NovelToon NovelToon
Desa Penjahit Kain Kafan

Desa Penjahit Kain Kafan

Status: sedang berlangsung
Genre:Kutukan / Misteri / Horor / Rumahhantu / Hantu / Iblis
Popularitas:231
Nilai: 5
Nama Author: Mrs. Fmz

Di pinggiran hutan Jawa yang pekat, terdapat sebuah desa yang tidak pernah muncul dalam peta digital mana pun. Desa Sukomati adalah tempat di mana kematian menjadi industri, tempat di mana setiap helai kain putih dijahit dengan rambut manusia dan tetesan darah sebagai pengikat sukma.
​Aris, seorang pemuda kota yang skeptis, pulang hanya untuk mengubur ibunya dengan layak. Namun, ia justru menemukan kenyataan bahwa sang ibu meninggal dalam keadaan bibir terjahit rapat oleh benang hitam yang masih berdenyut.
​Kini, Aris terjebak dalam sebuah kompetisi berdarah untuk menjadi Penjahit Agung berikutnya atau kulitnya sendiri akan dijadikan bahan kain kafan. Setiap tusukan jarum di desa ini adalah nyawa, dan setiap motif yang terbentuk adalah kutukan yang tidak bisa dibatalkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mrs. Fmz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32: Teror di Balik Kelambu Putih

Saat kelambu itu terbuka, Aris terperanjat melihat tumpukan jarum yang disusun membentuk pola wajah ibunya yang sedang menangis darah. Ribuan batang besi kecil itu bergetar serentak, menciptakan suara gemerincing halus yang menyayat pendengaran di tengah kesunyian kamar yang lembap.

Cairan merah kental merembes keluar dari sela susunan jarum, membasahi kasur kapuk yang sudah menguning dan menebarkan aroma karat yang menyesakkan dada.

"Ibu? Apakah ini peringatan darimu ataukah sekadar jebakan untuk menghancurkan nalar kuturunanku?" bisik Aris sambil melangkah mundur dengan tungkai yang lemas.

"Jangan mendekat ke ranjang itu, Aris! Itu adalah teknik santet jarum yang dirajut menggunakan benang sukma!" teriak Sekar Wangi dari ambang pintu.

Aris menoleh cepat dan melihat Sekar sedang berjuang mencabik kain mori yang menempel ketat di wajahnya hingga jemarinya berdarah. Sebagai seorang perancang bangunan, Aris menyadari bahwa kamar ini bukan lagi bagian dari rumah tua yang ia kenal secara fisik.

Ruangan ini telah diputarbalikkan dimensinya, di mana setiap sudut dinding kayu kini memiliki sudut yang mustahil dan tidak sesuai dengan nalar konstruksi manusia.

"Sekar, tetaplah di sana! Kamar ini adalah pusat dari segala simpul jahitan yang ada di Desa Sukomati!" perintah Aris dengan suara parau.

"Aku tidak bisa melihat dengan jelas, Aris! Kain ini seperti menghisap cahaya dari bola mataku sendiri!" rintih Sekar sambil jatuh berlutut.

Tiba-tiba, kelambu putih itu terbang ke atas seolah ditarik oleh tangan tidak terlihat yang sangat kuat dan perkasa. Tumpukan jarum yang tadinya membentuk wajah sang ibu mendadak melesat terbang, mengincar setiap inci kulit Aris yang terbuka.

Aris segera meraih bantal busuk di sampingnya untuk menangkis serangan ribuan jarum yang melesat secepat anak panah dari busurnya.

"Sembunyi di balik lemari itu, Sekar! Mereka mengincar siapa pun yang memiliki darah keluarga kita!" raung Aris sambil menahan gempuran jarum.

"Gunakan botol tali pusat ini, Aris! Lempar ke arah tumpukan jarum itu agar energi negatifnya terserap!" seru Sekar sambil melemparkan botol kacanya.

Aris menangkap botol itu di udara dan menghantamkannya tepat ke arah pusat pusaran jarum yang sedang menari-nari di tengah ruangan. Pecahan kaca dan cairan keruh di dalamnya meledak, menciptakan asap hitam yang seketika membekukan gerakan ribuan besi tajam tersebut di udara.

Jarum-jarum itu jatuh berdentang ke lantai kayu, namun segera merayap seperti kelabang menuju ke arah kaki Aris yang telanjang.

"Mereka tidak mau berhenti, Sekar! Seolah-olah ada magnet gaib yang menarik mereka menuju nadiku!" teriak Aris sambil melompat ke atas meja kayu.

"Itu karena benang hitam di bawah kulitmu sedang memanggil mereka untuk masuk kembali!" sahut Sekar yang kini berhasil merobek sedikit bagian kain di matanya.

Sekar Wangi merangkak mendekat, ia melihat garis hitam di lengan Aris kini berdenyut merah terang dan mengeluarkan nanah yang berbau anyir. Sebagai seorang bidan yang paham akan anatomi tubuh dan racun gaib, ia tahu bahwa Aris sedang dijadikan sasaran untuk menjadi boneka hidup.

Sekar segera mengeluarkan bubuk penawar dari tanaman obat yang ia tumbuk sendiri, lalu menaburkannya di atas lantai untuk menghalau gerombolan jarum merayap.

"Kita harus menemukan jasad yang asli di balik kelambu ini, Aris, sebelum seluruh tubuhmu tertusuk besi!" perintah Sekar dengan tegas.

"Tidak ada jasad di sini, Sekar! Hanya ada tumpukan kain mori yang terus tumbuh dari balik bantal!" balas Aris sambil menunjuk ke arah ranjang.

Kain mori putih itu memang mulai memanjang, melilit tiang-tiang ranjang dan merayap ke langit-langit kamar dengan kecepatan yang tidak masuk akal. Aris melihat pola jahitan pada kain tersebut membentuk sebuah denah baru yang menunjukkan lokasi jantung desa yang sebenarnya.

Ia menyadari bahwa teror di balik kelambu ini adalah cara alam gaib untuk menunjukkan peta jalan menuju tumbal agung yang sedang dipersiapkan.

"Aris, lihat di atas plafon! Ada sosok yang sedang memegang ujung kain itu!" bisik Sekar dengan mata yang membelalak ngeri.

"Itu bukan manusia... itu adalah sosok penjahit malam yang wajahnya tertutup ribuan jarum perak!" sahut Aris sambil mengangkat linggisnya.

Sosok itu merayap turun dari plafon dengan gerakan patah-patah yang mengerikan, jemarinya yang panjang memegang gunting berkarat yang sangat besar. Setiap kali gunting itu dikatupkan, terdengar suara jeritan manusia dari balik dinding kamar seolah-olah ada nyawa yang sedang diputus paksa.

Aris merasakan lehernya mendadak tercekik oleh benang tidak kasat mata yang dikendalikan oleh sang penjahit malam tersebut.

"Lepaskan dia, makhluk terkutuk! Aris bukan bagian dari perjanjian tumbal yang kalian buat!" teriak Sekar sambil melemparkan pisau bedahnya.

"Semua yang lahir di tanah ini adalah benang yang harus ditenun menjadi kain kematian!" suara sosok itu terdengar seperti gesekan logam yang berkarat.

Sang penjahit malam mengayunkan guntingnya ke arah Sekar, namun Aris dengan cepat melompat dan menghantamkan linggisnya ke arah pergelangan tangan makhluk itu. Benturan logam bertemu tulang yang keras menciptakan suara dentuman yang menggetarkan seluruh fondasi rumah tua tersebut.

Makhluk itu menjerit melengking, mengeluarkan cairan hitam dari lubang jarum di wajahnya yang menyemprot ke segala arah ruangan.

"Cepat lari ke arah jendela, Sekar! Aku akan menahan makhluk ini sebentar lagi!" perintah Aris dengan napas yang memburu.

"Aku tidak akan meninggalkanmu sendirian menghadapi eksekutor desa ini, Aris!" balas Sekar sambil mencoba menusukkan ramuan ke punggung makhluk itu.

Namun, lantai kamar mendadak amblas, menelan mereka berdua ke dalam kegelapan yang jauh lebih dalam daripada sumur tua tadi. Aris mencoba menggapai tangan Sekar, namun tangannya hanya menyentuh helaian kain mori yang sangat dingin dan licin seperti lendir ular.

Mereka jatuh menghantam tumpukan tulang-tulang manusia yang sudah mengering di sebuah ruangan bawah tanah yang sangat luas dan sunyi.

"Sekar? Kamu di mana? Tolong jawab aku!" teriak Aris sambil meraba-raba di dalam kegelapan yang pekat.

"Aku di sini, Aris... tapi aku tidak bisa bergerak... ada sesuatu yang menusuk jantungku..." suara Sekar terdengar sangat lirih dan penuh kesakitan.

Aris menyalakan korek apinya dan jantungnya seolah berhenti berdetak saat melihat posisi Sekar yang sangat mengenaskan di hadapannya. Sekar Wangi tergeletak di atas sebuah meja batu besar, dan sebuah jarum gaib berukuran raksasa telah menembus tepat di tengah dadanya.

Darah segar mengalir deras, membasahi ukiran pola jahitan purba yang ada di atas meja batu tersebut seolah sedang mengaktifkan sebuah mantra raksasa.

"Tidak! Sekar! Bertahanlah! Aku akan mencabut jarum ini sekarang juga!" raung Aris dengan air mata yang tumpah tak terbendung.

"Jangan sentuh jarum itu, Aris... jika kamu mencabutnya, maka seluruh desa ini akan musnah tertelan bumi..." bisik seorang lelaki tua yang tiba-tiba muncul dari kegelapan.

 

1
Siti Arbainah
baru baca lngsung tegang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!