[Warning! Adult Romance]
Jeje tidak menyangka jika PS partnernya adalah seorang mafia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shim Chung, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MAHM BAB 12 - Ingin Berakhir
Damian terus memandangi ponselnya menunggu balasan pesan dari Jeje tapi sayangnya balasan yang ditunggunya itu tak kunjung dia terima.
"Sial!" umpatnya kesal.
Sementara Keith yang memperhatikan tingkah laku Damian sedari tadi hanya bisa terkekeh geli. Hanya karena PS partnernya Damian bisa begitu frustasi.
Saat ini keduanya berada di markas karena sedang mengecek keadaan barang yang akan mereka selundupkan seperti biasa.
"Kenapa lagi?" tegur Keith yang tidak tahan untuk bertanya.
"Wanita itu tidak membalas pesanku! Aku lengkap mengirim bersama fotoku!" sahut Damian dengan menggeram.
Siapa saja yang melihat ekspresi Damian saat ini pasti akan ketakutan karena dari sorot matanya tampak kilatan amarah luar biasa tapi tidak untuk Keith yang justru tertawa terbahak-bahak.
"Hahaha... aku seperti melihat tontonan komedi!"
Tidak terima diejek seperti itu, Damian langsung mengeluarkan senjatanya dan menodongkan ke kepala Keith tanpa ragu.
"Kau akan membunuhku? Ayolah, kau masih membutuhkanku, Damian!" ucap Keith dengan gugup karena merasa bermain dengan orang yang salah.
"Seharusnya wanita itu datang kepadaku bukan? Aku bahkan sudah bersedia mencicipi bibir dan dadanya yang rata itu! Hal yang tidak pernah aku lakukan pada wanita manapun!"
Damian menahan kekesalannya dan Keith yang menjadi sasaran kekesalan itu.
"Sudah aku bilang 'kan bukan begitu cara menaklukan wanita!" sahut Keith dengan menjauhkan senjata dari kepalanya.
"Kau akan bilang kasih sayang lagi?"
"Bukan begitu, bersikaplah lembut sedikit!"
*****
Jeje berkutat dengan buku-buku di meja belajarnya. Dia memang sengaja tidak membalas pesan dari Damian dan mematikan ponselnya supaya pria itu berhenti mengganggunya.
Dia ingin konsentrasi belajar karena dia harus lulus tahun depan. Jeje tidak sabar ingin pulang ke Indonesia berkumpul dengan orangtuanya dengan menyandang gelar sarjana hukum.
Tapi saat dia tengah serius berselancar dengan setiap buku yang dipelajarinya, bell apartemennya berbunyi membuat Jeje keheranan.
"Siapa? Aku kan tidak pesan makanan!" gumam Jeje dengan terpaksa menutup bukunya sejenak.
Jeje segera membuka pintu apartemennya karena penasaran siapa yang bertamu malam-malam. Saat membuka pintu matanya membulat melihat Damian berdiri dengan dikelilingi anak buahnya.
"Da... Damian. Ada apa kemari?" tanya Jeje gugup karena merasa dirinya terancam.
Damian meneliti penampilan rumahan ala Jeje yang memakai celana hot pants, kaos oblong dan rambut dicepol ke atas. Dimata Damian, wanita itu begitu menggoda sampai kelaki-lakiannya terasa sesak di bawah sana.
"Kalian boleh pergi!" ucap Damian pada anak buahnya.
Mereka membungkuk dan berlalu pergi menjauh tapi masih berada di kawasan apartemen jadi jika sewaktu-waktu bosnya membutuhkan mereka, mereka akan siap menerima perintah.
"Minggirlah!"
Mendapat gertakan seperti itu, Jeje memiringkan tubuhnya yang otomatis Damian langsung masuk ke dalam.
"Baru kali ini aku berinisiatif datang ke tempat seperti ini, seharusnya kau mengucapkan rasa syukurmu!" ucap Damian kemudian dengan gaya arogannya seperti biasa.
Seakan sudah terbiasa dengan sikap Damian, Jeje tidak mau ambil pusing. Dia segera membersihkan salah satu kursinya dan memastikan kursi itu tidak kotor.
"Silahkan duduk! Kursi ini sudah terbebas dari kuman!" ucap Jeje mencoba setenang mungkin.
Damian terdiam sejenak melihat kursi itu setelah dirasa cukup steril barulah dia duduk.
"Mau minum apa?" tawar Jeje.
"Aku tidak mau minum!" tolak Damian tegas. Lalu dia menepuk pahanya. "Kemarilah!"
Dengan ragu Jeje mendekat dan duduk dipaha pria itu. Dan Damian langsung mendekap tubuh Jeje yang terasa pas dengan tubuhnya.
"Damian, bagaimana caranya agar hubungan kita berakhir?" tanya Jeje memberanikan diri.
sebelom nolong ketawa dulu ahh...