Beda Agama adalah LDR paling jauh.
Ghea terpaksa berpisah dengan Tristan, meskipun mereka saling mencintai, namun keyakinan dan Iman mereka berbeda membuat hubungan mereka tak bisa bersatu.
Fadhil seorang dosen di universitas swasta yang berusia 35tahun akan menikah dengan Yasmin kekasihnya yang seorang model ternama berusia 30tahun.
Mereka sudah berpacaran selama 10 tahun. Tapi Penantian Fadhil selama 10tahun berakhir menyedihkan, tak disangka Yasmin pengantinnya kabur dengan pria lain.
Namun pihak keluarga Fadhil menginginkan pengantin pengganti karna tidak ingin menanggung malu, Ghevana atau biasa dipanggil Ghea yang masih berusia 18tahun terpaksa menggantikan Yasmin sang Kakak yang kabur dengan pria lain.
Bagaimanakah kehidupan Rumah tangga Ghea dan Fadhil?
Akankan perbedaan usia 17tahun membuat mereka saling mencintai dan mengerti?
Dan bagaimana dengan Tristan saat mengetahui Ghea sudsh menikah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shann29, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MENGINCAR GHEA
Ditempat lain, Arnold baru saja melepaskan diri dari penyatuan panasnya bersama Yasmin. Setelah kejadian dirumah Erick, Arnold kembali keapartemen dan Yasmin pun ikut dengannya.
"Berapa usia adikmu?" Tanya Arnold pada Yasmin sambil menyesap minuman beralcohol.
"Kenapa tiba-tiba kau menanyakan dia, dan dia bukan adikku!!" Bentak Yasmin.
Arnold melempar gelas kristal kepojok kamar lalu menghampiri Yasmin dan mencapit kedua pipi Yasmin dengan tangannya. "Jangan berbicara dengan nada tinggi padaku." Bentak Arnold sambil menatap tajam Yasmin.
"Jawab saja pertanyaanku!!" Bentak Arnold lagi.
"Mungkin sembilan belas tahun lewat atau hampir dua puluh tahun." Jawab Yasmin dengan kesal.
Arnold tersenyum smirk, "Masih muda. Jauh sekali umurnya denganmu."
"Mau apa kau Arnold?" Tanya Yasmin penuh selidik karna menangkap gelagat tak baik.
"Hanya ingin tau saja. Apa dia yang menikah dengan tunanganmu saat kau pergi?"
"Iya, aku kira pernikahannya batal, tapi ternyata anak kecil itu yang menggantikanku."
"Sungguh beruntung tunanganmu."
Yasmin menatap lekat Arnold, "Apa maksdumu?"
Arnold tertawa, "Adikmu itu sangat muda, pasti begitu nikmat tubuhnya, pasti tunanganmu itu dengan mudah melupakanmu."
"Stop Arnold!! Berhenti membahas anak kecil itu."
"Kenapa sayang? apa kau cemburu?"
"Aku jauh lebih nikmat dari dia, dia tidak berpengalaman, dan aku yakin dia hanya akan seperti boneka diatas ranjang, hanya diam dan tidak memberikan balasan."
Arnold berdiri dari sofa dan melangkah menuju tempat tidur dimana Yasmin masih polos dan hanya menutup dirinya dengan selimut tebal.
"Kamu semakin tua Yas, bahkan gairahmu menurun. Aku mulai bosan."
"Arnold!! kamu sudah berjanji akan menikahiku dan menjadikan aku model papan atas dengan banyak job."
Arnold tertawa, "Yasmin.. Yasmin.. apa kau tidak sadar diri hah? saat pertama aku menyentuhmu, kau sudah tidak utuh lagi, dan umurmu bahkan sudah berkepala tiga? masih bermimpi kamu jadi model papan atas? tidak sadar dirikah kau setiap hari banyak model yang terlahir fresh dan menarik?"
"Kamu tidak bisa mencampakan aku begitu saja Arnold, aku sudah mengorbankan pernikahanku dan pergi lari bersamamu."
"Itu hanya sebuah pilihan Yasmin sayang, kamu yang terlalu serakah menginginkan lebih dari tunanganmu."
"Arnold please, kenapa kamu berubah?"
"Aku bosan padamu Yas, gairahmu tidak seperti ekspektasiku."
"Lalu mana janjimu Arnold? kau bilang akan memberikan kontrak kerja padaku lima tahun kedepan dan sebuah apartemen mewah."
"Wohooo." Arnold bertepuk tangan. "Apa ini yang kau tunggu sesungguhnya?"
Arnold tersenyum licik, "Akan kuberikan Kontrak di agensi ku dan apartemen mewah sesuai yang kau mau, dengan satu syarat."
"Apa?" Tanya Yasmin menantang.
"Bawa adikmu padaku, aku ingin menikmatinya semalam."
"Jangan gila kamu Arnold!! Dia sudah bersuami."
"Terserah, aku berikan waktu dua minggu. Ingat Yasmin, pamormu semakin menurun bersamaan dengan umurmu yang semakin tua. Tidak ada Agensi yang akan mengontrak model yang pamornya mulai menurun."
Ting tong.. Ting tongg
Suara Bel Apartemen Arnold berbunyi.
"Cepatlah berpakaian dan pulanglah, aku tunggu kabarmu sampai batas waktu yang aku berikan. Kamu tinggal pilih putus dariku tanpa mendapatkan apapun, atau putus denganku dan mendapat kontrak juga apartemen mewah dengan membawa adikmu kehadapanku."
Arnold keluar kamar dan membuka pintu apartemen. Tampak seorang model cantik datang dengan begitu menggoda.
"Hai sayang, maaf menunggu lama, tadi ada kendala dilokasi." Ucap Sheila sambil mengecup bibir Arnold sekilas.
"Tidak apa sayang, aku selalu menunggumu."
"Tubuhmu wangi parfum wanita, apa kau sedang berkencan dengan salah satu wanita koleksimu?"
Arnold tertawa, "Ya tapi aku tidak puas, dan aku ingin kamu memuaskan aku."
Arnold menarik Sheila keatas sofa untuk duduk dipangkuannya, menciumnya dengan begitu ganas, suara ******* lembut keluar dari mulut Sheila saat Arnold mencumbuinya.
Yasmin yang baru saja membersihkan diri dari kamar mandi didalam kamar Arnold mendengar suara itu.
"Siapa jal*ng itu? berani dia mendekati kekasihku." Geram Yasmin kemudian langsung keluar kamar dan betapa terkejutnya saat melihat Arnold dengan begitu ganas mencumbui Sheila.
"Arnold..!!" Pekik Yasmin.
Namun Arnold dan Sheila seolah tuli dan tetap melanjutkan aksinya, membuat Yasmin naik pitam lalu menjambak Sheila hingga jatuh dari pangkuan Arnold.
"Wanita gila!!" Ucap Sheila yang kemudian duduk disebelah Arnold sambil memainkan jari-jari lembutnya didada bidang Arnold.
"Arnold, tak bisakah kau menghargaiku, aku masih disini dan kau membawa jal*ng itu kesini."
"Jangan sebut wanitaku dengan sebutan jal*ng." Arnold mencium sekilas bibir Sheila.
"Pulanglah dan pikirkan penawaranku. Aku ada kerjaan lain bersama wanitaku."
"Arnold, aku bisa memuaskanmu, aku masih sanggup."
"Sudahlah Yasmin, aku sudah bosan dengan servicemu itu. Pulanglah." Bentak Arnold.
Seketika membuat Yasmin bergetar dan segera keluar dari apartemen Arnold.
"Aku menyesal tlah memilihmu Arnold!!"
***
Hoekk.. hoekkk..
Ghea memuntahkan isi perutnya.
Fadhil yang masih tertidur pulas langsung terbangun begitu mendengar suara dari dalam kamar mandinya.
"Ghea.." Lirihnya sambil melihat jam yang menunjukan masih pukul dua dini hari.
Fadhil memijit tengkuk leher Ghea, "Mual lagi Sayang?"
"Mas perutku gak enak banget." Keluh Ghea yang terlihat pucat.
"Sabar sayang, besok kita periksa ya."
Fadhil membawa Ghea kembali ketempat tidur dan memberikannya air mineral.
"Apa kamu salah makan lagi?" Tanya Fadhil.
"Tidak Mas, tadi pagi aku hanya makan yang ada dirumah ini, siang makan dirumah Tristan dan malam makan dirumah Ayah, gak sama sekali makan diluar yang aneh-aneh."
"Mungkin kamu masuk angin karna seharian terlalu lelah. Berbaringlah, biar aku balur perut dan punggungmu pakai minyak kayu putih ya."
Ghea mengangguk, selesai membalurkan minyak kayu putih pada tubuh Ghea, Fadhil memijat pelan kepala Ghea sehingga membuat Ghea lelap tertidur kembali. Sementara Fadhil, dirinya sudah tidak bisa lagi kembali tertidur dan memilih untuk sholat tahajud lalu menyelesaikan sedikit pekerjaanya sambil menunggu waktu subuh.
***
Dikampus, Stevi sudah menunggu Ghea didepan fakultas.
"By, aku langsung kekelas ya." Pamit Ghea pada Fadhil.
"Kamu yakin udah gapapa? pulangnya kita kedokter ya." Bujuk Fadhil lagi.
"By serius deh aku udah enakan banget ini. Gak usah kedokter ya."
"Ya sudah, tapi kalo pusing lagi bilang ya."
Ghea mengangguk dan tersenyum.
"Stev, titip Ghea ya." Ucap Fadhil pada Stevi.
"Siapp Pak.. tapi kasih saya bonus nilai lebih ya pak." Stevi menyengir.
"Gak ada Stev, bahkan istri saya sendiri tidak pernah saya bantu soal nilai. Berusaha sendiri demi masa depan kamu juga."
"Haisshh Bapak ternyata pelit banget sama istri sendiri, untung istrinya pinter Pak." Ucap Stevi.
"Udah, udah... yuk Stev, masuk kelas." Ajak Ghea pada Stevi.
Fadhil pun hanya tersenyum, dia juga melangkahkan kakinya menuju ruangan dosen.
"Gila ya laki lo pelit juga." Ucap Stevi.
"Ya begitulah, kalau soal nilai, doi gak ada kompromi."
"Service lo kurang memuaskan kali Ghe.." Stevi mulai kegersekannya lagi
"Apa sih Lo Stev.."
Stevi tertawa membuat Ghea hanya menggelengkan kepalanya.
"Coba goyangan lo lebih hot lagi Ghe, terus dirayu deh Pak Fadhil."
"Steviiii..." pekik Ghea.
"Bercanda Ghe.. Bercandaaa.."
"Jangan-jangan lo udah ya?" Tanya Ghea.
"Dihh demi dehh, gue masih rapet Ghe.. Gue jomblo, mau sama siapa juga gue ngelakuin?"
"Di iya nya punya pacar juga lo jangan sembarangan kasih mahkota lo Stev, lo harus punya prinsip kasih mahkota lo buat suami lo nanti."
"Iya iyaaa bu dosenn.. duhh udah kaya mau jadi penganten gue diceramahin begini."
Lalu mereka tertawa bersama.
.
.
.
.
...Dukung Author yuk, dengan Vote, like dan coment agar tetap semangat....