, jika ada pun kemungkinan kecil akan terjadi. Dia juga bukan hidup di negeri dongeng yang akan bertemu dengan pangeran tampan dan kaya. Hidup sedang susah lalu bertemu dengan seorang ceo kaya yang jatuh cinta dengannya, ah.. itu hanya ada di dunia ilusi.
"Aku hanya tidak ingin kau kecewa," ucap Gail.
"Untuk apa aku kecewa, aku juga bukan wanita kaya. Lagi pula kekayaan tidak membuat seseorang bahagia jadi katakan padaku, siapa kau sebenarnya," Cristal semakin penasaran, dia harus tahu siapa pemuda yang telah menolongnya itu.
"Aku hanya seorang asisten pribadi dan aku adalah mantan mafia. Membunuh adalah profesiku dulu, aku orang yang tidak mengenal belas kasihan dan akan membunuh siapa saja tanpa ragu. Kedua tanganku sudah berlumuran banyak darah, entah sudah berapa banyak nyawa yang melayang di tanganku," Gail menghentikan ucapannya sejenak, wajah Cristal tampak pucat setelah mendengar perkataan Gail.
"Aku ditemukan di tong sampah, aku hidup di jalanan dan aku sudah melewati banyak kehidupan yang keras. Obat-Obatan terlarang, aku sudah merasakan semua jenisnya dan hampir semua senjata sudah aku gunakan untuk membunuh musuhku. Aku bukan orang yang lemah lembut, aku adalah pria berdarah dingin yang sudah dibentuk untuk menjadi mesin pembunuh. Walau aku sudah meninggalkan jalan itu, tapi aku tetap akan membunuh orang yang berani menantangku tanpa ragu!" rokok dimatikan, Gail berpaling untuk melihat ke arah Cristal. Tubuh wanita itu membeku, wajahnya bahkan masih pucat.
"Sekarang kau sudah tahu siapa aku jadi kau bisa mengambil keputusan apakah kau masih ingin tinggal bersama denganku atau kau ingin pergi bersama putrimu. Aku tidak memaksa, jika kau memilih pergi maka aku akan mencarikan tempat aman untuk kalian berdua!" ucapnya.
Cristal tidak menjawab, dia masih terkejut dengan masa lalu Gail. Dia bahkan berpikir dalam hati, apakah saat ini dia terjebak dengan pria yang tidak jauh berbeda dengan Lucius? Gail masih menunggu, sebatang rokok kembali menyala. Dia akan memberikan waktu untuk Cristal berpikir agar wanita itu bisa mengambil keputusan yang tepat untuk dirinya sendiri.
karya mu keren keren,ada lucunya tegangnya,sedihnya,romantisnya semangat trs thor