Seorang gadis berusia 20 tahun, yang bekerja sebagai pelayan di sebuah Mension mewah milik keluarga Angkasa.
Suatu hari, gadis bernama Dara itu, tak sengaja di nodai oleh putra satu-satu tuan Angkasa, yang menyebabkan ia hamil.
Karena kehamilannya, ia terpaksa di nikah sirihkan oleh laki-laki yang telah menodainya.
Ayo ikuti kisahnya, apakah Dara mampu bertahan dalam rumah tangga menjadi istri sirih sekaligus istri simpanan? Apakah dia bisa melalui ujian rumah tangga yang di penuhi banyaknya rintangan? Ataukah ia akan memilih pergi saja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bunda Qamariah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku lebih tau
Sekuat tenaga Dara menahan air matanya agar tak tumpah dari kedua bola matanya di depan nyonya Yunda yang sangat angkuh itu.
Dara membalik badan ingin keluar dari kamar Yunda, tapi ia kembali di hentikan oleh suara wanita itu.
"Kenapa kau tidak mengambil cek yang saya berikan pada kamu? Apa itu kurang? Ah, saya lupa, bukannya kau sudah mengambil uang sebesar 2 miliar dari putraku," sinis nyonya Yunda.
Dara sangat sakit mendengar setiap ucapan dari nyonya Yunda. Tapi ia berusaha menahan diri agar tak menjawab wanita itu.
"Anak dalam kandungan kamu itu, anak siapa? Apa benar itu anak Adam? Atau kau hanya menjebak putra saya agar bisa menikahi kamu? Cih! Sebegitu murahannya ternyata kamu Dara!"
Dara tak bisa lagi menahan air matanya, yang sudah terjun bebas membasahi kedua pipinya.
"Mulai besok, kamu tidak usah bekerja di sini lagi, saya tidak mau melihat kamu masih berhubungan dengan putra saya," tambah Yunda mengambil cek di lantai, kemudian berjalan ke hadapan Dara, kembali memberikan semula cek tersebut padanya.
"Ambil cek ini, dan jangan pernah kamu menemui putra saya lagi, saya juga tidak mau tau, anak siapa yang berada dalam kandungan kamu itu, apa itu anak putra saya atau bukan, yang jelas, saya mau, kamu jangan pernah membawa anak itu datang kemari, karena saya tidak mau mempunyai cucu dari darah daging wanita rendahan seperti kamu!"
Yunda tak sadar jika semua kata-katanya yang akan membuatnya menyesal kelak, karena Adam putra satu-satunya itu, tidak akan pernah bisa memberikannya cucu dari wanita lain, karena Adam tak pernah bisa berhubungan dengan wanita manapun, selain Dara.
Dara mengusap kasar air matanya, kemudian pergi dari hadapan nyonya Yunda yang telah menghinanya. Ia berjanji dalam hati, jika ia tak akan pernah muncul lagi di tengah-tengah keluarga Angkasa.
Melangkah keluar dari Mension megah itu dengan perasaan penuh tekad, ia tak akan pernah memaafkan semua perbuatan dan kata-kata Yunda padanya, ia juga tak mengambil cek yang di berikan Yunda.
Ia terus melangkah, tak peduli dengan beberapa tatapan para pelayan yang melihat aneh ke arahnya berjalan sambil menangis keluar menuju gerbang.
Di luar, ia berpapasan dengan Adam yang baru saja tiba.
Adam heran melihat Dara keluar dari Mension Papinya, padahal ini masih waktu jam kerja. Yang lebih membuat Adam tertanya-tanya, saat melihat wanita itu sedang menangis.
Adam turun dari mobil dan melangkahkan kakinya sedikit berlari menghampiri Dara, wanita itu berjalan laju meninggalkan Mension.
"Dara!" Panggil Adam mencegah lengan Dara.
Dara menarik kasar tangannya dari pegangan Adam, kembali ingin melangkah. Tapi Adam memegang semula lengannya.
"Ada apa Dara?" Tanya Adam khawatir melihat wajah Dara di banjiri air mata.
"Bukan urusanmu! Mulai hari ini! Kau jangan pernah datang ke rumahku lagi!" Dara menepis tangan Adam.
"Tapi ada apa dulu Dara? Aku salah apa denganmu? Kenapa kau mengatakan itu?" Adam semangkin bingung.
"Dengar sini baik-baik tuan Adam yang terhormat, mulai hari ini, saya tidak mau ada sangkut pautnya lagi dengan kehidupan anda! Ceraikan saya! Saya tidak ingin berurusan lagi dengan Anda!" kata Dara penuh penekanan dan langsung melangkah pergi dari hadapan Adam yang terdiam.
Ada rasa sakit dari lubuk hatinya yang paling dalam saat mendengar Dara mengatakan 'cerai' ia merasa tak rela jika harus berpisah dengan wanita itu.
Ia berlari masuk kedalam Mension, mencari keberadaan Maminya.
"Mami!" Panggil Adam berlari naik ke kamar Yunda.
"Mami!"
"Ada apa ..." Tanya Yunda saat Adam sudah tiba dikamarnya.
"Ada apa dengan Dara Mi?" Adam tau, pasti ada hubungan dengan Maminya.
"Ceraikan wanita itu, untuk apa kau memperistrikan wanita murahan seperti Dara! Kau harus ingat Adam! Kau itu sudah menikah dengan Anim!!" Yunda memarahi putranya.
"Jadi Mami sudah tau semuanya?"
"Iya, dan mungkin saja anak yang berada dalam kandungan wanita itu, anak dari laki-laki lain, kemudian menjebakmu untuk meniklahinya!"
"Cukup Mi! Mami sudah benar-benar keterlaluan! Bagaimana Mami bisa mengatakan itu, aku yang lebih tau, karena aku orang pertama yang menyentuh Dara!!" Adam meninggikan nada pada Maminya.
"Kau berani membentak Mami hanya untuk pel*cur seperti itu!!" Yunda benar-benar di selimuti emosi.