Kisah cinta antara dua anak manusia yang di pisahkan jarak dan waktu, kehidupan yang keras dan penuh dengan manipulasi membuat mereka saling terpisah satu sama lain. Akankah Samudra dan langit akan bersatu…? Jika penasaran dengan ceritanya, baca novel ini ya…? Jangan lupa tinggalkan komentar dan like nya, karena dengan like dan komentar kalian bisa menambah semangatku untuk melanjutkan cerita selanjutnya, salam hangat…
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_1411, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana.
Setelah berbicara dengan oma, aku segera menghampiri nona angel yang masih berada di kandang kelinci dekat taman. Melihat nona angel yang membeberkan makan kelinci membuatku teringat akan angel yang sangat menyukai kelinci waktu dulu kami berjalan jalan di kebun binatang bersama anak anak panti, dulu angel sempat ingin memelihara kelinci. Tapi bu asih tidak memperbolehkannya, karena tempat panti yang tidak memungkinkan untuk memelihara binatang seperti kelinci tersebut.
“Sedang apa nona.” Nona angel menatapku sekilas, kemudian dia memalingkan wajahnya melihat kembali kelinci di depannya.
“Untuk apa kamu ke sini, aku ingin sendiri dulu. Aku perintahkan kamu untuk keluar sam.”
Aku tahu jika nona angel masih sangat kesal dan juga malu, tapi aku tidak menuruti kemauan nona angel yang menyuruhku menjauhinya.
“Nona kapan kita akan pulang, sepertinya hari sudah semakin siang. Saya kawatir jika tuan alex mencari nona.”
“Tunggu satu jam lagi, setelah itu kita pulang.”
Mendengar ucapan nona angel, menjadi membuatku terdiam. Akupun segera berbalik badan dan pergi dari tempat nona angel berada, dengan langkah mantap aku kembali masuk ke dalam rumah.
“Sam, bisa bicara sebentar.” Oma menghampiriku, akupun menuruti keinginan oma. Kami masuk ke dalam sebuah ruangan yang bisa aku terbak itu adalah ruangan untuk kerja, karena ada sebuah komputer dan beberapa berkas yang tersusun rapi di atas meja.
Akupun duduk di depan oma, bersekat meja kerja milik oma. Sedangkan oma duduk di kursi kebesarannya. Tampak oma menatapku intens sebelum memulai pembicaraan yang aku rasa sangat serius.
“Sam, sepertinya aku tidak bisa datang ke panti untuk menemui putri. Maksud ku langit, jadi aku bisa meminta tolong ke kamu untuk membawa langit ke rumah ini.”
Aku terdiam menimbang ucapan oma, di dalam pikiran dan hatiku sama sama bergejolak. Di sisi lain aku masih meragu akan ucapan oma yang mengatakan jika langit adalah cucunya, tapi di sisi lain aku juga ingin memepertemukan langit dengan keluarganya. Tapi aku takut jika hal itu akan bisa membahayakan langit, karena di saat aku melihat langit untuk yang pertama kali. Terdapat luka luka di tubuh kecil langit saat itu, aku tidak ingin jika aku mempertemukan langit dengan oma menjadi kesalahan terbesarku.
“Sam… apa kamu mendengarkan ku, apa kamu bersedia membawa langit ke sini untuk menemuiku.”
Aku menatap oma, di mata oma aku lihat seperti tatapan kerinduan seorang nenek ke cucunya. Sejujurnya aku masih ragu dengan keputusan yang akan aku ambil saat ini, tapi oma masih menunggu jawabanku saat ini.
“Oma maaf nyonya, boleh saya tahu penyebab hilangnya langit dulu. Karena pertama kali saya melihat langit, terdapat banyak luka di seluruh tubuhnya. Luka tersebut sepertinya bukan luka karena kecelakaan nyonya, tapi luka karena kekerasan seperti pukulan benda tumpul.”
“Apa sam…!!! Apa yang kamu katakan ini tidak menggada adakan sam, apa kamu yakin jika putri terluka karena telah di lukai oleh seseorang sam.”
“Saya yakin nyonya, karena beberapa kebiruan yang saya lihat di tubuh langit karena pukulan benda tumpul. Butuh waktu lama bagi kami waktu itu untuk memulihkan mental langit, langit yang sangat ketakutan melihat orang dewasa saat itu. Dan hanya saya dan bu asih yang dapat mendekati langit.”
Aku melihat oma menangis saat mendengar ceritaku, aku dapat merasakan jika oma sangat terluka setelah aku menceritakan kejadian yang di alami langit waktu kecil.
“Saat itu angel, putri, alex serta senja sedang berlibur ke puncak. Aku membiarkan mereka berempat berlibur tanpa ada firasat apapun yang akan putri dan senja alami, jika saja nasib naas mereka dapat aku ketahui sebelumnya. Maka aku akan mengerahkan pengawalan untuk senja dan angel, liburan yang berakhir aku harus kehilangan putri dan senja.”
Oma tampak menanggis tersedu sambil berulang kali menyapu air matanya dengan tisu yang ada di sampingnya.
“Aku yang mendapat kabar dari pihak rumah sakit jika alex dan angel sedang di rawat di rumah sakit tak jauh dari tempat mereka liburan saat itu, aku seperti orang gila mencari dan menanyakan keberadaan senja dan putri. Bertahun tahun aku mencari mereka sam, dan sampai aku akan memberikan imbalan yang tidak main main jika ada yang bisa menemukan mereka, entah itu dalam keadaan hidup atau mati. Senja sudah seperti anakku sendiri, begitu juga dengan putri. Dia adalah cucu kesayanganku setelah angel sam, aku… aku sangat ingin menemui putri kecilku.”
Setelah mendengar ucapan oma aku terdiam, begitu juga dengan oma. Dia terdiam sambil menangkan emosinya yang tadi sempat kacau karena mengingat masa lalu yang membuatnya sangat sedih, kehilangan orang yang sangat dia cintai dan kasihi.
“Baiklah nyonya, akan saya bawa langit menemui anda. Seminggu lagi saya akan libur, dan saya akan ke panti menemui langit untuk di bawa kesini.”
Aku melihat wajah oma terlihat cerah seketika, entah kenapa hatiku juga ikut merasakan kebahagiaan yang di rasakan oma saat ini.
“Sam… terima kasih, dan sebelum kamu ke panti kamu datang ke sini ya. Aku ingin menitipkan sesuatu untuk anak anak di sana.”
“Baik nyonya, saya akan ke sini terlebih dahulu sebelum ke panti.”
“Terima kasih sam, terima kasih.”
Oma menggenggam tanganku dengan sangat erat, akupun dapat melihat senyuman di wajah oma yang terlihat sangat berharap ingin menemui langit.
Tok… Tok… Tok…
Terdengar suara ketukan di depan pintu ruang kerja oma, terlihat nona angel masuk dengan perlahan.
“Oma, aku mau pulang sekarang, baru saja papa telpon dan menyuruhku segera pulang.” Ucap nona angel sambil mendekati oma, terlihat nona angel sangat manja ketika di samping oma nya.
“Baiklah, kalian hati hati di jalan ketika pulang. Tadi malam hujan lebat, sepertinya jalanan licin.”
“Santai aja oma, kan ada samudra. Dia sangat berhati hati dan teliti orangnya, oma tidak usah kawatir. Ya sudah kalau gitu angel sekalian pamit ya oma.” Aku lihat nona angel mencium pipi kanan dan kiri oma sebagai salam berpamitan, aku segera berdiri dan menyalami oma sebagai tanda perpisahan dan rasa hormatku untuk beliau.
“”Kami pulang dulu ya oma.” Ucap nona angel yang akan pergi keluar dari ruang kerja oma.
“Sam, jangan lupa.”
“Baik nyonya.”
Kami segera pergi dari kediaman oma yang terlihat sangat luas dan asri, dengan perlahan aku melajukan mobil nona angel keluar dari halaman rumah oma.
“Sam apa yang kamu bicarakan dengan oma tadi, aku melihat tatapan oma sangat serius saat menatap kamu. Aku hanya diam tanpa mau menjawab ucapan nona angel, aku tahu jika dia sangat penasaran.
“Baiklah jika kami tidak mau menjawab pertanyaanku, itu hak kamu. Lagian aku juga tidak akan ikut campur urusan kamu dan oma.”
Nona angel terlihat marah, akupun masih tetap diam tak mau merespons apapun ucapan nona angel.