Demi untuk membalaskan dendam kepada orang - orang yang telah menghancurkan kebahagiaannya, sehingga seorang remaja pria berpetualang untuk mencari sebuah sekte yang akan di jadikan tempatnya mendalami ilmu bela diri.
Akhirnya dia bertemu dengan seorang pendekar serta sekte untuk tempatnya bernaung.
Karena kejeniusannya, dia dengan cepat bisa menjadi seorang pendekar yang kuat.
Akhirnya dia mulai memburu setiap murid sekte yang telah menghancurkan desa dan keluarganya serta setiap murid sekte aliran hitam lainnya.
Hal itu pula yang membuat dirinya juga di buru oleh sekte aliran Hitam
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Baryodo Aman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33. Jenius Muda Pendekar Ahli
Xia Jiao mulai menyerang terlebih dahulu, karena Tio Aming tidak bisa lebih dulu menyerang seorang wanita.
Akhirnya kecepatan serangan Xia Jiao di tingkatkannya karena belum bisa menyentuh jubah Tio Aming sedikit pun.
Tio Aming kemudian mulai mengeluarkan jurus - jurusnya dan mulai menangkis serta memblokir serangan yang di lancarkan oleh Xia Jiao.
Karena gadis itu tidak ingin berlama - lama lagi untuk bertarung, akhirnya Xia Jiao menaikkan tingkat tenaga dalamnya untuk menambah kecepatan serta kekuatan serangannya.
Tio Aming mulai kelabakan menghadapi setiap serangan yang di lancarkan oleh lawannya.
" Kekuatan serta kecepatan serangan gadis ini semakin bertambah saja, apakah kemampuan yang sebenarnya dari gadis ini masih di sembunyikan olehnya...!?." Gumam Tio Aming yang mulai melancarkan juga setiap serangan ke arah Xia Jiao.
Saat serangannya mengarah ke dada gadis itu, dengan cepat Tio Aming menarik kembali serangannya.
Konsentrasi Tio Aming jadi terpecah karena tidak boleh menyerang sembarangan lawan yang berada di depannya itu.
Sebab ajaran dari sektenya tidak akan membenarkan hal itu, jika serangannya mengenai tempat yang menjadi hal berharga bagi seorang wanita.
Saat ini kemampuan Xia Jiao sudah di tingkatkan sampai pada tingkat ke 8 pendekar tahap awal, hal itu membuat Tio Aming lebih kerepotan lagi untuk menyamai kecepatan serangan serta kekuatan yang di lancarkan oleh gadis itu.
Jenius dari sekte Shaolin itu langsung menggunakan tongkatnya untuk mematahkan setiap serangan jurus tangan kosong Xia Jiao.
Akhirnya Xia Jiao menggunakan pedangnya untuk mengimbangi serangan tongkat dari Tio Aming.
Tio Aming langsung melancarkan serangan jurus tongkat terkuatnya, Tongkat Penghacur Bumi.
Melihat lawannya sudah mengeluarkan seluruh kemampuannya, akhirnya Xia Jiao langsung menggunakan jurus pedang andalan sekte Bunga Persik yaitu Tarian Bunga Persik.
Gerakan tubuh gadis itu seperti menari dan tidak bertenaga, bagi setiap orang yang melihatnya, pasti akan menganggap remeh dengan kekuatan jurus tersebut, tetapi hal itu tidak demikian dengan apa yang Tio Aming rasakan.
Jenius sekte Shaolin itu telah merasakan setiap serangan yang terlihat lemah lembut itu adalah suatu bencana bagi mereka yang tidak memiliki kecepatan serta pengalaman dalam menghadapi serangan itu.
Karena kekuatan fisik serta kecepatan dari Tio Aming sudah di asah dengan baik, sehingga Xia Jiao tidak mampu untuk mengalahkannya jika masih berada di tingkat ke - 8 pendekar tahap awal, akhirnya Xia Jiao kembali menaikan tingkat tenaga dalamnya ke tingkat sembilan awal, dan hal itulah yang membuat Tio Aming terkena serangan telapak tangan dari gadis itu dan terdorong hingga keluar dari Panggung arena pertarungan.
" Ternyata gadis itu memiliki kemampuan yang berada jauh di atas Ku. Jadi sepertinya ada tiga jenius muda saat ini yang memiliki kemampuan jauh lebih di atas dari jenius - jenius muda yang ada." Gumam Tio Aming.
Jika Tio Aming berhadapan dengan Zheng Biao atau pun Hu Guan, sudah pasti dia mampu untuk mengalahkan kedua jenius itu, tetapi sayang, yang menjadi lawannya adalah Xia Jiao, yang sudah mencapai pendekar ahli.
Akhirnya pemenang sudah di umumkan oleh sang Jenderal.
Sehingga partai terakhir sudah tentu adalah Ma Guang dan Hu Guan.
Kedua jenius muda itu lalu melesat naik ke atas panggung.
Setelah sudah saling berhadapan, keduanya saling memberi hormat dan langsung menyebutkan sekte asal mereka masing - masing.
Sang Jenderal pun langsung memberikan isyarat agar pertarungan segera di mulai.
" Saudara Hu...aku ingin saudara langsung mengeluarkan seluruh kemampuan Mu, karena aku akan menyelesaikan dengan cepat pertarungan kita ini." Ucap Ma Guang yang tidak ingin membuang waktu lagi untuk bertarung.
Hu Guan sudah berada di tingkat ke - 7 akhir pendekar tahap awal.
Saudara Ma...bagaimana jika aku langsung menggunakan jurus pedang Ku? Apakah anda keberatan?." Ucap Hu Guan.
" Aku akan dengan senang hati untuk melayaninya." Jawab Ma Guang.
" Terima kasih saudara Ma atas kebaikannya." Ucap Hu Guan yang langsung menyerang Ma Guang dengan kemampuan puncaknya.
Melihat serangan yang langsung di lancarkan oleh lawannya, Ma Guang langsung menggunakan jurus langkah bayangan untuk menghindarinya.
Hanya beberapa senti saja jarak antara dada Ma Guang dengan ujung pedang milik lawannya saat dirinya menghindari serangan itu.
Yang langsung di balas dengan serangan cakar harimau miliknya.
Pedang Hu Guan hanya melewati samping kanan dari tubuh Ma Guang dan lansung kembali di tebasnya secara horisontal ke arah leher lawannya.
Akhirnya serangan cakar milik Ma Guang tidak bisa di selesaikannya, karena tubuhnya langsung berguling ke samping kiri untuk menghindari tebasan di lehernya itu.
Hu Guan tidak memberikan kesempatan kepada lawannya untuk mendapatkan posisi kuda - kuda yang baik.
Hu Guan langsung menyusul lagi dengan tebasan pedang secara diagonal dan vertikal.
Akhirnya Ma Guang langsung melentingkan tubuhnya untuk menghindar dengan mundur beberapa langkah kebelakang.
Jurus Pedang Bayangan milik Hu Guan sedikit merepotkan Ma Guang untuk mengembangkan serangannya.
Setelah menghindar mudur beberapa langkah kebelakang, akhirnya pijakan kaki Ma Guang kembali kokoh dan siap untuk membalas serangan dari Hu Guan.
Hu Guan seperti biasa tidak ingin memberi jeda untuk menyerang lawannya, jenius sekte Tapak Suci itu kembali langsung melesat dengan serangan tusukkan pedangnya ke arah tubuh Ma Guang.
Ma Guang kali ini sudah siap untuk melayani serangan tersebut dengan menaikkan tingkat tenaga dalamnya ke tingkat 7 pendekar tahap awal.
Setiap Patriak yang menyaksikannya langsung menggelengkan kepala mereka, hal itu di sebabkan karena apa yang mereka pikirkan sebelumnya adalah benar adanya, bahwa Ma Guang memang masih menyimpan kemampuan sejatinya.
Hal itu karena mereka bisa melihat apa yang di lakukan oleh Ma Guang, yaitu kembali menaikkan kemampuan tenaga dalamnya.
Cakar milik Ma Guang langsung mencengkeram dan langsung menarik pedang milik Hu Guan yang menusuk kearahnya, hal itu membuat tubuh Hu Guan begerak lebih cepat lagi untuk mengarah kepada Ma Guang yang langsung di sambut dengan serangan tinju dengan tangan kiri milik Ma Guang ke arah wajah Hu Guan.
Hu Guan tidak menduga hal itu, tubuh jenius muda dari sekte Tapak Suci itu langsung terhempas kearah kanan dari tempat berdiri Ma Guang.
Bukan cuma Hu Guan yang terkejut dengan serangan dari lawannya itu, tetapi setiap patriak dan juga matriak dari sekte Bunga Persik di buat tercengang.
Sebab tangan kanan dari Ma Guang yang mencengkeram pedang milik Hu Guan itu sudah di aliri dengan perubahan bentuk tenaga dalam.
Walau pun teknik itu di lakukan oleh Ma Guang hanya dalam waktu sepersekian detik, tetapi para pemimpin sekte itu masih bisa melihatnya.
" Ternyata anak itu juga sudah mencapai pendekar ahli." Gumam di dalam hati Matriak Ye Yaxi.
" Siapa sebenarnya mereka berdua? Mengapa keduanya bisa mencapai pendekar ahli di usia yang masih sangat muda!?." Gumam Matriak lagi.
Yang di maksud oleh Matriak Ye Yaxi ialah Xia Jiao dan Ma Guang.
Hal yang sama juga yang di pikirkan oleh tetua dari sekte bunga persik.
Sedangkan Patriak Hu Wei hanya mampu menatap keadaan putranya yang tubuhnya terjatuh di lantai panggung saat mendapatkan serangan tinju yang mendarat di wajahnya.
Pedang milik Hu Guan sudah terlepas dan sudah berada di dalam genggaman Ma Guang.
Setelah melihat hal itu, Sang Jenderal pun langsung mengumumkan bahwa pemenangnya adalah Ma Guang.
Ma Guang langsung mendekati tubuh lawannya dan langsung menyalurkan tenaga dalam untuk menyembuhkannya.
Akhirnya Hu Guang langsung siuman.
Saat membuka matanya, dia langsung menatap seorang pria muda yang sebelumnya adalah lawannya.
Dengan berjiwa besar, Hu Guan langsung mengakui kekalahannya.
" Terima kasih atas petunjuk yang sudah di berikan kepada Ku...hal ini akan menjadi pemicu buat diri Ku untuk lebih giat lagi dalam mengembangkan ilmu bela diri Ku." Ucap Hu Guan sambil memberi hormat kepada lawannya.
Hal itu langsung di tanggapi oleh Ma Guang dengan memberi hormat juga kepada Hu Guan.
~Bersambung~