Sakit! Paman, Duke

Dari atas langit tampak bulan purnama di iringi hembusan angin, terlihat seorang gadis berjalan sendirian. Sepanjang perjalan mulutnya tak berhenti menggerutu karna kesialannya bertambah. Ingin berteriak tapi takut di sangka orang gila. Sedari tadi ia sudah mencari jalan pulang tapi tetap saja. Ibu Kota yang luas itu dan banyaknya jalan membuatnya kesasar.

"Ah, sial !" Caroline berdecak pinggang. Ia melihat kanan kiri. Sama saja Kedua jalan itu ia tidak kenal.

"Paman." Teriak Caroline, kali ini ia butuh Duke Elios menemukannya. "Ya, sudah lah. Mungkin Paman sibuk dengan benalu itu. Mana mungkin Paman akan mencari ku,"

Caroline berniat mencari penginapan kecil dan sederhana. Mungkin uang tadi cukup hanya menginap satu malam saja.

"Penginapan Tulip." Ucap Caroline melihat papan bertuliskan nama itu. Caroline masuk, ia tidak peduli uangnya cukup atau tidak, yang jelas ia bisa tidur di tempat teduh daripada tidur di jalanan.

Sementara di sisi lain.

Pikiran dan hati Duke Elios tidak karuan, ia pulang ke kediaman keluarga Baron. Berharap Caroline juga pulang. Namun sesampainya disana Duke Elios hanya menerima tatapan tajam dari Baron Cosmin. Sedangkan Nyonya Verland hanya menangis, merutuki kecerobohannya sendiri. Setelah menginap di rumah temannya, ia kembali ke kediamannya karna Belia sakit dan semenjak itu mereka hanya fokus merawat Belia. Dan kini mereka menyesalinya, mereka takut sesuatu yang tidak di inginkan terjadi.

"Seharusnya aku membawa Caroline ke kediaman kita." Ujar nyonya Verland.

"Saat Caroline sudah di temukan. Kita akan membawanya." Timpal Baron Cosmin yang masih menatap ke arah Duke Elios.

Duke Elios tidak ingin berdebat, kali ini memang kesalahannya membuat Caroline kesal dan menghilang. Walaupun dalam hatinya tidak terima Caroline di bawa mereka, tapi kali ini ia akan membiarkannya saja. Tetapi bukan berarti setelah Caroline di temukan ia akan membiarkan Caroline ikut dengannya. Semua itu tidak akan pernah terjadi, justru ia akan membawa Caroline ke kediaman keluarga Duke.

Duke Elios pun membalikkan badannya, ia ingin melanjutkan mencari Caroline.

"Tunggu Yang Mulia Duke."

Duke Elios menghentikan langkah kakinya, ia berbalik, "Ada apa Baron Cosmin?"

"Yang Mulia tidak perlu ikut mencari atau terlihat khawatir. Seharusnya Yang Mulia senang Caroline pergi, bukankah selama ini Yang Mulia menginginkan Caroline tidak mengganggu kehidupan Yang Mulia." Ujar Baron Cosmin, ia marah saat ingat Caroline pernah menangisi laki-laki di depannya ini. Seumur hidup ia tidak pernah melihat Caroline menangis tersedu-sedu.

"Untuk kali aku tidak akan berdebat." Balas Duke Elios mengalah.

"Jangan mencarinya lagi Yang Mulia, biarkan Caroline ikut dengan kami."

"Baron Cosmin jaga batasan mu, aku diam bukan berarti aku menyetujui keputusan kalian. Aku lah yang menjaga dan merawat Caroline sampai dewasa. Lalu kalian seenaknya saja mengambil Caroline dari ku."

"Yang Mulia Duke sudah melepaskan Caroline. Jadi untuk apa.."

"Diam !" Bentak Duke Elios. "Aku tidak akan memberikan Caroline pada kalian." Sambungnya berlalu pergi.

"Kami berhak untuk menjaga Caroline dan ikut bersama kami."

"Dan aku lebih berhak menjaganya." Ucap Duke Elios tak mau kalah.

"Berhentilah, seharusnya kita fokus mencari Caroline. Biarkan nanti saja Caroline memilih ingin ikut dengan siapa." Ujar nyonya Verland.

Duke Elios langsung pergi, sementara Baron Cosmin hanya diam dengan wajah sedih.

Sedangkan di tempat lain.

"Ayah, apa Ayah tau? Caroline belum di temukan." Ucap seorang gadis yang duduk di samping Ayahnya seraya memotong daging sapi di piringnya itu.

Laki-laki berwajah tegas itu seketika menghentikan memotong daging di piringnya. Ada rasa khawatir di hatinya. Secepat kilat ia menepis rasa khawatir itu. Menurutnya Caroline memang pantas mendapatkannya bahkan lebih dari itu.

"Bagus putri ku. Buatlah Caroline menderita bahkan lebih menderita." Ujarnya.

Ariana melihat ke arah Tuan Knight, dalam hatinya merasa janggal. Ia penasaran ada permasalahan apa? hingga membuat Ayahnya sangat membenci keluarga Baron Bright.

"Ayah sebenarnya ada masalah apa? sampai Ayah sangat membenci keluarga Baron Bright." tanya Ariana.

Tuan Knight melanjutkan memotong daging sapi panggang yang tadinya sempat berhenti, ia menyantap daging kecil itu.

"Apa salah? Ayah mendukung Putri Ayah? nona Caroline tidak pantas bersama Duke Elios dan hanya kamu yang pantas mendapatkannya." Ucap Tuan Knight tersenyum, ia akan melakukan segala cara agar Ariana bisa bersama dengan Duke Elios sekalipun harus melenyapkannya. Karna dendamnya harus terbalaskan. Lagi pula jika bukan karna kakek Ariana, ia tidak mungkin menjadi tuan Knight, Baron yang terkenal. Semenjak itu ia merasa hutang budi dan sangat menyayangi Ariana walaupun hatinya tidak mencintai Ibu Ariana.