"Kau yang memulai kan Xander? Maka jangan salahkan aku jika aku lebih gila darimu!" tekad seorang wanita bernama Arabelle Weister.
Bagaimana tidak karena sang suami tercinta ternyata sudah berselingkuh di belakangnya. Diapun menyewa seorang pria untuk membalaskan dendamnya, tetapi siapa sangka ternyata pria itu membawanya pada sebuah kebenaran dan cinta yang sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MeNickname, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 22
"Jadi bagaimana? Apa kau tetap ingin mengajukan perceraian? Kau sedang hamil, Ara." ucap Sean sekali lagi karena Arabelle tak kunjung menjawab.
"Antar aku ke rumah sakit sekarang juga."
"Untuk apa?"
"Aku harus tahu berapa usia kehamilanku."
"Tapi bagaimana kalau orang-orang Xander.."
"Kita akan menyamar."
"What?"
Mau tidak mau Sean mengikuti ide Arabelle. Dia akan mengantar wanita itu untuk cek kandungan, seandainya Arabelle sedang mengandung keturunannya maka Sean akan sangat bahagia. Tidak seperti sekarang justru dirinya merasa bingung harus berbuat apa.
Sebelumnya Arabelle memesan pakaian dan beberapa aksesoris untuk menunjang penyamarannya melalui pembelanjaan online. Dia meminjam ponsel Sean karena Arabelle belum mempunyai ponsel baru.
"Maaf aku terus merepotkanmu."
"Tidak masalah, bukankah kita adalah teman?" terasa begitu nyeri di ulu hati tapi Sean mencoba untuk menguasai dirinya.
"Nona Arabelle." panggil salah satu perawat. Arabelle tidak menggunakan nama belakangnya.
"Bolehkah aku ikut?" tanya Sean.
"Tentu saja."
Sean dan Arabelle masuk bersama-sama. Dokter menatap keduanya dengan aneh, bagaimana tidak karena penampilan mereka juga terlihat sangat aneh. Arabelle dan Sean memakai berbagai aksesoris berlebihan dan juga gaya pakaian yang sangat kuno.
"Silahkan berbaring, Nona!"
Dengan tenang Arabelle membaringkan tubuhnya diatas bed pasien. Wanita itu menjalani beberapa rangkaian pemeriksaan dan menjawab beberapa pertanyaan.
Saat perutnya diolesi gel, dia merasakan dingin sekaligus geli. Matanya kini tertuju pada layar monitor USG yang memperlihatkan kondisi di dalam rahimnya.
Arabelle sampai berkaca-kaca saat melihat jabang bayinya yang masih sebesar biji kacang. Dia baru berusia empat minggu.
"Trimester pertama memang sulit-sulit gampang Nona, mungkin akan ada beberapa gejala yang anda rasakan. Kondisi janin juga belum cukup kuat jadi sebaiknya anda melakukan bedrest jangan melakukan aktifitas berlebihan terlebih dahulu."
"Dan Tuan, tolong jaga kondisi hati istri anda ya. Mood ibu hamil memang sedikit menyebalkan." canda Dokter itu.
"Dia bukan suami saya, Dok." bantah Arabelle.
"Oh maaf, saya kira kalian suami istri."
"Dia adik saya, Dok." Sean bersuara. Dia bisa melihat ketidaknyamanan Arabelle.
"Oh begitu, sekali lagi maafkan saya Tuan, Nona."
"Tidak apa-apa."
"Ini ada beberapa vitamin yang harus ditebus. Semoga kandungannya sehat sampai melahirkan."
"Terima kasih, Dok."
Selesai menebus vitamin, Arabelle memutuskan untuk segera pulang. Tidak aman juga berada diluar apartemen meskipun sudah menyamar. Tapi ditengah perjalanan Arabelle melihat stand ice cream dengan antrian yang lumayan panjang, dia begitu penasaran.
"Sean!"
"Ya."
"Bisa kau berhenti disini?"
"Untuk apa?"
"Aku ingin membeli itu." tunjuk Arabelle.
Sean membuang nafasnya, Arabelle menginginkan ice cream, apa wanita itu sedang mengidam?"
"Baiklah." Sean menepikan mobilnya dan bersiap untuk turun.
"Biar aku saja." cegah Arabelle.
"Diamlah, aku akan membelikannya untukmu."
Arabelle mengangguk saja, sebenarnya dia tidak enak hati karena sudah banyak merepotkan Sean dan melibatkan pria itu terlalu dalam. Dia berjanji di dalam hati akan membalas kebaikan Sean suatu hari nanti.
Tapi tiba-tiba saja suasana hatinya berubah sedih. Arabelle mengusapkan tangannya diatas perut yang masih rata. Usia kandungannya empat minggu, sementara Xander sudah tidak pernah lagi menyentuhnya. Jika diingat-ingat mungkin hampir dua bulan Arabelle tidak melakukan hubungan dengan suaminya. Itu artinya, bayi ini adalah milik Zio, gigolo bayarannya.
Hal yang tidak pernah dia duga-duga sebelumnya, Arabelle pikir rahimnya tidak sesubur itu karena selama menikah dirinya tidak kunjung hamil. Itulah alasan Arabelle tidak mengharuskan Zio memakai pengaman saat berhubungan.
Tapi siapa sangka ternyata bibit pria itu kini tumbuh subur di dalam rahimnya.
"Jadi, ada dimana Daddymu sekarang?" lirihnya. Arabelle masih belum tahu kemana sebenarnya Zio pergi.