NovelToon NovelToon
Benalu Dalam Rumah Tanggaku

Benalu Dalam Rumah Tanggaku

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Selingkuh / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Suami Tak Berguna / Ibu Mertua Kejam / Pihak Ketiga / istri ideal
Popularitas:6.1M
Nilai: 4.8
Nama Author: D'wie

Mentari merupakan seorang perempuan yang baik hati, lembut, dan penuh perhatian. Ia juga begitu mencintai sang suami yang telah mendampinginya selama 5 tahun ini. Biarpun kerap mendapatkan perlakuan kasar dan semena-mena dari mertua maupun iparnya , Mentari tetap bersikap baik dan tak pernah membalas setiap perlakuan buruk mereka.

Mertuanya juga menganggap dirinya tak lebih dari benalu yang hanya bisa menempel dan mengambil keuntungan dari anak lelakinya. Tapi Mentari tetap bersabar. Berharap kesabarannya berbuah manis dan keluarga sang suami perlahan menerimanya dengan tangan terbuka.

Hingga satu kejadian membuka matanya bahwa baik suami maupun mertuanya dan iparnya sama saja. Sang suami kedapatan selingkuh di belakangnya. Hanya karena pendidikannya tak tinggi dan belum juga dikaruniai seorang anak, mereka pun menusuknya dari belakang.

Tak terima perlakuan mereka, Mentari pun bertindak. Ia pun membungkam mulut mereka semua dan menunjukkan siapakah benalu sebenarnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DUA PULUH SATU

"Huh, capek banget, ma! Masa' pulang kuliah aku disuruh bersih-bersih rumah kak Shandi sih? Enak bener sih Erna, kerjanya tinggal ongkang-ongkang kaki aja," gerutu Septi seraya merebahkan tubuhnya di sandaran sofa dengan sebelah tangan menutupi matanya.

"Kakak ipar kesayangan loe tuh. Jadi terima aja risikonya," cibir Septian yang baru saja masuk ke dalam rumah Shandi. Ia kesana karena ingin meminta uang SPP sekolahnya.

"Mulut loe ya! Belum pernah kena bogem mentah, hah!" bentak Septi. Ia sedang benar-benar kesal. Ia sudah kelelahan tapi Septian masih saja mengejeknya.

"Coba aja kalau bisa! Loe pikir gue takut. Besar mulut doang aja banyak tingkah," sinis Septian dengan seringai mengejek.

"Kalau loe emang sayang banget sama kakak ipar kesayangan loe itu, sana pergi! Loe pikir dia bakal nampung loe! Hidupnya sekarang aja gue yakin, kesusahan. Tempat tinggal nggak punya, kerjaan nggak punya, pake sok-sokan nginap di hotel terus bawa mobil mewah entah punya siapa. Jangan-jangan sekarang dia jadi simpanan om-om kepala botak berperut buncit," ejek Septi sengaja memanas-manasi Septian. Bukannya termakan ejekan Septi, Septian justru menyeringai.

"Oh ya? Yakin loe? Hati-hati loe, sebagai seorang sodara gue cuma mau memperingatkan loe aja, jangan terlalu benci dan jangan terlalu suka menjelek-jelekkan orang lain yang udah baik sama kita. Entar ketulah baru tahu rasa. Ingat, Tuhan itu nggak tidur, apa yang kita tanam, itu yang akan kita tuai. Loe ingat kan, kak Shandi itu bisa lanjut kuliah berkat kiriman mbak Tari selama jadi TKW di Malaysia. Setelah nikah, hidupnya berkecukupan malah wah dengan jabatan bagus pula di tempat kerja. Tapi ... baru berapa hari juga nikah sama kakak ipar kesayangan loe itu nasibnya udah kayak gini, diturunin jabatan. Gue nggak tahu ke depannya bagaimana soalnya perbuatan kalian itu udah keterlaluan. Selalu menghina mbak Tari, kurang-kurang kalian mendorong kak Shandi buat selingkuh. Hati-hati, karma itu does exist," ucap Septian dengan seringai mengejek.

"Nggak usah sok nasihati loe, masih bocah juga," bentak Septi geram karena kata-kata Septian yang seolah memojokkannya.

"Gue emang bocah, tapi hanya bocah ini yang pikirannya masih waras dan lurus."

"Jadi loe ngatain kami semua gila, hah? Dasar brengsekkk! Sialan ... "

"Kalian bisa diam nggak!" bentak Rohani murka. Setelah sejak tadi ia hanya diam dan mendengarkan saja perdebatan antara kedua saudara itu, tapi lama-lama Rohani jengah juga. Apalagi kata-kata Septian seolah menyinggung dirinya juga.

Tak ingin lagi berdebat yang justru akhirnya bisa memicu ibunya marah, Septian pun segera berlalu dari sana kemudian ia menunggangi motornya gegas pergi dari rumah yang tak hangat lagi itu.

Karena terbawa rasa kesal, Septi pun mengalihkan perhatiannya dengan membuka aplikasi sosial medianya. Ia gulirkan jemarinya di atas layar persegi panjang tersebut sambil memperhatikan apa-apa saja yang dibagikan atau sedang jadi bahan perbincangan warganet saat ini. Hingga akhirnya jemarinya berlabuh di salah satu unggahan yang ia lihat memiliki banyak sekali like dan komentar.

Unggahan itu hanya berupa foto seorang perempuan cantik yang tengah duduk sambil menghadap sunset. Foto itu diambil dari posisi agak menyamping sehingga wajahnya tidak terlalu jelas, namun tetap saja tampak rupawan dengan caption 'Nggak sengaja lihat bidadari lagi melamun. Cantik banget!'.

Postingan yang tertanggal hari ini di jam 17. 35 dan lokasi Pantai Kuta, Bali ternyata telah dilike lebih dari 10.000 akun dan komen tembus hingga di atas 2.000, Septi sampai terperangah sendiri melihatnya. Lantas Septi pun memandanginya lebih dalam lagi.

Semakin Septi pandang, wajah itu kenapa begitu familiar di benaknya?

Septi lantas menggulir jemarinya, membaca komentar-komentar yang sarat akan pujian dan kekaguman pada sosok itu. Hingga jemarinya berhenti di satu akun yang menge'tag akun si pemilik wajah cantik itu. Sepertinya orang itu mengenal atau berteman dengan si cantik yang sedang digandrungi banyak orang itu.

Karena penasaran, Septi lantas membuka akun perempuan yang sedang jadi bahan perbincangan itu. Mata Septi terbelalak saat mendapati foto-foto orang yang memang begitu familiar dengan dirinya selama 5 tahun ini.

"Mbak Tari?" gumamnya tak percaya saat melihat berbagai macam foto dengan berbagai macam latar dan yang terbaru memang merupakan foto-foto yang diambil di daerah Bali.

"Kenapa kamu sebut nama perempuan mandul itu? Dia ada hubungi kamu? Ck ... pasti dia mau minta maaf dan minta kamu bilang ke Shandi kalau dia mau batalkan gugatan cerainya kan!" tukas Rohani sinis. Selalu saja menganggap rendah Mentari dan mengagung-agungkan putra sulungnya itu.

"Bu-bukan, ma. Tapi ... mama lihat ini!" tukas Septi sambil menunjukkan sosial medianya yang menampilkan postingan-postingan Mentari yang tengah berlibur di Bali.

...Foto...

...[Menikmati kesendirian]...

...foto...

...[Wellcome, lembaran baruku!]...

...foto...

...[Enjoy my life]...

Sama seperti Septi, mata Rohani pun terbelalak saat melihat foto-foto Mentari yang sedang menikmati liburannya di pulau Dewata itu. Bahkan di foto-foto itu, Mentari tampak mengenakan outfit yang keren dan berkelas. Ada juga ia tengah duduk bersantai di kap mobil dengan gaya yang begitu memukau.

"Bagaimana bisa dia jadi seperti ini? Kok dia bisa liburan di Bali dan pakai barang-barang mahal seperti ini? Apa selama ini dia korupsiin uang kakak kamu ya?" tukas Rohani heran. Ia bahkan menduga-duga seenaknya seolah gaji dari Shandi sangatlah besar hingga bisa dipakai Mentari untuk bersenang-senang.

"Atau jangan-jangan dugaan Septi tadi benar ma kalau sekarang Tari jadi simpanan om-om kepala botak perut buncit?"

"Itu lebih masuk akal, Sep. Dari mana coba dia bisa dapatkan uang sebanyak itu untuk bersenang-senang dan liburan di luar kota. Ia, dasar perempuan murahan. Pantas saja dia dengan santainya mengajukan gugatan cerai sebab dia udah menemukan mangsa yang lebih besar. Untung aja, mereka udah mau bercerai, kalau nggak, iiih ... mama takut kakak kamu malah terkena penyakit kelamin. Ih, amit-amit deh," cemooh Rohani yang memang sangat suka berpikiran negatif bila hal tersebut berhubungan dengan Mentari.

Sementara ibu dan anak itu sibuk menduga-duga seenak udelnya, Mentari justru sedang menikmati suasana pantai yang semburat jingganya tampak begitu indah.

Saat baru saja Mentari hendak pulang ke hotel tempatnya menginap, sebuah panggilan dari Jeanara masuk ke ponsel Mentari. Mentari pun gegas mengangkat panggilan yang telah lebih d6ia sambungkan ke earphone yang memang selalu ia sediakan.

"Bestieeee, kurang ajar banget kamu ya senang-senang sendiri, nggak ngajak-ngajak lagi!" pekik Jeanara membuat Mentari terlonjak kaget.

"Heh, toa loe bisa dikecilin dikit nggak! Bisa-bisa kuping gue jadi budek gara-gara ulah loe!" hardik Mentari berpura-pura marah membuat Jeanara di seberang sana menyengir lebar.

"Hehehe ... sorry. Soalnya gue sebel, kok liburan nggak ngajak-ngajak lagi," sungut Jeanara membuat Mentari terkekeh.

"Heh, loe itu baru seminggu lahiran, bisa kena gorok mas Abdi gue kalo tiba-tiba ajak loe liburan. Dah, istirahat aja dulu sana! Kalau kesehatan loe udah oke, baru kita jalan bareng, gimana?"

"Hhmmm ... nggak ada alternatif lain. Huh, awas ya kalo lain kali jalan-jalan sendiri, entar gue marah, loe tanggung sendiri akibatnya!"

"Cie, ngancem!" ledek Mentari sambil terkekeh.

"Heh Ri, loe udah buka sosmed loe?" tanya Jeanara.

Mentari reflek menggeleng, padahal mana mungkin Jeanara bisa melihatnya, "nggak, kenapa?"

"Wah, bisa-bisanya loe udah buat heboh di jagad maya, eh loe nya malah nyantai-nyantai aja."

"Emang kenapa sih? Nggak usah berbelit-belit, bingung gue," kekeh Mentari sambil fokus dengan kemudinya.

"Foto loe viral. Ada yang foto loe lagi nikmatin sunset diam-diam terus di-posting. Loe udah jadi artis dadakan sekarang. Banyak fans, liat aja kalau nggak percaya."

"Hah? Masa'?" gumam Mentari tak percaya. Mentari pun lantas segera mencari tempat sepi kemudian menepikan mobilnya. Setelah dirasa aman, Mentari pun segera membuka ponselnya. Seketika, matanya terbelalak. Ternyata apa yang baru saja dikatakan Jeanara tadi benar adanya.

"Duh, kok bisa begini?" gumamnya tak menyangka. Bahkan kini jumlah followernya telah bertambah begitu signifikan membuatnya aneh sendiri, kok dirinya bisa diviralkan kayak gitu. Bukan hanya itu, baik messenger maupun kotak pesannya pun kini telah dipenuhi chat-chat dari orang yang tidak dikenalnya untuk mengajak berkenalan membuat alis Mentari saling bertaut kemudian terkekeh sendiri.

...HAPPY READING 🥰🥰🥰...

1
zee_
/Angry/
Osie
hahahahaha good job tari
syska
Luar biasa
Ades Astiti
selamat atas kelahiran baby twins😁😁
zee_
astagaaaa
zee_
lah
zee_
jijik kali aku wey
Casudin Udin
Luar biasa
Ades Astiti
ky nya milea mau cangkok sumsum anaknya dech...
Made Surada
ceritanya bagus
Ngurah Panji
Aneh.....! 1 ginjal orang dewasa, 1 lagi anak. apa cocok ya....?
N_Mi_Saja
Luar biasa
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
bagus bagus bagus ... 👏👏👏👍👍👍💙💙💙
alur dan bahasa nya enakeun pisaaaannn ...
biarpuuuuuunnn ... ada typo2 ... tp masih bisa dipahami..
ada pembelajaran agama ...
apalagi ya ?
ah ... poknya keren deh ah .... 😍😍😍😍😍
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
mahap kak othor ... rahim cuma 1 ...
yg 2 itu indung telur ... 😉
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
ealaaaa .... baru aja tadi di bab sebelomnya Neng Gemoy kasih pujian ke Raniah yg spt nya paham dgn prinsip Jerva ... ternyata koq ya keukeuh sumeukeuh pengen maksa jadi istri ke-2 ...

Raaannn ... Raaaann .... perlu di keplak dulu yak biar waras ... 🙄
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
haiyyyaaaa ... keluar deh asli nya "si iblis" Edward ...
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
ternyata Raniah paham yaaa ... kenapa Jerva sampe bersikap spt itu ...
salut juga sama Raniah yg bisa menghormati prinsip Jerva ....
cari cowo lain aja ya Ran .... ato bujuk kak othor deh biar hadir cowo yg 11-12 sama Jerva ... 😅
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
se7 pake bangeeettt .... 👍
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
issshh Jerva .... bikin tambah lope lope tau gak siiiii ... 😍💙
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
cakeeeeppp .....
tetep sopan tapi cleaaarrrrr .... 👍👍👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!